Pemberlakuan tarif progresif dan subsidi pemerintah membuat tiket yang dibayar penumpang makin murah. Bandingkan penumpang Eks KRL Ekpres Bogor-Jakarta sebelumnya bayar Rp 13.000 cuma bayar Rp 5.500 menggunakan KRL CL.
Penumpang jarak dekat juga diuntungkan. Bekasi ke Klender sebelum bayar sama dengan penumpang KRL ke Jakarta karena semula menggunakan sistem tarif flat. Dengan perubahan ini mereka cukup bayar RP 2.000.
Ada keuntungan lain dengan diberlakukan single operasi. Stasiun yang semula tidak disinggahi KRL AC bisa menikmati pelayanan karena semuat stasiun berhenti, penumpang semula enggan pakai KRL tertarik dan berpindah.stasiun yang semula sepi jadi ramai pelayanan.
Perubahan demi perubahan tentu untuk meningkatkan volume pengguna. Tujuan itu tercapai. Pada 2009 penumpang berkisan 400.000 pada pertengahan 2014 sudah menyentuh angka 650.000. Suatu peningkatan pesat.
Makin banyaknya penumpang memaksa penambahan KRL. Perjalanan yang sebelumnya sekitar 450-500 telah meningkat menjadi 600 perjalanan lebih. Penambahan perjalanan perlu penambahan infrastruktur KRL.
Tempat stabling, Depo perawatan, persinyalan yang sudah lebih dari 20 tahun perlu diremajakan karena sering gangguan. Beruntung pemerintah membangun Depo Depok, membanguan doble track Tanahabang-Maja-Rangkasbitung dan Duri-Tangerang. Sehingga dapat meminimalisasi kekurangan-kekurangan.
Meskipun stasiun telah berubah bagus, namun persoalan infrastruktur penambahan jalur KRL PT. KAI belum mampu membangun infrastruktur rel baru di Jabotabek. Meskipun telah terbit Perpres 83/2011, di mana KAI meminta pengelolaan prasarana dan sarana KRL dan pembangunan jalur KA Bandara Manggarai-Soekarno Hatta, Perpres yang menargetkan 2 (dua) tahun dapat memberesi KRL Jabotabek belum dapat diwujudkan semuanya.
KAI baru mampu dalam penyediaan dibidang sarana (KRL) karena ada kesempatan beli KRL bekas. Membenahi stasiun-stasiun kumuh, membangun sarana parkir. Pembangunan sarana parkir ada sisi bisnis sehingga cepat digarap.
Lha pengembangan infrastruktur rel. Elektrifikasi dan persinyalan KRL yang sangat mahal, KAI belum mampu. Sehingga belum digarap karena perlu dana sangat besar. KAI bisa investasi dengan dana Bank yang bunganya per hari lumayan besar.
Pengambangan Infrastruktur Elevated
Dengan infrastruktur saat ini KRL sulit bertambah frekuensinya. Paling banter memperpanjang rangkaian KRL dari 8 menjadi 10 gerbong. Ini telah dilakukan dan akan terus distandarkan 10 kereta setiap perjalanan.