Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dua Tahun Lagi Akan Hadir Mudik Digital

20 Mei 2017   21:56 Diperbarui: 21 Mei 2017   09:41 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Percaloan tiket KA terutama di Stasiun Gambir dan Pasarsenen yang merupakan barometer pelayanan PT. KAI, para calo terang-terangan tanpa ewuh pakewung menawarkan dengan leluasa, kondisi ini juga belum teratasi secara tuntas. Meskipun pada masa lalu jajaran PT. KAI sudah berusaha maksimal hasilnya belum tuntas.

Paradigma pelayanan angkutan lebaran diubah. Semula produk oriented dirubah menjadi costumer oriented. Semula PT. KAI fokus pada produk dirubah menjadi fokus pada pelayanan pelanggan. Sehingga pelayanan yang manusiawi dalam pelayanan angkutan lebaran lebih diutamakan dan hasilnya semua orang dapat melihat dan merasakan perubahan besar layanan perkeretaapian.

Pada lebaran 2011, masih disediakan kereta khusus untuk penumpang Lansia, Ibu menyusui, Ibu hamil dan membawa anak kecil. Pada dinding kereta dipasangi spanduk “Kereta Khusus Lansia dan Ibu Hamil”. Model-model pelayanan khusus ini karena PT. KAI belum memberlakukan pembatasan penumpang untuk masuk ke dalam gerbong kereta. PT. KAI masih menjual tiket 150 orang setiap gerbongnya. Sehingga penumpang berjejal dan tidak lagi memberi ruang bergerak khususnya untuk Lansia dan Ibu hamil.

Penyediaan kereta khusus Lansia dan Ibu hamil yang diinisasi KAI waktu itu sering menuai masalah. Suami istri sering kali harus berpisah gerbong karena Istri yang sedang mengandung dan membawa anak kecil diperbolehkan masuk ke kereta khusus Lansia. Suaminya yang segar bugar dilarang masuk. Jadi meskipun ada kereta khusus Lansia dan Ibu hamil tapi belum menjadi solusi. Bahkan keberadaan kereta khusus ini menjadi masalah baru, khususnya bagi keluarga yang pergi berpasangan menjadi tersiksa karena berpisah dengan anggota keluarga.

Perjalanan dengan KA Ekonomi pada masa lalu sulit untuk tepat waktu karena KA ekonomi harus rela menunggu lebih lama untuk memberikan kesempatan penumpang naik. Kondisi kereta yang penuh sesak sehingga toilet tidak bisa dipergunakan sebagaimana mestinya untuk membuang hajat dalam perjalanan. Meskipun penderitaan penumpang telah lengkap, hal ini masih dianggap lumrah saat angkutan lebaran pada masa lalu?

Kisah pengantar terbawa kereta juga bukan kisah bohongan, namun nyata setiap angkutan lebaran. Sebelum ada larangan pengantar masuk ke peron, pengantar boleh masuk ke area yang saat ini telah steril. Penjualan karcis peron pada masa lalu telah memberikan ruang kepada para pengantar ikut mengantar teman, saudara, anak, istri. Karena saking sayangnya suami ikut masuk kedalam kereta dan  terbawa. Kini semua telah  sirna berkat penerapan sistem boarding yang ketat, sehingga pengantar tidak bisa masuk peron, apalagi sampai di atas KA dan terbawa.

Semua kisah sedih, tragis dan miris pada lebaran masa silam kini telah teratasi secara baik dan tersistem. Semua permasalahan yang menyangkut ketidaktertiban sudah teratasi dengan strategi pengaturan pembatasan penumpang, sistem boarding dan sistim penjualan tiket yang tersebar di berbagai tempat dengan durasi waktu yang cukup. Peraturan baru tersebut berlaku permanen mulai lebaran 1434 H tahun 2012.

Sejak lebaran tahun 2012, semua langkah-langkah parsial yang dilakukan pada masa lalu  dirombak dengan langkah yang lebih masuk akal, permanen dan dapat mengatasi semua permasalahan. Penumpang tidak berdesakan, toilet berfungsi baik, penumpang aman dan nyaman sepanjang perjalanan.

Semenjak diberlakukan pembatasan penumpang, selain memudahkan penumpang juga memudahkan para karyawan operasional dan pelayanan juga tidak repot. Dengan perubahan pelayanan itu, kini ketepatan waktu perjalanan makin baik. Ketepatan waktu perjalanan yang dulu merupakan barang langka, kini terwujud, nyata dapat dirasakan penumpang.

Akar masalah ketidaktertiban saat angkutan lebaran adalah kapasitas stasiun, peron dan kapasitas kereta yang terbatas. Sehingga perlu diatur dengan pembatasan membeli tiket, masuk ke peron stasiun dan pembatasan penumpang di dalam kereta yang hanya diperbolehkan 100 % dari tempat duduk yang tersedia di semua kelas KA.

Belajar dari kereta api, angkutan lebaran nasional yang melibatkan berbagai sektor trasnportasi dapat diatur. Kapasitas jalan pantura, selatan dapat, jalan tol dapat dihitung berapa banyak kendaraan bisa melintas. Demikian pula armada bus, sepeda motor semua dapat dihitung, sehingga langkah-langka melakukan revolusi angkutan lebaran dapat terwujud dalam beberapa tahun ke depan. Gunakan sistem aplikasi untuk mudik lebaran. Mau lebaran dengan mobil pibadi? Daftar dulu dengan aplikasi untuk mengatur keberangkatan, jam berangkat maupun hari keberangkatan. Mari mudik digital. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun