Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... desain grafis, blogger, -

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kompas Gramedia. Maskarja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akal-akalan atau Nekat, Prabowo Usung Eks Napi Korupsi Jadi Wagub Jakarta?

25 September 2018   06:00 Diperbarui: 25 September 2018   14:25 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hok menerima Bung Hatta Award/Bunghattaaward.org/

Partai Gerindra kembali ingin menunjukkan kekuatan taringnya kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kali ini, Gerindra begitu memaksakan kadernya M Taufik yang juga Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini untuk menempati posisi Wakil Gubernur Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno, karena diusung sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.

Partai Gerindra, sepertinya tak ingin memberikan kesempatan sedikitpun kepada kader PKS untuk mengisi posisi DKI2 itu.  Atau, ini hanya sekadar akal-akalan Prabowo untuk mencari perhatian publik di tengah pencalonan dirinya dan Sandiaga Uno Pilpres 2019?

Dengan kata lain, pada detik-detik terakhir, nantinya akan tersiar kabar dengan sikap legowo, Prabowo menyerahkan kursi DKI 2 kepada PKS untuk mendampingi Anies Baswedan? Entahlah!

M Taufik dan Anies Baswedan/Merdeka.com
M Taufik dan Anies Baswedan/Merdeka.com
Dalam beberapa kesempatan, Partai Gerindra memang terkesan lebih superior dibandingkan PKS. Misalnya dalam menentukan pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Barat lalu, di mana posisi bakal calon gubernur diberikan kepada Sudrajat yang merupakan kader Gerindra. Sedangkan  Ahmad Syaikhu dari PKS di posisi bakal calon wakil gubernur. Padahal, kalau dilihat dari jumlah perolehan kursi di DPRD Jawa Barat, PKS lebih banyak dari Gerindra.

Superioritas Gerindra juga ditunjukan dengan tidak menerima 9 kader terbaik PKS yang disodorkan sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo. Bahkan, di menit-menit terakhir, Gerindra justru mengusung dua kadernya sendiri, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk menghadapi Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Tidak sedikit rasa kecewa ditunjukkan kader-kader PKS kepada sosok Prabowo Subianto ini. Bahkan, PKS menyiapkan sejumlah opsi apabila gagal membuat mantan Danjen Kopassus ini memilih kandidat yang ditawarkan partainya sebagai cawapres pada Pemilu Presiden 2019.

Sejumlah opsi tersebut di antaranya, kemungkinan PKS akan melakukan negosiasi dengan partai lain membentuk poros baru, seperti yang dilansir Kompas.com (09/08/2018).

Namun, seperti yang kita ketahui, ancaman PKS itu tak lagi terdengar. PKS menerima Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Meskipun, sikap lunak PKS ini dibarengi dengan isu 'tidak sedap' seputar mahar politik sebesar masing-masing 500 miliar yang diberikan Sandiaga Uno kepada PKS dan juga PAN.

Jika, nyatanya Prabowo Subianto benar-benar menunjuk M Taufik sebagai DKI2, Gerindra sudah menunjukkan taringnya, bukan hanya kepada PKS melainkan juga kepada masyarakat Jakarta. Hal ini juga akan menjadi ujian kepada masyarakat Jakarta, mengenai kesungguhannya menjaga moral dan agama yang selama ini ditunjukkannya.

hok menerima Bung Hatta Award/Bunghattaaward.org/
hok menerima Bung Hatta Award/Bunghattaaward.org/
Seperti diketahui, jatuhnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah karena dianggap menistakan agama. Begitu pula M Taufik yang pernah ditahan untuk kasus korupsi ketika dirinya menjabat Ketua KPU DKI Jakarta, dan korupsi ini juga merupakan bentuk kejahatan yang tidak dibenarkan agama. 

Dalam hal ini, Ahok yang dikenal bersih dari korupsi, bahkan pernah menerima Bung Hatta Award,harus tersungkur ke dalam penjara karena politisasi agama dari sekelompok orang yang memang sudah sejak lama tak menginginkannya memimpin Jakarta. 

PKS adalah satu-satunya partai yang paling setia pada Gerindra sebagai oposisi Pemerintahan Joko Widodo. Apabila Gerindra benar-benar menghargai kesetiaan PKS ini, lantas mengapa Gerindra memunculkan nama M Taufik,  yang tak lain kakak dari M Sanusi, terpidana kasus korupsi di DPRD DKI Jakarta itu.

Bukankah lebih elegan jika soal kursi Wagub Jakarta yang kosong itu, biarkan jadi urusan PKS sendiri.

sumber  Artikel Kompas, Liputan6, Tempo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun