Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ranking FIFA, Piala AFF dan Laga Persahabatan Itu...

4 Desember 2012   00:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:13 2410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_219579" align="aligncenter" width="460" caption="Timnas Garuda (foto: blogger.com)"][/caption]

BAGAIMANA korelasi antara ranking FIFA dengan hasil Piala AFF? Di Grup B, apa yang terjadi merupakan cerminan dari ranking. Malaysia dan Singapura masing-masing memiliki poin yang sama (127) dan ranking yang sama (163). Di bawah mereka ada Indonesia (poin 124 ranking 165) dan Laos (poin 87 dan ranking 177). Dan seperti kita tahu, Malaysia dan Singapura yang akhirnya lolos ke semi final. Indonesia dan Laos, dua negara berperingkat terendah di antara semua peserta Piala AFF, tersisih.

Di Grup A, kejutan terjadi ketika Vietnam, negara berperingkat tertinggi di antara semua peserta (peringkat 138 dengan poin 217) tersisih. Vietnam menemani Myanmar, yang rankingnya paling rendah di antara peserta grup A (ranking 156 poin 149). Filipina akhirnya menemani tim kuat Thailand ke semi final.

Karena hanya mengantongi satu kemenangan, satu seri dan satu kali kalah, Indonesia tidak mendapatkan banyak poin untuk mendongkrak ranking. Berdasarkan estimasi di situs FIFA, poin yang bakal didapat Indonesia ada pada kisaran 143. Namun itu sudah lumayan dibanding poin yang sekarang yang hanya 124.

Yang mengundang tanda tanya adalah tidak tercantumnya pertandingan persahabatan antara Indonesia melawan Timor Leste dan Indonesia melawan Kamerun di situs FIFA. Artinya, dua laga itu tidak diakui FIFA. Padahal, menang melawan Timor Lesta dan hasil imbang melawan tim kuat Kamerun yang menempati ranking 62 pasti akan mendongkrak poin.

Mudah-mudahan tidak tercantumnya laga melawan Timor Leste dan Kamerun di situs FIFA itu hanya kesalahan teknis, hehehe. Tapi jika benar dua laga itu tidak diakui FIFA, ini tentu menjadi pelajaran penting bagi PSSI.

Kenapa Membayar?

Usai laga persahabatan melawan Kamerun sempat terkuak bahwa Indonesia membayar 'uang kontrak' sebesar 50 ribu USD (sekitar 480 juta) kepada Kamerun. Gara-gara uang belum dibayar laga ini sempat tertunda karena pemain Kamerun enggan turun ke lapangan sebelum dananya cair.

Fakta ini tak urung menimbulkan pertanyaan. Apakah memang merupakan hal yang lazim jika dua negara melakukan uji coba dan salah satu negara memberi 'biaya tanding' kepada lawannya?

Yang saya tahu, pemberian uang kontrak merupakan hal yang umum jika yang menjadi lawan adalah klub. Namun pembayaran itu biasanya tidak dilakukan federasi sepakbola, melainkan pihak ketiga yang menjadi promotor.

Namun untuk timnas? Kenapa Indonesia harus membayar kepada Kamerun? Jika Kamerun dibayar, apakah hal yang sama juga berlaku pada Timor Leste?

Selektif memilih

Setelah tersingkir dari Piala AFF, PSSI langsung mencanangkan untuk melakukan pertandingan persahabatan, minimal sebulan sekali. Sasaran utama adalah memperbaiki peringkat. Sekalipun banyak pendukung PSSI yang seolah tidak peduli dengan ranking Indonesia yang di era Djohar Arifin merupakan yang terendah sepanjang sejarah, namun bagi PSSI, ranking itu tak bisa dianggap sepele. Ranking FIFA merupakan cerminan langsung pada kualitas sebuah negara, setidaknya dari kacamata FIFA sebagai otoritas sepakbola tertinggi dunia.

Rencana memperbanyak pertandingan uji coba tentu merupakan hal yang positif. Karena tujuannya menaikkan peringkat, yang perlu dilakukan adalah menyeleksi negara mana yang bakal dijajal. Pengalaman melawan Timor Leste dan Kamerun yang (untuk sementara) tidak diakui FIFA harus menjadi catatan penting. Jangan sampai sudah capek-capek beruji coba, sudah keluar dana, namaun akhirnya tidak dianggap oleh FIFA.

Karena tujuannya menaikkan ranking, bisa diduga kalau negara yang bakal dijajal adalah yang diperkirakan bisa dikalahkan Indonesia. Karena kekuatan timnas Garuda juga gak bagus-bagus amat, maka mencari negara yang di atas kertas bisa dikalahkan juga tidak mudah. Timor Leste saja hanya bisa dikalahkan dengan skor tipis 1-0 bukan?

Selain berupaya menaikkan ranking, ada baiknya laga persahabatan juga dijadikan sebagai ajang bagi pemain untuk memperbanyak jam terbang. Juga mengasah mental bertanding.

Yang tidak kalah penting, ada baiknya laga persahabatan digelar dalam kaitan dengan Klasifikasi Piala Asia tahun 2013 mendatang. Seperti kita tahu, Indonesia berada di grup maut bersama Irak, Arab Saudi dan Cina. Ancaman bakal tejadinya pembantaian seperti ketika melawan Bahrain tempo hari rasa-rasanya bukan sesuatu yang mustahil.

Karena itu, untuk laga persahabatan, tak ada salahnya jika PSSI memilih negara calon lawan yang memiliki tipe permainan seperti Irak atau Arab Saudi. Jadi beruji coba melawan negara-negara Arab, mungkin bisa dijadikan opsi. Juga PSSI perlu mencari lawan tanding yang permainannya mirip dengan yang biasa dimainkan Cina.

Jika para pemain sudah terbiasa dengan gaya permainan yang mirip Arab Saudi, Irak atau Cina, maka dalam laga sebenarnya mereka tak akan kagok lagi dan bisa beradaptasi dengan mudah.

Dan satu hal yang penting, dalam laga uji coba mendatang sedapat mungkin Indonesia tidak membayar ke lawan tanding, hehehe. Kalau dibayar, oke saja dan malah bagus. Tapi kalau harus membayar? Jika PSSI punya dana berlimpah mungkin bisa saja. Namun karena PSSI kini megap-megap dalam hal dana, maka memberi match fee kepada lawan uji coba merupakan blunder yang tak perlu diulangi.

Hidup Inggris, hehehehe

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun