Provinsi DKI Jakarta memiliki wilayah daratan dan wilayah lautan  yang sangat potensial. Garis pantai Teluk Jakarta menjadikan Jakarta menjadi pintu gerbang ibu kota ke manca negara  melaui laut. Dengan memiliki wilayah laut,  Jakarta  dapat membangun pelabuhan. Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki sejarah sebagai pintu gerbang Indonesia pada penjajahan Belanda.
Untuk meningkatkan ekonomi selanjutya dibangun  Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola Pelino II untuk ekspor impor dan pelayaran dalam negeri. Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan terbesar di tanah air. Terakhir, Jakarta melalui swasta  membangun pulau buatan dengan reklamasi yang masih menjadi pro kontra di Teluk Jakarta.
Wilayah laut Provinsi DKI juga meliputi Kepulauan Seribu yang terdiri pulau-pulau kecil yang tersebar sekitar 100 mile dari teluk Jakarta. Sekitar 110 pulau-pulau kecil ini merupakan wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu—yang karena di laut gugusan pulau ini menjadi terisolir bila tidak ada angkutan laut. Kapal laut  merupakan satu-satunya sarana transportasi menuju ke Kepulauan Seribu.
Untuk akses ke Kepulauan Seribu dapat melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, Marina dan Muara Angke atau Pelabuhan Kaliadem. Â Pelabuhan Sunda Kelapa dipenuhi kapal-kapal barang dalam negeri antar pulau yang sangat ramai. Sehingga space untuk angkutan penumpang sangat terbatas, Pelayanan kapal penumpang ditaruh di ujung dermaga bersebelahan dengan Hotel Marina Batavia.
Dari Pelabuhan  Sunda Kelapa dioperasikan 3 kapal penumpang terdiri 1 kapal cepat Express Bahari dan baru saja dilaunching kapal perintis Negara Sabuk Nusantra (Sanus) 66  yang pengoperasianya ditugaskan kepada PT. Pelni (Persero) dan  satu lagi kapal penyeberangan yang pengoperasinya ditugaskan kepada PT. ASDP (Persero).
Selanjutnya dari Pantai Marina, Ancol dioperasikan kapal kapal cepat dengan tampilan ckup  bagus. Kemudian dari Pelabuhan Kaliadem dioperasikan kapal-kapal pelayaran rakyat ada yang dibuat  kayu dan ada pula beberapa kapal standar. Kapal-kapal dari ibu kota  semua menuju ke Kepulauan Seribu ke Pulau Tidung, Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka dan ke Pulau Kelapa. Â
Dari 110 pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu beberapa pulau memiliki keindahan pantai dan keindahan bawah laut menawan. Tak salah bila pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menetapkan Kepulauan  Seribu tergabung dalam 10 destinasi wisata unggulan pada 2016 bersama; Dano Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tangga Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo Tengger (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara) dan Bangka Belitung (Kepulauan Bangka Belitung).
Masuk menjadi 10 destinasi wisata unggulan, tentu merukana kebanggan, karena itu Pemprov DKI Jakarta harus membenahi infratruktur pelabuhan di Jakrat dan pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Selanjutnya Pemprov menyediakan kapal-kapal yang layak sesuai dengan standar keselamatan, layak layar dan layak pelayanan.
Selama ini pengadaan kapal berasal dari swasta yang lebuh dikenal dengan pelayaran rakyat. Kapal swasta komersial. Â Dari Kementerian Perhubungan untuk kapal perintis dan kapal-kapal dari Pemprov DKI. Ke depan harus dicarikan dana CSR perusahaan untuk pengadaan kapal. Â Kalau di darat bisa, di laut juga harus bisa. Di darat banyak berseliweran bus-bus wisata gratis DKI dari korporasi, sudah saatnya dana CSR dialihkan transportasi ke laut. Â
 Untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Seribu harus  bersolek menatara diri.  Membangun  dan menata  infrastruktur, membangun wahana wisata, mengembangkan wisata pantai, wisata kuliner, wisata bawah laut. Seluruh potensi wisata di Kepulaun Seribu harus  dikembangkan agar memiliki nilai tinggi namun terjangkau  warga DKI dan sekitarnya.
Hal mutlak dalam meningkatkan perekonomian melaluai pengembangan wisata di Kepulauan Seribu adalah transportasi laut sebagai transportasi dan koneksi  utama dari ibu kota menuju ke Kepulauan Seribu. Bagaimana kondisi pelabuhan di DKI untuk melayani wisatawan ke Kepulauan Seribu saat ini?
Dari 3 pintu pelabuhan di DKI Jakarta menuju Kepulauan Seribu belum ada pelabuhan yang representative, kecuali akses-akses tertentu dari pelabuhan yang dikelola di sekitar hotel dan tempat wisata Ancol. Tentunya akses ini hanya untuk kalangan tertentu yang memiliki daya beli tinggi dan jumlahnya pun sangat terbatas.
Pelabuhan Sunda Kelapa yang sudah dua tahun lebih difungsikan untuk pelayanan penumpang dengan  kapal perintis Sanus 46 dan mulai Kamis (25/5) digantikan Sanus 66, KM. dan Bahari Expres ke Pulau Tidung serta 1 kapal ASDP.
Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan angkutan barang antar pulau dalam negeri yang digunakan sejak jaman Belanda. Kesibukan muat bongkar barang dari truk dan kapal atau sebaliknya sangat sibuk. Mondar mandirnya truk bermuatan berat mewarnai pelabuhan ini. Debu beterbangan, ketika  hujan, jalanan becek. Untuk  menuju dermaga  jauh dan sulit.
