Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jika Menulis Ibarat Menyanyi, Maka...

1 September 2014   01:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:58 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang penyanyi yang ingin rekaman membutuhkan musisi pengiring. Bisa satu atau beberapa orang, untuk memainkan berbagai perangkat musik. Bisa saja, seorang penyanyi hanya menyewa satu musisi untuk memainkan semua komposisi musik.

Saya ingat dulu, ketika Nicky Astria mengeluarkan album, musiknya digarap Ian Antono yang memainkan semua perangkat musik. Jadi Ian tak hanya main gitar, namun juga bas, drum hingga keyboard!!

Setelah musisinya oke, dilanjutkan dengan proses rekaman. Menyewa studio dan operator studio untuk merekam suara dan mixing.

Hal serupa berlaku di dunia tulis-menulis. Untuk menerbitkan buku, seseorang perlu 'musisi pengiring' untuk melakukan editing, membuat cover dan memformat naskah. Jika naskahnya sudah oke, selanjutnya dibawa ke percetakan.

Jika sebuah buku ingin diterbitkan dengan metode 'self publishing', maka pemilihan 'musisi pengiring' (editor, penata layout, pembuat cover) dipilih sendiri oleh penulis. Begitu juga dengan pemilihan percetakan, hingga jenis kertas.

Jika naskahnya diterbitkan penerbit besar, semua proses editing hingga pembuatan cover dan percetakan dilaksanakan sepenuhnya oleh penerbit.

Single vs album

Di dunia musik, seorang penyanyi bisa merilis single, yakni hanya satu lagu, seperti yang dilakukan Agnez Mo yang merilis Coke Bottle. Namun biasanya seorang penyanyi ingin menerbitkan album. Satu album biasanya berisi lebih dari lima lagu.

Jika si penyanyi hanya punya satu lagu namun ingin menerbitkan album, dia bisa bergabung dengan sesama penyanyi yang juga hanya punya satu lagu, untuk kemudian merilis album kompilasi. Yakni satu album yang lagunya dinyanyikan berbagai penyanyi.

Penerbitan buku 'singles' dan kompilasi juga berlaku di buku. Memang untuk cetak, tak dikenal istilah single, yakni sebuah cerpen yang panjangnya sekitar 5000-an kata untuk diicetak jadi buku. Biasanya sebuah cerpen bisa menjadi buku jika digabung dengan cerpen lain, menjadi sebuah buku kompilasi.

Buku kompilasi tak hanya untuk cerpen yang fiksi. Yang non fiksi juga bisa, seperti yang digagas Kompasiana yang bekerjasama dengan penerbit besar bermaksud menerbitkan buku kompilasi tentang SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun