Program Rumah Kita merupakan wadah bagi para BUMN untuk menyalurkan dan mendistribusikan produk-produk mereka. Dalam pelaksanaanya, program Rumah Kita akan membangun sebuah gudang yang akan berfungsi sebagai Sentra Distribusi, dimana produk-produk yang dikirim menggunakan Tol Laut akan di tampung.
Fungsi lain yang juga sangat strategis adalah, bahwa Rumah Kita ini akan berfungsi juga sebagai “Poolling Center”, yaitu tempat untuk menampung berbagai komoditas unggulan di daerah tersebut, untuk selanjutnya dibawa dan dijual ke luar daerah menggunakan armada Tol Laut. Dengan pola ini, diharapkan selain dapat membantu masyarakat setempat, juga akan dapat meningkatkan muatan balik (return Cargo).
PELNI Group dengan segala infrastruktur dan Sumber daya Manusianya memiliki posisi yang strategis dalam mensukseskan program Tol Laut dan Rumah Kita. Setidaknya PElni Group terlibat secara aktif dalam pengembangan program Rumah Kita di Timika, Manokwari, Saumlaki dan Morotai, disamping juga terlibat juga dalam pengembangan gerai Rumah Kita di Kepulauan Anambas dan Natuna.
Fungsi PT. PELNI melalui SBN dan SBI menjadi satu kesatuan pelaku tol laut. PELNI sebagai BUMN transportasi laut menyediakan kapal sebagai sarana angkutan, PT. SBN sebagai perusahaan logistic menjalankan fungsi pengangkutan dan SBI sebagai trading, distributor dan ritel menyediakan barang, memasarkan ke seluruh toko PELNImart, toko mitra kerja, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta memfasilitasi akses, membeli dan memasarkan hasil bumi (coklat, panili, ikan laut dll) dari daerah 3 T ke daerah yang membutuhkan, khususnya Jawa.
PT. PELNI melaui SBN dan SBI juga ikut berperan mendistribusikan barang dari Timika ke Wamena daerah pegunungan yang sulit dijangkau dengan trasnportasi darat. Satu-satunya transportasi untuk akses hanya transportasi udara. SBN mendapat alokasi 6 ton dalam pesawat angkut regular dari Timika ke Wamena. Karena dalam satu pesawat ada beberapa pelaku usaha yang mengisi barang.
Dengan menjalankan fungsi transportasi, logistic, trading dan ritel di daerah 3 T, maka upaya pemerintah untuk mengurangi disparitas harga, spekulasi harga yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di derah 3 T dapat dikurangi, sehingga harapan harga di Indonesia Barat dengan Indonesia timur setara atau tidak terlalu tinggi dapat diwujudkan dalam waktu tidak terlalu lama. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H