Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kemenhub, KAI dan DKI tata Kawasan Pinggir Rel

23 September 2014   19:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:49 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_361119" align="aligncenter" width="448" caption="Kawasan bongkaran Tanah Abang setelah ditertibkan ( Foto : Yos Asmat)"][/caption]

Oleh: Akhmad Sujadi

Kawasan rel di DKI Jakarta umumnya melintas di dalam kota. Rel yang umumnya warisan Belanda ini memiliki lahan cukup luas di kanan kirinya. Sayangnya kondisi lahan di sekitar rel kumuh karena dihuni secara liar oleh warga.

Para pendatang yang umumnya tidak memilki tempat tinggal memanfaatkan kawasan yang seharusnya steril. Ruang manfaat jalan (Rumaja) Kereta api, seharusnya untuk menempatkan peralatan operasi KA. Peralatan persinyalan, Listrik Aliran Atas (LAA) dan perangkat komunikasi lainya merupakan peralatan penting untuk menjamin keselamtan operasi KA.

Kondisi Rumaja sudah kritis karena makin banyak warga membangun rumah tinggal, kios, lapak pemulung di pinggi rel. Karena itu kondisi rel ini berdampak buruk terhadap pelayanan KAI kepada masyarakat.

Kondisi lingkungan jalur KA yang kurang aman, kurang nyaman dan mengancam keselamatan operasi KA pernah ditertibkan PT. KAI. Namun bangunan yang telah dibongkar, tidak ditindaklanjuti dengan penataan kawasan, sehingga penghuni pergi sesaat dan kembali lagi.

Kenapa sebagian besar penghuni balik ke daerah bahaya? Pertama pengawasan tidak terlalu ketat oleh KAI, sehingga tumbuh satu dua bangunan dibiarkan. Langkah coba-coba ini aman, maka mengundang yang lain untuk turut membangun kembali gubuknya.

[caption id="attachment_361120" align="aligncenter" width="300" caption="Rapat koordinasi bersama gubernur DKI Jakarta, 16 Juli 2014 ( foto:Yos Asmat"]

141147767691185433
141147767691185433
[/caption]

Kedua Dirjen Perkeretaapian juga sebagai penanggung jawab ROW tidak ikut menata. Ketiga DKI Jakarta sebagai otoritas wilayah saat itu belum dilibatkan. Awal Juli Tim Kecil Kementerian Perhubungan, PT. KAI mencoba lobby ke Wali Kota Jakarta Pusat.

Tim kecil ini diterima Sekko Wali Kota Jakpus, Pak Bayu. Arahan beliau Tim harus ketemu Gubernur DKI Jakarta, yang saat ini dijabat Plt. Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Singkat cerita, kami bisa diterima Ahok di ruang rapat Plt. Gubernur di Kantor Balai Kota DKI.

Sungguh tak disangka respon Ahok begitu luar bisa. Beberapa hal langsung diputuskan; Dinas-dinas DKI supaya bantu Kemenhub dan KAI. "Kita kerjakan bersama. Ini harus kita beresi. Ibu kota harus bagus. Ini kerjasama yang bagus. Bu Yani pimpin (Sarwo Handayani)," tegas Ahok semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun