[caption id="attachment_224401" align="aligncenter" width="476" caption="IPL vs ISL, akankah berlanjut? (foto: lestari.info)"][/caption]
TAHUN 2013 tinggal sebentar lagi. Banyak hal dan kemungkinan yang akan terjadi pada sepakbola Indonesia di tahun 2013, baik di level tim nasional maupun kompetisi liga. Untuk liga, akankah rivalitas IPL dan ISL berlanjut? Siapa yang bakal menjadi pemenang? Siapa yang bakal bertahan?
IPL, liga resmi dan legal yang bernaung di bawah federasi resmi dijadwalkan kick off pada 9 Februari. Jadwal kompetisi telah dirilis PT LPIS sebagai operator liga. Bagaimana persiapan klub IPL menyambut datangnya kompetisi?
Dalam waktu yang tak lebih dari 50 hari, belum terdengar gebyar persiapan klub IPL. Dari berita media massa, klub yang sudah siap mengarungi kompetisi nampaknya baru Semen Padang, PSM dan Persebaya. Tiga klub ini telah memiliki pelatih, aktif di bursa transfer dan telah memiliki skuad. Pemain yang disiapkan juga telah dikontrak.
Bagaimana klub lain? Belum begitu jelas. Yang tercuat ke permukaan justru kabar mengejutkan dari Persiba Bantul. Jawara Batik Cup 2012 ini terancam absen dari LPI karena tak punya dana.
Tentu, fakta yang menimpa Persiba menimbulkan tanda tanya besar menyangkut pendanaan klub, terutama kontribusi konsorsium. Bukankah klub-klub IPL memiliki konsorsium yang memayungi operasional klub? Jika tak punya dana, apakah ini artinya konsorsium sudah lepas tangan?
Jika Persiba kini kesulitan dana, apakah klub lain juga mengalami hal yang sama?
Karena jangka waktunya tinggal sekitar satu bulan, ini tentu masa yang krusial bagi persiapan klub. Yang terutama adalah pelatih. Klub harus punya pelatih. Dan tentu pemain. Pemain yang dikontrak harus sesuai dengan kebutuhan tim.
Pemain yang telah dikontrak juga harus menjalani pemusatan latihan. Dan jika memungkinkan, klub harus mengadakan semacam pertandingan uji coba guna mengetahui kelemahan, untuk secepatnya diperbaiki. Sepanjang yang saya amati, kecuali Semen Padang, Persebaya dan PSM, klub IPL sangat minim dalam uji coba.
Klub yang tidak mempersiapkan diri dengan matang tentu akan keteteran jika kompetisi sudah berlangsung. Dan ini tentu berdampak pada kualitas pertandingan. Jika pertandingan berlangsung seadanya, animo penonton akan tetap rendah seperti musim lalu.
Jika penonton minim, sponsor akan sulit didapat. Tak ada sponsor yang mau menggelontorkan milyaran rupiah untuk klub yang setiap  pertandingan hanya disaksikan ribuan penonton.
PT LPIS kabarnya akan memberikan subsidi buat klub. Namun belum jelas apakah subsidi akan diberikan menjelang atau di tengah kompetisi. Jika subsidi hanya 3-5 milyar, tentu ini tidak sebanding dengan kebutuhan klub yang mencapai 10 hingga 20 milyar untuk satu musim kompetisi.
Yang juga menjadi masalah bagi klub IPL adalah gaji pemain yang masih tertunggak. Rata-rata klub IPL hanya membayar gaji dua bulan ditambah  20% dari total 5 bulan tunggakan.
ISL lebih jreeng, tapi...
Dibandingkan IPL, maka ISL terkesan lebih gebyar. Lebih jreng. Sejumlah klub telah 'unjuk kekuatan' melalui Inter Island Cup (IIC) 2012. Jadi bisa diasumsikan, klub yang mengikuti turnamen IIC sudah siap mengikuti liga.
Namun bukan berarti klub-klub ISL tanpa masalah. Yang paling krusial tentu adalah gaji. Rata-rata klub ISL masih menunggak gaji pemain, yang durasinya bermacam-macam, mulai dari dua hingga 10 bulan.
Yang rada aneh adalah, beberapa klub yang mengikuti IIC ternyata belum melunasi gaji pemain. Jika klub punya dana untuk mengikuti IIC kenapa untuk gaji tidak? Bukankah sebaiknya dana untuk IIC dialokasikan untuk membayar gaji pemain?
Yang mungkin bisa dijadikan 'pelipur lara' untuk pemain ISL adalah, sebagian klub ISL sudah memiliki sponsor utama. Arema, misalnya, telah memamerkan pemain dan sponsor utama, yakni Anker Sport. Sponsor utama ini yang diharapkan sebagai payung untuk memenuhi kebutuhan operasional klub, termasuk gaji pemain.
Kendati lebih jreeng, kendala utama ISL tentu saja adalah statusnya yang ilegal. Jadi jawara ISL tak bisa berkompetisi di pentas internasional, terutama Liga Champion Asia. Namun menurut saya pribadi, hal itu tidak menjadi masalah serius.
Dengan kondisi keuangan pas-pasan, berkompetisi di ajang internasional itu artinya klub harus mengeluarkan dana ekstra yang jumlahnya bisa ratusan juta rupiah. Padahal, peluang menjadi juara juga kecil. Di level Asia Tenggara klub-klub Indonesia mungkin bisa berbicara banyak. Namun di luar itu, belum. Klub Indonesia belum bisa menandingi klub-klub asal Jepang, Korea Selatan, China atau Arab.
News Corp jadi penentu
Di tengah rivalitas antara IPL dan ISL, muncul pihak ketiga: News Corp, raksasa media internasional yang kemungkinan besar akan menjadi partner PT LPIS pada musim mendatang, dan di musim-musim selanjutnya.
News Corp ini yang kemungkinan akan memberi subsidi kepada klub-klub yang bakal mengarungi kompetisi. Karena namanya subsidi, tentu klub tak bisa berharap bahwa News Corp akan menanggung semua biaya operasional selama semusim. Jadi klub tetap harus berjuang guna menggaet sponsor. Jika klub bisa mendapatkan sponsor, dengan bantuan News Corp, IPL mungkin akan memenangkan pertarungan.
Tentu semuanya akan lebih mudah jika News Corp juga bertindak sebagai sponsor. Namun mungkin ini akan terkendala aturan. Karena setahu saya sebuah institusi tak bisa menjadi sponsor pada dua klub yang bermain di liga yang sama.
Hukuman untuk Terhukum
Menjelang akhir tahun, klub-klub ISL terancam hukuman. Pertama karena klub ISL melarang pemain memperkuat timnas. Ini bisa berujung sanksi. Kedua, himbauan PSSI agar ISL bisa digelar bersamaan dengan IPL, yakni 9 Februari. Jika himbauan ini ditolak juga bisa berujung sanksi.
ISL kemungkinan tetap bergulir sesuai rencana, yakni 5 Januari 2013. Alasan PT LI sebagai operator, karena jadwal sudah terlanjur dibuat dan dibagikan. Dan mengubah jadwal itu tidak mudah.
Jika ternyata klub ISL terkena sanksi, artinya itu merupakan hukuman ganda. Selang setahun terakhir, klub-klub ISL sudah berstatus terhukum. Jadi, jika sudah berstatus terhukum, maka sanksi apa lagi yang bisa dijatuhkan untuk klub ISL?
Lagipula, sudah terbukti, hukuman dari PSSI untuk klub-klub ISL tidak memiliki dampak secara signifikan bagi kelangsungan klub yang bersangkutan. Klub ISL tetap bisa berkompetisi. Bisa menggelar turnamen.
Juga, apakah hukuman itu masih sejalan dengan 'roh' roadmap yang disampaikan PSSI ke FIFA? Seleksi alam
Dengan berbagai pernik yang menimpa klub, baik IPL maupun ISL, maka kemungkinan besar tahun 2013 mendatang akan menjadi tahun seleksi. Klub-klub akan menjalani seleksi alam. Klub yang tidak ditopang sponsor akan gulung tikar. Klub yang selama ini bersandar pada APBD harus siap-siap tersingkir dari persaingan.
Di IPL, klub seperti Persiba mungkin harus mundur teratur jika tak juga mendapatkan sponsor. Di ISL, klub-klub yang tidak mengikuti IIC berpeluang besar untuk gulung tikar.
Pada akhirnya, di tahun 2014, ketika liga sudah menyatu, kita bisa berharap bahwa klub yang berlaga adalah mereka yang siap secara finansial, dan dikelola secara profesional.
Ada tidaknya sanksi FIFA, sudah saatnya klub sepakbola Indonesia dikelola profesional dan jauh dari kepentingan politik. Dan embrio seleksi alam akan berlangsung pada 2013.
Klub mana yang akan bertahan? Apakah IPL atau ISL tetap eksis hingga penghujung tahun 2013?
Kita tunggu saja tanggal mainnya... Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H