Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... desain grafis, blogger, -

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kompas Gramedia. Maskarja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membuka Tabir "Oplas" Ratna Sarumpaet dan Kegagalan Aksi Demo Berjilid!

6 Oktober 2018   09:38 Diperbarui: 6 Oktober 2018   12:33 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postingan Inggrid Kansil dan Dorce Gamalama saat memperlihatkan pamflet dukungan untuk Ratna Sarumpaet./Jpnn.com

Aksi demo pengusutan kekerasan pada Ratna Sarumpaet bisa jadi hanya dijadikan pemicu, sedangkan kasus-kasus lainnya bisa menjadikan kepercayaan masyarakat kepada Jokowi semakin menurun. Mulai dari kasus HAM yang belum juga terselesaikan, kasus hukum BLBI, kasus kekerasan pada penyidik KPK Novel Baswedan, utang negara, nilai tukar Dollar Amerika yang semakin tajam, dan masih banyak lagi yang bisa "digoreng"dan dijadikan dijadikan "bahan bakar" aksi demo berjilid.

Apabila aksi demo berjilid masif terjadi di seluruh Indonesia, tentu dampaknya akan semakin runyam. Kita punya pengalaman soal demo yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Selain aksi demo berjilid yang membuat elektabilitas Ahok semakin merosot, turunnya Suharto yang berkuasa selama 32 tahun itu, juga dimulai dari aksi demo besar-besaran, bukan hanya di Jakarta tetapi juga meluas di seluruh Indonesia.

Tapi, Alhamdulillah. Tuhan masih melindungi kita semua!

Dengan kesigapannya, Kepolisian menanggapi viralnya berita kekerasan yang dialami Ratna Sarumpaet.  Hasil penyelidikan Kepolisian membuktikan bahwa apa yang terjadi pada Ratna Sarumpaet bukanlah aksi kekerasan. Menurut Polisi, lebamnya wajah wanita berusia 70 tahunan itu adalah hasil dari operasi plastik (oplas)dari sebuah rumah sakit estetika di bilangan Menteng, Jakarta.

Para Intelektual yang "Berbohong" atas nama Rakyat

Lantas, mengapa politisi-politisi, seperti Fadli Zon, Rachel Maryam, Fahri Hamzah, politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean, dan Dahnil Anzar Simanjuntak, serta termasuk putri politisi senior Amien Rais, Hanum Rais yang seorang dokter gigi itu ikut menyebarluaskan lebamnya wajah Ratna Sarumpaet ke media sosial? Mereka semua memviralkan bahwa lebamnya wajah Ratna Sarumpaet akibat pengeroyokan dari orang-orang tak dikenal. 

Apakah mereka semua tidak mencermatinya, melihatnya lebih jelas, memeriksanya. Karena jika ada aksi kekerasan, sebagai orang yang dikenal keras bersuara, tentu saja Ratna Sarumpaet akan melakukan perlawanan. Dan, buka tidak mungkin, ada bagian tubuh lainnya, seperti tangan atau kakinya yang memiliki tanda-tanda kekerasan. Masa lebam karena kekerasan cuma ada di wajah, dan tak ada perlawanan?

Masa sih percaya begitu saja, Ratna tidak melaporkannya kejadian itu ke pihak kepolisian setempat. Sebagai sosok aktivis, Ratna terbiasa berhadapan dengan siapa saja. Bahkan, di masa Orde Baru, dia berani menggelar pentas teater "Marsinah Menggugat" yang ditentang rezim berkuasa. Dan, semua dihadapinya dengan berani.

Masa sih Prabowo Gampang Percaya?

Saya juga merasa heran dengan apa yang dilakukan bakal calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Beliau mengunjungi Ratna Sarumpaet di kediamannya setelah mengetahui aksi kekerasan yang dialami Ratna. Apakah Prabowo tidak curiga sedikitpun, atau bisa membedakannya lebam pada wajah Ratna Sarumpaet?

Sebagai seorang bekas militer berpangkat Letnan Jenderal, Prabowo berpengalaman di medan tempur. Pengalamannya semasa di Kopassus setidaknya memberikan pengetahuan yang cukup untuk bisa membedakan, mana lebam akibat pukulan dan mana lebam akibat operasi plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun