Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Bola Itu Bundar, Namun Lapangan Hijau Tetaplah Rata

23 November 2012   03:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:48 3888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Okto perlu belajar banyak pada Lionel Messi. Saat ini Messi merupakan pemain dengan teknik individu terhebat di planet bumi. Namun di Barcelona, Messi hanya sekali-sekali bermain individu. Dia tahu kapan harus ber-solo run, kapan harus bermain satu-dua dengan Fabregas atau Iniesta, dan kapan mengirimkan umpan.

Walau belum separah Okto, Andik juga terkadang suka tergoda bermain individu dan lupa bahwa sepakbola pada hakekatnya adalah permainan tim.

Kalau lapangan tengah, terlihat belum begitu maksimal. Belum ada keterpaduan dengan penyerang. Yang juga perlu diwaspadai adalah barisan pertahanan. Beberapa kali pemain Kamerun bisa lolos dan berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang. Namun saya yakin pelatih Nil Maizar pasti telah melakukan pembenahan.

Menang bermartabat

Bagaimana peluang timnas Garuda di Piala AFF? Peluangnya cukup besar, saya kira. Peluang untuk lolos dari fase group mungkin 75-80%. Peluang masuk final mungkin 60-75%. Peluang juara? Aku pikir ada pada kisaran 55-60%.

Jika ternyata juara, ini menjadi babak baru dalam sejarah sepakbola Tanah Air. Kemenangan itu patut disyukuri. Namun jangan mabuk dengan kemenangan. Jika menang, Indonesia bisa menahbiskan diri menjadi penguasa Asia Tenggara. Langkah selanjutnya adalah mencoba menatap level Asia.

Jika kalah, itu bukan akhir dunia. Jika tim Garuda keok, matahari akan tetap bersinar. Burung akan tetap berkicau. Kekalahan harus dijadikan wahana evaluasi, demi kepentingan tim di masa depan.

Memang, sebagaimana sifat khas Indonesia, jika ternyata tim Garuda kalah, pasti ada pihak tertentu yang sudah mengelus-elus siapa yang cocok dijadikan kambing hitam. Kambing hitam itu bisa Menpora, yang terlambat mencairkan dana. Bisa juga klub ISL yang tidak mengirimkan pemain terbaik. Bisa juga pihak 'Bakrie' yang dipercaya menjadi dalang konspirasi sehingga Diego tak bisa main.

Jika ternyata Indonesia kalah, itu bukan salah siapa-siapa. Indonesia bisa kalah karena 'bola itu bundar'. Bisa karena sial. Bisa karena tidak dinaungi Dewi Fortuna. Indonesia juga bisa kalah karena 'lapangan hijau itu rata'. Kalah karena secara kualitas tim lawan memang lebih bagus.

Kalah atau menang, sejujurnya saya berharap hasil Piala AFF bisa dijadikan pintu masuk untuk perdamaian. Untuk menyelesaikan kisruh sepakbola yang makin carut-marut. Namun, mungkin harapan saya ini terlalu muluk ya? hehehe

Apapun itu, untuk timnas Garuda, selamat bertanding. Bertandinglah dengan hati. Bertandinglah dengan penuh kebanggaan. Bertandinglah dengan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun