Para awak KA kini memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan tugas sesuai peraturan yang sudah diatur dalam peraturan dinas. Sebenarmya semua aturan sudah ada. Larangan penumpang naik di lokomotif, disambungan dan harus bertiket, semua ada, sekarang tinggal mengembalikan dan meminta tanggung jawab kepada para petugas di atas KA.
Umumnya pegawai khususnya pejabat memilih kelas eksekutif apabila perjalanan dinas atau pulang kampung dua mingguan. Karena para pejabat lebih banyak menggunakan kelas eksekutif, sedangkan produk PT. KAI tidak hanya eksekutif, yaitu kelas bisnis, ekonomi AC dan kelas ekonomi. Untuk mendorong kepedulian dan punya tanggung jawab memperhatikan kelas bisnis dan ekonomi, Direksi melarang pejabat setingkat Junior Manager ke bawah naik kelas eksekutif. Mereka mendapat jatah kelas bisnis, tujuannya agar ikut mengawasi dan menjaga produk di kelas menengah ini.
Mereka para Junior Manager, KUPT hanya diperbolehkan naik di kelas bisnis dan ekonomi. Semula ada protes dari beberapa orang Junior Manager yang merasa haknya dipangkas, dan hanya diberi kelas bisnis dan ekonomi. Namun setelah mereka diberi pengertian agar mereka bertanggung jawab dan ikut dalam memelihara, mengawasi pelayanan, mereka sadar bahwa kita harus berbagi tanggung jawab dalam pengawasan kereta kelas bisnis dan ekonomi.
Seperti kebijakan tidak populer lainnya, kebijakan pegawai harus membeli tiket ketika naik KA juga mendapat protes sebagian kecil pegawai. Melalui berbagai media komunikasi antar karyawan, mereka ada yang menggerutu dengan kebijakan baru tersebut. Namun untuk mengcover biaya tiket, para pegawai telah diberi uang transportasi yang cukup, sehingga protes itu tidak beralasan bila pegawai tidak mau membayar. Ternyata bisa tertib. ###.