Mohon tunggu...
Suhria
Suhria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membuat sketsa, tidak suka kebisingan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membaca Asma Nadia dalam Cerpen "Rembulan di Mata Ibu"

30 Desember 2022   12:14 Diperbarui: 30 Desember 2022   12:23 5068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Kau harus punya hati sekeras baja untuk menapaki hidup, ibu ingin anak bungsunya menjadi sosok yang berbeda. Seperti rembulan merah jambu, bukan kuning keemasan seperti yang bisa kita lihat".

 Kalimat yang manis ini merupakan kutipan terakhir dari cerpen Rembulan di Mata Ibu karya Asma Nadia yang terbit tahun 2000. Asmarani Rosalba yang dikenal dengan nama pena Asma Nadia adalah seorang penulis novel dan cerpen Indonesia. Asma Nadia lahir di Jakarta, 26 maret 1972. Ia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Sebanyak 56 bukunya diterbitakan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen dan non fiksi. Ia pernah menjadi satu dari 35 penulis dari 31 negara yang diundang untuk menjadi penulis tamu dalam Lowa International Writing program di Amerika Serikat.

Asma Nadia merupakan penulis Wanita yang mampu menarik perhatian masyarakat dengan karyanya yang fenomenal bahkan beberapa karyanya diangkat ke layar lebar diantaranya Assalamualaikum Beijing, Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Surga Yang Tak Dirindukan. Di samping menulis cerita-cerita fiksi, Asma Nadia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya dapat ditemukan di album Bestari 1(199), Bestari ll (1997) dan Bestari lll (2003).

Kesibukan Asma Nadia adalah selain sebagai penulis fiksi, ia aktif di Forum Lingkar Pena. Sebuah forum kepenulisan bagi penulis-penulis muda yang anggotanya hampir ada di 25 provinsi di Indonesia. Asma Nadia juga sering menjadi pemandu acara, pada acara yang bernuansa islam. Asma Nadia juga bekerja sebagai direktur yayasan Prakarsa Insan Mandiri (PRIMA), ia juga sibuk mengadakan berbagai paket kegiatan anak melalui prime kids dan memberi kursus Bahasa inggris. Nadia juga merintis rumah baca (Asma Nadia RBA), rumah sederhana untuk membaca dan beraktivitas bagi anak-anak remaja dan remaja kurang mampu.

Rembulan di Mata Ibu karya Asma Nadia mendapatkan penghargaan Adikarya IKAPI untuk kategori buku remaja terbaik, 2001. Kumpulan cerpen yang berjudul rembulan di mata ibu memiliki Sembilan judul cerpen, yaitu denting kasih senja hari, di bening persahabatan, rembulan di mata ibu, koran gondrong, secercah surya tengah hari, gaya-gaya tanta Erna, jai, sejuta kasih sayang dan tali kasih. Kumpulan cerpen tersebut diterbitkan oleh Mizan Publishing pada tahun 2000.

Rembulan Di Mata Ibu berkisah tentang Diah. Diah adalah tokoh utama, si gadis desa yang hidup bersama dengan ibu dan 3 orang kakak perempuannya. Diah memiliki kesalah pahaman dengan ibunya, dimana ibunya tidak setuju bahwa anaknya kuliah. Ibu ingin Diah menghalau ternak karena lebih berguna dan bisa mendapatkan uang dari pada kuliah di kota hanya akan menjadi santapan laki-laki dan pulang-pulang menjadi perempuan jalang. Karena perkataan ibunya yang kasar dan tidak mendukung anaknya dalam melanjutkan Pendidikan sehingga Diah memilih meninggalkan rumah dan melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah dengan peluang bea siswa sampai akhirnya Diah mendapatkan pesan telegram dari kakaknya yakni mba Sri, pesan tersebut berisikan tentang ibunya yang sedang sakit. Diah bimbang, apakah ia harus pulang atau tidak karena ibunya merupakan perempuan yang kuat sehingga ia meminta pendapat sahabatnya yaitu Laili. Laili menyuruh Diah untuk pulang karena sudah lima tahun ia tidak pulang.

Diah beranggapan bahwa ibunya tidak menyayanginya padahal dibalik itu semua ibunya memiliki cara tersendiri dalam mendidik buah hatinya itu. Ibunya menginginkan agar anaknya menjadi wanita yang kuat dan berbeda yang memiliki karakter dan prinsip hidup. Ibunya ingin anak-anaknya siap meraungi kerasnya kehidupan seperti rembulan merah jambu bukan kuning keemasan seperti yang biasa dilihat. 

Ibu berperan penting dalam mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Nasehat-nasehat yang dapat diambil dari cerpen rembulan di mata ibu karya Asma nadia yaitu jangan menyimpulkan sesuatu hal yang kamu belum tau maksut dan tujuan dari apa yang kamu dengar dan lihat karena sekeras-kerasnya orang tua dalam mendidik anak pasti ada maksud dan tujuan, dengarkan setiap perkataan orang tua walaupun itu tidak sesuai seperti yang kamu inginkan karena setiap orang tua ingin kehidupan anaknya menjadi cerah.

 Biasanya seorang ibu menunjukan kasih sayang kepada anaknya agar anaknya tahu bahwa ibunya menyayanginya, akan tetapi Sebagian ibu tidak menunjukan kasih sayangnya kepada anaknya karena mereka beranggapan bahwa kehidupan itu keras dan harus memiliki kepribadian yang tangguh dalam menjalani hidup. Seharusnya seorang ibu mampu memperlihatkan kasih sayang kepada anaknya agar seorang anak merasa bahwa ia di sayang dan lindungi sehingga anak tidak perfikiran untuk bunuh diri atau kabur dari rumah, karena bagimanapun rumah merupan tempat ternyaman untuk pulang.

 Cerpen rembulan di mata ibu ini sangat menarik untuk di baca, bagian yang paling menarik adalah pada saat Diah pulang ke rumah dan bertemu ibunya sehingga ibu mencoba untuk menjelaskan kasalah pahaman mereka, bahwa ibu ingin anak perempuanya menjadi sosok yang berbeda seperti rembulan merah jambu yang memiliki karakter dan prinsip yang berbeda yang siap meraungi kerasnya kehidupan. Akan tetapi cerpen ini memiliki kekurangan di bagian awal cerita di mana tidak dijelaskan siapa mba sri itu sehingga membuat pembaca bertanya-tanya dan bingung akan sosok mba sri.

 Cerpen ini memiliki cerita yang sangat bagus, dimana penyampaian isi cerita kepada pembaca dapat tersampaikan dan juga penulis pandai dalam memainkan emosi para pembaca melalui konflik cerpen tersebut. cerpen ini juga dapat dinikmati oleh semua kalangan karena terdapat nilai-nilai yang sangat positif dalam kehidupan dimana cerpen ini mengajarkan kita bahwa apa yang kita lihat dan dengar belum tentu itu benar. 

 Menurut pandangan saya, karakter tokoh Diah sangat mewakili Asma Nadia. Dimana tokoh Diah merupakan orang yang sabar, ramah, berjiwa sosial, gemar membaca dan semangat dalam mengejar cita-citanya, begitu pula Asma Nadia merupakan orang yang sabar dan ramah. Asma Nadia sering mendengarkan cerita /curhatan para istri dari situlah ia bisa menerbitkan bukunya yang berjudul catatan hati seorang istri.

Asma Nadia juga berjiwa sosial, ia mendirikan Yayasan yang Bernama Asma Nadia, dari Yayasan tersebut ia juga mendirikan Rumah Baca Asma Nadia yang banyak tersebar diseluruh Indonesia yang ditunjukan untuk anak yatim piatu dan anak-anak yang kurang mampu. Asma Nadia juga gemar membaca dan menulis, ia juga berhasil meraih penghargaan dari Mizan Award karena keberhasilan dua pencapain yang masuk dalam Antologi Puisi terbaik di Majalah Anninda. Dalam menggejar cita- citanya, Asma Nadia pernah mengalami patah semangat, sering dicela dan diejek. Seiring berjalannya waktu Asma mulai serius dalam menulis cerpen. Cerpen pertamanya yaitu berkisah kerinduannya terhadap keponakannya yang telah berada di sisi tuhan.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun