Ingatlah modal kecantikan saja tidak cukup untuk menghapus karakter seseorang dari yang terjangkit mo-limo menjadi karakter terpuji. Untuk menyembuhkan karakter mo-limo itu dibutuhkan effort lebih khusus lagi dari modal awal kecantikan. Untuk memasuki segala sesuatu (keadaan) memang wajah cantik tentulah mempunyai banyak kemudahan, tapi mengubah perangai seseorang itu dibutuhkan keahlian lain, dan saya rasa bahkan tidak semua lulusan sarjana psikologi sanggup melakukannya. Dibutuhkan waktu sangat lama untuk membuktikan seseorang sembuh dari penyakit mo-limo. Jadi, jangan buru-buru "klaim" bahwa Anda merasa dapat menyembuhkan.
Mungkin banyak yang lupa menyadari bahwa kecantikan, ketampanan, kemewahan, kekayaan, dan semacamnya itu hanyalah awal yang wah, tapi ketika Anda memilikinya itu selama 40 hari sangat mungkin Anda sudah menganggapnya sesuatu yang biasa, yang bukan sesuatu yang "wah" lagi. Dan itu juga terjadi pada hal-hal kebalikannya, jelek, miskin, dan semacamnya. Karena manusia memang sangat canggih dalam beradaptasi.
Bukankah sering kita dengar perselingkuhan terjadi pada pasangan yang beristri cantik atau bersuami tampan? Bill Gate tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang sangat kaya-raya, sangat mungkin karena sudah terbiasa dan tidak lagi peduli untuk mau menyadari bahwa dia orang kaya, seperti memanjangnya rambut yang tidak bisa kita rasakan. Begitu juga para orang miskin itu yang bisa menerima keadaannya walau terpaksa. Alah bisa karena biasa.
Punya istri cantik atau jelek, punya suami tampan atau jelek, setelah Anda bersama 40 hari, Anda tidak akan permasalahkan, terlebih kalau pacarannya sudah lama. Dan pada selanjutnya yang dinilai adalah karakter, kecocokan kalianlah yang menentukan. Saling menghargai, tenggang rasa, bisa dan harus mau menerima kekurangan pasangan adalah kunci utama langgengnya hidup bersama, dan itu pun masih ditambah saling percaya. Tapi harap diperjelas bahwa wajah cantik atau ganteng bukan sesuatu yang tidak penting. Ingatlah untuk memperbaiki keturunan atau setidaknya biar tidak ngisin-ngisini kalau diajak anjeng bukan? (Anjeng adalah "kondangan" dalam bahasa Jawa, red). Kalau mau diperjelas maksud yang ingin saya sampaikan, karakter (sifat) itu lebih lama berlakunya daripada wajah cantik/tampan.
Saya hampir tidak tahu lagi karena lupa mempermasalahkan mana teman saya yang benar-benar cantik atau benar-benar tampan, karena berteman lebih dari 3 bulan secara intens, kita kebanyakan sudah hampir lupa mempermasalahkan hal itu. Yang ada adalah kecocokan karakter atau tabiat kita masing-masing. Maka saran saya untuk mencari pasangan hidup bagi para jomblo, dalam banyak pertemanan, Anda harus langsung memberi penilaian seseorang atas wajahnya (fisik), "YES or NO", berilah kriteria itu untuk setiap teman Anda pada awal perjumpaan, dan lalu dingat-ingat label itu agar tidak terlupa, tapi jangan lupa menilai diri sendiri juga kalau Anda sangat jelek terus hanya mau punya pasangan yang sangat cantik/tampan, itu namanya tidak tahu diri, karena kalau Anda sangat jelek dan ingin punya istri cantik, perjuangannya bukan dari situ, tapi memulai dengan kesuksesan mencari duit terlebih dahulu.
Lalu setelah Anda beri kriteria YES or NO pada kriteria fisiknya, untuk teman-teman yang YES biarlah Anda memahami karakternya apa Anda dapat cocok atau tidak. Kalau cocok ya silahkan berusaha pedekate, kalau tidak ya jangan dipaksakan. Jika Anda tertarik pada teman Anda yang dari awal Anda beri label NO, Anda harus dapat yakin seyakin-yakinnya bahwa orang tersebut punya kelebihan khusus yang sangat menonjol, jangan malah sudah berani berkorban menerima keminusannya, masih mendapatkan pasangan yang "bongkreng", itu sangat tolol namanya. Itulah resep cari jodoh bagi kawula muda versi saya.
Kehancuran awal dari kelanggengan pasangan adalah "penghinaan" dan saling balas dendam. Contohnya, ketika Anda tidak puas dalam masalah seks dengan suami/istri Anda, seharusnya tidak dengan cara diutarakan dengan konfrontasi apalagi dengan menghinanya. Penghinaan itu menerbitkan balas dendam. Ketika Anda menghina pasangan Anda, pelampiasan pasangan Anda adalah ingin mencobanya kepada orang lain untuk membuktikan apakah penghinaan yang Anda lakukan itu benar atau tidak. Maka rentetan selanjutnya adalah perselingkuhan bukan?
Ketika Anda mengharap menemukan pasangan yang sempurna, percayalah itu hanya ada pada dongeng atau wawancara pada orang-orang terkenal untuk ditulis biografinya agar semakin menarik dan terlihat semakin hebat keterkenalannya. Tidak ada hal semacam itu dalam kehidupan nyata. Jangan tertipu dengan polesan atau ketidakterbukaan. Percayalah bahwa hubungan antarmanusia itu memang sangat komplek dan membutuhkan tekad besar untuk saling menjaga agar awet kebersamaannya.
Rumusannya memang harus saling tenggang rasa, dan itu tidak semudah yang Anda kira, terlebih merasa benar tapi disuruh mengalah, itu penderitaan double, seperti harus menghabiskan makanan super jumbo sementara Anda sudah biasa diet bertahun-tahun. Padahal untuk menjaga agar Perang Baratayuda tidak terjadi pada kehidupan bersama Anda, resepnya adalah tidak boleh marah pada waktu bersamaan. Jadi bayangkan saja ketika Anda tidak salah tapi dipersalahkan? Maka berbahagialah kalian kalau punya pasangan yang berani diskusi dengan rasional dan janji tidak boleh emosional.
Tapi tidak banyak wanita sanggup berlaku begitu, karena memang wanita ditakdirkan untuk mengutamakan emosi rasa. Saya sengaja tidak menyatakan emosi hati karena sejatinya hati memang tidak punya emosi selain hanya dipakai dalam memberi istilah saja. Semuanya itu terkumpul dalam otak manusia, bukan hati.
Hubungan terpenting antarmanusia adalah tidak ada dusta di antaranya. Tapi itu baru syarat pembuka karena memang yang terpenting lainnya adalah perilaku atau karakter Anda sendiri. Bukankah menjengkelkan kalau pasangan Anda tidak dusta menceritakan bahwa dia sedang naksir orang lain? Bukankah Anda akan ngamuk kalau dia tidak dusta menceritakan selingkuhnya? Dan lain-lain yang menggambarkan bahwa "tidak dusta" memang hanyalah syarat awal komunikasi, tapi tidak memberi garansi apa-apa. Itulah sebab tadi diutarakan bagaimana memilih pasangan, yakni memilih pasangan yang tidak berkarakter mo-limo, karena memang mengubah karakter itu sangat sulit, bahkan ada istilah yang menyatakan watak beda ama watuk. Watuk banyak dokter bisa menyembuhkan, tapi watak harus ada kesadaran amat sangat kuat dalam diri sendiri untuk bisa mengubahnya.