Bahkan tidak sedikit di antaranya mereka, khususnya santri putri, yang bakal kecewa berat bilamana gagal tampil akibat waktu yang terbatas. Menghindari akumulasi rasa kekecewaaan itu, biasanya pada sesi penampilan santri didahulukan penampilan dari para santri putri tinimbang putra. Jadi seandainya ternyata waktu mepet dan terpaksa memangkas waktu sesi penampilan santri, maka para santri putra siap jadi korbannya. Kira-kira demikian.
Akan tetapi dari sekian kesibukan itu, yang paling berbahagia tentu adalah para santri yang akan diwisuda. Sebanyak 120 lulusan putra-putri dari pesantren I dan II berbinar-binar kala dua puteri Abuya yang menjadi musrifah pondok, Ustadzah Hj Imrithi dan Ustadzah Diana, menyematkan medali kelulusan diiringi oleh tim hadrah Ahbabul Mukhtar asuhan Habib Mahdi.
Sesi penyematan para wisudawan seringkali menjadi polemik di tiap tahunnya. Hal itu lantaran sesi ini paling banyak memakan waktu sehingga kerap mengganggu efisiensi acara. Sesi ini dinilai penting tapi sekaligus pada sisi lain sesi paling monoton dan menjemukan lantaran terlalu kelamaan. Terlebih lagi di HARLAH kali ini dimana jumlah wisudah yang mencapai 120 santri.
Acara HARLAH ini sendiri berlangsung sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00. Dua orang alumni senior didapuk untuk memberi sambutan atas nama alumni yang disampaikan oleh M Ali Ilyas angkatan 1989 dan Hj Supriatni alumni 1991 yang kini menjadi anggota DPRD Kota Depok. Sementara penceramah disampaikan oleh KH Zuhri Ya`kub.*
Baca juga berita terkait
IKAD Gelar Kajian Ilmiah Menyambut HARLAH-36
HARLAH KE-32: Menghidupkan (Kembali) Islam Yang Lembut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H