Mohon tunggu...
Suka Adi
Suka Adi Mohon Tunggu... Guru - Penulis Legenda

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keris Panimbal Era Majapahit Ditemukan di Eks Kabupaten Godean

16 Desember 2019   20:02 Diperbarui: 16 Desember 2019   21:25 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nganjuk - Sebilah keris luk 9 ditemukan warga di antara tumpukan batu bata berukuran super jumbo di Desa Patihan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Keris yang diduga bernama panimbal itu, ditemukan di pekarangan milik Sholikin, (40), warga Desa Godean, Kecamatan Loceret. Kini keris yang konon hanya dimiliki oleh seorang raja pada masa Majapahit atau seorang tokoh besar itu disimpan oleh Sholikin, pemilik lahan.

Saat ditemukan,  keris terjepit di antara batu bata dengan kedalaman sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah. Saat itu, Sholikin bersama orang tuanya sedang menggali tanah untuk bahan membuat kerajinan batu bata.

Sebelum sampai kedalaman, cangkul yang digunakan untuk menggali tanah membentur benda keras. Ketika, digali terus, benda keras ternyata batu bata yang tersusun rapi.

Lebih anehnya lagi, ukuran batu bata tidak seperti batu bata pada umumnya. Ukurannya, masing-masing, panjang 75 cm, lebar 40 cm dan tebal 10 cm. Jumlahnya ratusan, menyerupai candi.

Bersama orang tuanya, batu-batu tersebut diangkat dan dibawa pulang bersama keris yang ditemukan di antara tumpukan batu bata. Kemudian batu bata digunakan sebagai bangunan lantai kandang ternak dengan dicor semen bagian atasnya. Sedangkan keris, disimpan hingga sekarang.

"Sudah terlanjur kami gunakan untuk lantai kandang dan sudah dicor," kata Sholikin yang mengaku tidak tahu kalau batu bata yang ditemukan adalah benda bersejarah.

Sialnya, kandang sapi yang baru saja dibangun dengan lantai batu bata berukuran super jumbo tersebut sia-sia. Karena, beberapa sapinya terus berontak, tidak mau ditempatkan di kandang.

Karena takut, sisa batu bata yang belum sempat digunakan untuk lantai kandang sapi, dikembalikan lagi ke tempat semula dan ditimbun tanah bersama sisa batu bata lain yang  belum sempat dibawa pulang. Sedangkan kandang dibiarkan kosong, sapinya dipindahkan ke kandang yang lain.

"Sudah lama sekali, sisanya masih banyak, ditimbun lagi oleh bapak," jelasnya.

Menurut Sholikin, di lokasi yang sama juga pernah ditemukan kala candi, patung, dan beberapa benda berukir. Hanya saja benda-benda tersebut kembali ditimbun tanah karena takut terjadi sesuatu pada dirinya.

Amin Fuadi Kasi Sejarah Museum dan Kepurbakalaan Disparporabud Nganjuk,  ketika mendatangi lokasi penemuan benda-benda bernilai sejarah tersebut menyampaikan,  bahwa pertama kali mendapat informasi dari warga desa setempat. Dikatakan bahwa di salah satu pekarangan, Desa Patihan, banyak ditemukan puing-puing batu batu bata berukuran besar. Ketika dilakukan penggalian, ternyata ditemukan struktur bangunan berbahan batu bata dengan ukuran bervariasi. "Perkiraan berupa pondasi pagar sebuah bangunan," jelas Amin Fuadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun