Mohon tunggu...
sukamakan
sukamakan Mohon Tunggu... -

simple, just do it

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nafas Bersama

26 Januari 2018   11:19 Diperbarui: 26 Januari 2018   12:09 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dua pertiga dari Indonesia

Berkanvas biota tak kentara

Tinta Biru menjadi dasar tiada cela

Belum usai

Cerita kanvas lukisan nyata tanpa ruang

Belum berujung

Kisah peta nusantara

Dengan tema, laut separuh negeriku

Melebar menyanjung pertiwi dengan gagah dan berani

Menyatukan gelombang dengan putih sang abadi

Masih belum berakhir

Cerita tentang sumber hidup yang tiada habisnya

Menyimpan segala suguhan, bisa dinikmati namun hendak dimengerti

Disini kutatap bisu ciptaan yang tak tertandingi

Menyapa senja bertepuk sebelah tangan

Warna idolaku sudah dicemari

Tempat istimewaku dipaksa hengkang

Ini bukan warnaku saja

Ini bukan tempat istemewaku saja

Tapi bahari pertiwi KITA

Aku suara yang yang tak ada sahutan

Berteriak memberontak tetap saja bara

Jelas saja akan jadi arang dan terbuang

Wahai penghuni satu garuda

Celoteh sana sini, koar kesana kemari

Bukan bahari yang harus jadi mangsa

Wahai penghuni nyata

Mari kita buka mata, mari berjaga

Menjaga nyawa untuk nafas bersama

Demi penyatuan gelombang, hamparan biru dan segala isinya.

Note:

Laut adalah tempat indah untuk melepaskan segala gundah, jadi kita penikmat ciptaan Tuhan ini hendaklah saling menjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun