Analisis transformasi dakwah digital melalui lensa spiritual marketplace Roof menunjukkan bagaimana media sosial telah menciptakan pasar spiritual virtual yang dinamis di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mengubah cara dakwah disampaikan, tetapi juga bagaimana umat Islam mengonsumsi dan berinteraksi dengan konten keagamaan. Meski demikian, penting untuk tetap memperhatikan keseimbangan antara aspek spiritualitas dan komersialisasi dalam dakwah digital, sebagaimana diingatkan Roof tentang potensi dampak negatif dari marketisasi agama (Possamai, 2018: 3-21). Penting diingat, transformasi dakwah digital ini bukan sekadar tentang teknologi atau metode penyampaian. Ini adalah cerminan dari perubahan fundamental dalam cara masyarakat kita berinteraksi dengan agama. Di tengah semua perubahan ini, tantangan terbesarnya adalah memastikan bahwa esensi dakwah bisa mengajak kepada kebaikan dan pencerahan spiritual tetap terjaga, bahkan ketika formatnya terus berevolusi mengikuti zaman.
Referensi
Roof, W. C. (1999). Spiritual Marketplace: Baby Boomers and the Remaking of American Religion. Princeton University Press.
Roof, W. C. (2001). Spiritual Seeking in the United States: Report on a Panel Study. Archives de Sciences Sociales des Religions, 46 (2), 49-66.
Fakhruroji, M. (2019). Digitalizing Islamic lectures: Islamic apps and religious engagement in contemporary Indonesia. Contemporary Islam, 201-215.
Sidiq, K. (2023). Dakwah Digital di Era Milenial. Artikel pada Portal Republika Online.
Einstein, M. (2008). Brands of Faith: Marketing Religion in a Commercial Age. Routledge.
Hoover, S. M. (2006). Religion in the Media Age. Routledge.
Possamai, A. (2018). Religious Consumerism and the Future of Religion. Journal for the Academic Study of Religion, 31(1), 3-21.
Campbell, H. A. (2021). Digital Religion: Understanding Religious Practice in Digital Media. Journal of Media and Religion, 20(1), 1-15.
Hoover, S. M. (2020). The Media and Religious Authority in a Digital Age. Religion in the Digital Age, 15(2), 45-62.