Dikatakan penting atau tidak penting, persoalan nomor urut ini tetap saja mash dianggap sesuatu yang mistis. Buktinya, setelah nomor urut itu didapat, muncullah ide dan pemikiran yang membuat nomor urut ini semakin mistis. Bahkan, ada juga yang mengaitkannya  dengan kepercayaan atau agama tertentu. Misalnya, di dalam agama Islam, diakui nomor ganjil itu nomor yang paling disukai. Begitu pula, ada yang mempercayai no.9 adalah nomor yang memberikan keberuntungan.
Apapun alasannya, yang membuat pasangan capres dan cawapres itu sukses atau tidak, bukan dikarenakan nomor urut yang didapat. Jangan karena sudah mempercayai nomor urutnya akan memberikan keberuntungan, lantas melupakan kerja keras untuk memenanginya. Sesuatu yang mustahil bisa menang tanpa kerja keras.
Nomor Urut SBY
Dalam beberapa kasus di dalam Pilpres ini, kita bisa melihat sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam keikutsertaannya dua kali Pilpres, SBY mendapatkan nomor yang berbeda. Ketika Pilpres secara langsung untuk pertama kali digelar tahun 2004, SBY bersama Jusuf Kalla (JK) mendapakan nomor urut 4, dn SBY-JK memenangi Pilpres 2014 tersebut.
Nah, sebelum mengikuti Pilpres 2019 ini, Joko Widodo (Jokowi) pernah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Jokowi bersama BAsuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diusung PDI P dan Gerindra mendapatkan nomor urut 3.Â
Pilkada DKI 2012 saat itu diikuti pasangan, baik yang diusung partai maupun lewat jalur independen. Meskipun harus melalui putaran kedua, Jokowi-Ahok akhirnya tampil sebagai pemenangnya.