Keterbatasan  ini ditasi Pemprov DKI dengan mengkoneksikan bus Trans Jakarta dari Halte Jakartakota menuju bibir dermaga, menedekati kapal. Karena bukan pelabuhan khusus penumpang Pelabuhan Sunda Kelapa juga tidak dilengkapi terminal penumpang. Bila hujan turun penumpang bisa basah kuyup, bila siang panasnya tak kepalang. Pelabuhan Sunda masih  jauh dari kenyamanan untuk pelayanan penumang. Beruntung KM. Sanus aman dan nyaman, penumpang bisa langsung masuk ke kapal. Meskipun tarifnya hanyaRp 15.000 KM. Sanus 66 ber-AC, sehingga dapat  menjadi solusi pelayanan di tengah keterbatasan.
Kita tengok pula Pelabuhan Kaliadem. Pelabuhan merupakan pelabuhan tersibiuk dengan penumpang sekitar 6000 orang pada hari Sabtu atau Minggu untuk berwisata ke Kepulauan Seribu. Faslitas di pelabuhan ini cukup bagus, namun ketika  terjadi rob, air laut naik dan jalanan banjir lebih dari selutut orang dewasa, sehingga akses hanya dapat dilalui  kendaraan bergardan tinggi. Faktor alam  ini belum dapat terpecahkan meskipun Dishub DKI telah meninggikan dermaga pelabuhan. Pelubuhan ini juga terkonoksi dengan bus Transjakarta.
Tak ketinggalan kita tengok Pelabuhan Marina di kawasan Ancol. Pelabuhan ini masuk dalam kawasan wisata Ancol. Dermaga dan kapal-kapalnya cukup representatif dengan kapal cepat. Namun tarifnya cukup mahal. Dari Pantai Marina Ancol wisatawan dapat menggunakan kapal dengan mudah, aman dan lebih nyaman dibanding dari pelabuhan Sunda Kelapa dan Kaliadem.
Melihat kondisi pelabuhan yang masih bercampur antara pelabuhan penumpang dan  pelabuhan untuk angkutan barang, maka perlu pemisahan antara pelabuhan penumpang dan barang, baik pelabuhan kapal besar maupun kapal-kapal ukuran sedang dan ukuran kecil dari ibu kota ke Kepualauan Seribu maupun pelayaran antar pulau ke pulau-pulau di seluruh Nusnatara.
Pemisahan pelabuhan ini penting agar pelabuhan penumpang dapat menerapakan standar pelayanan minimu (SPM) transportasi laut, khususnya di pelabuhan. Calon penumpang kapal ke Pelabuhan Tanjung Priok saat ini aksesnya sangat sulit setelah pintu 3 sebagai akses terdekat dari transportasi darat ke pelabuhan ditutup. Setelah pintu 3 dititup, calon penumpang kapal harus naik ojek, atau carter mobil karena tidak ada kendaraan umum dari Terminal Tanjung Priok ke Terminaa Penumpang kapal laut. Â Â Â Â Â
Sanus 66 kapal Murah ke Kepulauan Seribu
Rabu (24/5) jajaran Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta serta PT. Pelni (Persero) melakukan Press Confrence  Launching KM. Sabuk Nusantara (Sanus 66) rute Sunda Kelapa- Pulau Untung Jawa-Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa Kabupaten Kepulauan Seribu untuk mendukung  Angkutan Lebaran 1438 H, tahun 2017.
PT. Pelni (Persero) diberi kepercayaan pemerintah dengan  penugasan untuk mengoperasikan  KM. Sanus 66 yang merupakan pengganti KM. Sanus 46 yang telah dioperasikan pada  28 Januari 2016  lalu.Â
KM. Sanus 66 merupakan satu dari 46 kapal perintis di seluruh Nusantara yang pengoperasianya  ditugaskan kepada PT. Pelni (Persero).  Berbeda dengan KM. Sanus 46 yang beroperasi dua  hari sekali, KM. Sanus 66 akan beroperasi setiap hari dengan tarif  Rp 15.000,- sudah termasuk asuransi. KM. Sanus 66 akan berangkat pada pukul 08.00 dari  Pelabuhan Sunda Kelapa ke Pulau Untung Jawa-Pulau Pramuka-Pulau Kelapa dan  Kembali ke Jakarta pukul 16.00 secara reguler atau berjalan setiap hari.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata telah menetapkan 10 destinasi wisata unggulan pada tahun 2016,  salah satunya Kepulauan Seribu di Provinsi DKI Jakarta. Sejalan dengan itu pengoperasian KM. Sanus 66 memilki dua peran.  Peran pertama sebagai angkutan keperintisan dengan jadwal tetap dan tarif terjangkau, sehingga menjadi sarana  transportasi murah warga Kepualauan Seribu yang akan memasarkan hasil bumi ke ibu kota.
Peran kedua sebagai pendukung pemerintah dibidang pariwasata. Dengan tarif relatif murah  KM. Sanus 66 dapat digunakan bagi warga Jabodetabek yang akan berwisata ke Kepulauan Seribu dengan biaya terjangkau.  Pemprov DKI Jakarta  telah menyiapkan bus Trans Jakarta untuk dikoneksikan dengan  transportasi laut. Koneksi kapal dengan bus Trans Jakarta akan memudahkan  penumpang kapal laut, Trans Jakarta dan kereta api akan memudahkan masyarakat. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H