Ketika memasuki Alfamart, di manapun itu, Anda akan disambut senyum ramah para pramuniaga. Senyum itu pertanda keramahan. Dalam tingkat tertentu keramahan merupakan perlambang profesionalitas.
Senyum pengelola akan membuat pelanggan betah. Mereka akan datang lagi dan lagi. Senyum juga harus dibarengi sikap yang mau membantu, terutama jika si pembeli ‘tersesat’ dan tak tahu di mana persisnya produk yang dicari berada. Tak jarang ada pramuniaga Alfamart yang mau mengantar pembeli ke counter yang dituju.
Sebagai blogger, senyum itu penting. Senyum blogger juga pertanda keramahan (tapi tentu bukan senyum betulan. Karena semanis apapun senyum Anda itu tak ada artinya karena saya dan teman blogger lain gak bisa lihat, hehehe). Keramahan terpancar dari sikap menanggapi komentar teman. Keramahan berarti mau mendengar masukan, enjoy jika diajak bercanda, berkepala dingin jika mendapat kritik, tetap tenang dan rasional jika berdebat serta mau menjelaskan jika dimintai bantuan.
Jadi, jika memungkinkan, balaslah setiap komentar. Jika masih punya waktu, kunjungi balik teman yang sudah bersusah payah memberi komentar, dan balas berkomentar di tulisannya.
5.   Kontes dan social media
Langkah Alfamart yang menggelar kontes sehubungan dengan peringatan 12 tahun patut diacungi jempol. Apalagi dengan menggandeng kompasiana yang punya puluhan ribu pengguna. Kontes bisa dijadikan wahana untuk membangun dan menjaga basis penggemar. Sayang saya tidak melihat diintegrasikannya kontes ngeblog ini dengan Page Facebook atau akun Twitter Alfamart. Padahal kontes semacam ini sebenarnya merupakan momen yang tepat untuk mengumpulkan fans dan follower.
Sudah terbukti, social media merupakan wahana yang efektif untuk mendekatkan diri dengan pelanggan. Social media tak hanya sarana untuk promosi, namun merupakan alat untuk berinteraksi dengan pelanggan. Untuk mendengar apa pendapat mereka, mengetahui apa keluhan dan harapan.
Yang saya amati, Page Facebook Alfamart masih bernuansa promo dan belum sepenuhnya menjadi sarana dialog antara pelanggan dan pengelola. Saya pikir Alfamart tak perlu menunggu hingga muncul surat pembaca yang dimuat di koran Kompas yang berisi keluhan pelanggan atas pelayanan. Apalagi biasanya surat pembaca semacam ini akan menjadi kampanye negatif. Melalui social media, pengelola Alfamart bisa berkomunikasi dengan pelanggan secara real time, dan jika dilakukan dengan bijak, akan membangun loyalitas pelanggan. (Kebetulan kemarin saya baru mengirimkan naskah buku berjudul ‘Mengoptimalkan Blog dan Social Media untuk Small Business’ ke editor Elex Media Komputindo. Jadi sedikit-sedikit saya tahu tentang efektivitas social media pada bisnis. Alfamart tentu bukan ‘small business’ tapi pada prinsipnya metode kerjanya sama).
***
Masih banyak tips belanja dan ngeblog yang bisa ditulis, tapi karena yang ini sudah lumayan panjang, sampai di sini aja dulu.
Tips lainnya, jika Tuhan berkenan, nanti ditulis di ulang tahun Alfamart ke-13 tahun depan, hehehehehehe