[caption id="attachment_367510" align="aligncenter" width="477" caption="Save Koruptor (dreamstime.com/dok.pribadi)"][/caption]
Yang terhormat, pak polisi
Pertama-tama, ijinkan saya mengucapkan salam dan hormat atas kinerja pak polisi. Pak polisi telah berhasil membuktikan profesionalitas atas sejumlah kasus yang ditangani, terutama yang terkait dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Oh ya, perkenalkan, nama saya Sukarov Korupsky. Nama saya memang bernuansa Rusia pak, karena ayah saya dulu merupakan penggemar Marlyn Monroe (bagaimana hubungannya antara nama Rusia dengan Marlyn Monroe, sejauh yang saya tahu hubungannya baik-baik saja pak, hehehe).
Saya ini koruptor, pak polisi, namun sejauh ini belum dijamah KPK. Mungkin nanti. Teman-teman sesama koruptor mempercayakan saya menjadi Ketua Umum Persatuan Koruptor Seluruh Indonesia (PERKOSA).
Selama beberapa tahun terakhir, kami, para anggota PERKOSA hidup dalam ketakutan, takut jika kami dijadikan tersangka oleh KPK. Ini memang hanya masalah waktu pak, karena semasa menjabat, kami memang suka mengalihkan uang rakyat, juga uang negara, ke rekening pribadi. Itu sah-sah saja, karena menjadi kaya merupakan hak warga negara Indonesia.
Di tahun 2015 ini, peruntungan kami kelihatannya akan berubah. Untuk pertama kali dalam beberapa tahun terakhir, kami, para koruptor se Indonesia, bisa tersenyum lega. Kami lega, karena melihat musuh bebuyutan kami, KPK, sebentar lagi akan lumpuh.
Iya. Lumpuh. Dulu, tak pernah terbayang oleh kami bahwa KPK yang begitu kuat dan perkasa akan lumpuh. Dulu, itu terasa sebagai mimpi. Meminjam ungkapan Asmuni, salah satu dedengkot Srimulat tempo doeloe, melihat KPK lumpuh itu merupakan hil yang mustahal. Namun mimpi itu akan menjadi kenyataan. Sebentar lagi KPK akan lumpuh.
KPK akan lumpuh karena sebentar lagi para pimpinan akan menjadi tersangka, karena berbagai (dugaan) tindak kejahatan.
Karena itu, kami, para koruptor se Indonesia, menyatakan salut dan dukungan pada pak polisi atas apa yang telah Anda lakukan. Apa yang Anda lakukan itu sudah benar. Tak ada orang yang kebal hukum di Indonesia. Semua, termasuk pimpinan KPK, harus diusut dan dihukum jika terindikasi melanggar hukum. Apalagi Presiden Joko Widodo telah menyatakan dukungannya atas penyelesaian di atas hukum bukan?
Jadi, kami para anggota PERKOSA berharap agar penetapan tersangka pada pimpinan KPK yang masih diperiksa, bisa dilakukan dalam tempo yanag sesingkat-singkatnya. Lebih cepat lebih baik.
Kenapa lebih cepat lebih baik? Karena pihak KPK telah menyatakan, para personil KPK akan menyatakan diri non aktif jika para pimpinannya dijadikan tersangka dan harus non aktif sebagai komisioner KPK. Jika para penyidik KPK mundur, ini berita bagus bagi kami para koruptor. Berkas teman-teman saya yang sedang diusut, bisa terbengkalai, bahkan mungkin hangus. Itu bagus.
Bagi kami para koruptor yang belum diusut, itu juga berita bagus. Artinya, kami bakal bebas. Kami bisa menggunakan uang hasil korupsi dengan bebas, tanpa takut akan ditangkap. Kami, para koruptor bisa hidup aman dan damai, sesuatu yang sebenarnya menjadi hak kami sebagai warga negara.
Karena itu, pak polisi, tetaplah maju. Tak usah gentar. Jangan pedulikan pernyataan pihak KPK yang cengeng dan berusaha menarik simpati masyarakat dengan air mata buaya-nya. Kami, para koruptor se Indonesia, mendukung penuh langkah kepolisian mengusut pimpinan KPK. Kalau kemudian dari pengusutan itu akan memengaruhi kinerja KPK, itu resiko sebuah tugas. Dan itu bukan salah polisi.
Kami, para koruptor, bercita-cita agar KPK bisa lenyap dari bumi Indonesia. Dan kita bisa mewujudkan itu. Sinergitas antara polisi, Presiden Jokowi, dan kami sebagai koruptor pada akhirnya akan berbuahkan hasil. KPK lumpuh. Dan lenyap. KPK seharusnya memang tak boleh hidup di Indonesia.
Akhir kata, terimalah salam dan hormat kami, para koruptor se Indonesia. Doa kami senantiasa menyertai bapak. Selamat berkerja, pak polisi. Jangan berhenti sebelum KPK lumpuh. Mumpung pak presiden Jokowi masih bingung tak tahu harus berbuat apa...
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H