Dulu, di kampung halaman saya ada wanita yang terkenal karena jadi "kembang" kota. Populernya juga karena getok tular antar keluarga warga kota atau orang ke orang sampai ke banyak kota lain sekitarnya. Saya memang tidak mengalami sendiri era cerita yang saya maksud itu karena perbedaan usia sekitar sewindu saya ada di bawah umur mereka. Ketika itu saya tidak terlalu paham masalah. Tapi karena orang-orang yang saya ceritakan itu, yang masih ada, juga saya kenal, jadi saya dulu masih sering mendengar ceritanya.
Karena wanita itu "kembang" kota mungil tentulah jika ada yang naksir mudah diketahui gosipnya. Yang terkenal pernah ada anaknya yang punya pabrik rokok dari kota yang terkenal dengan julukan kota rokok, naksir dan ingin ngelamar wanita itu untuk dijadikan istrinya. Perkiraan saya kejadian itu pada tahun-tahun 1960-an sebelum tahun 1970-an.
Wanita itu tidak mau perjodohan itu terjadi karena dia ternyata juga naksir pria lain yang juga terkenal tampan di kota tempat pria itu tinggal. Pria tampan, tapi juga terkenal Don Juan, dan mungkin juga punya tabiat lain yang termasuk dalam ranah mo-limo walau tidak semua mo-limo ada pada diri pria playboy itu.
Rasa saya, wanita itu lebih memilih pria itu karena ada lho wanita-wanita yang merasa tertantang untuk menalukkan, untuk butuh merasa diakui kehebatannya, apalagi kalau merasa punya modal kecantikan dan proporsional tubuh ideal di atas rata-rata. "Aku pasti bisa menaklukkan; aku pasti bisa mengubahnya; kalau dengan aku pasti beda". Itulah "jebakan Batman" yang diciptakan sendiri. Butuh diakui keakuannya yang tidak mau hanya diakui sebagai punya tubuh ideal dan rupa rupawan. Tapi yakin akan dapat mengubah karakter seseorang dengan mudah dengan pedenya. CHALLENGE!
Perkawinan itu terjadi, wanita cantik terkenal di kota mungil dan pria tampan dari kota yang berbeda. Tapi menilik jejaknya, sepertinya keluarga yang mereka bentuk tidaklah sesuai harapan. Di bidang ekonomi sepertinya juga tidak mapan, masih numpang rumah orang tua ketika prahara besar terjadi. Sebelumnya memang tidak terhitung jumlah cekcok soal kehidupan sehari-harinya, mulai dari keuangan sampai masalah "madon". Pernah juga terdengar sangat sedikit masalah "main". Mungkin itu terjadi karena memang ekonominya kurang mapan.
Anaknya 5 ketika perkawinan itu harus diakhiri karena sang pria punya wanita lain dan ternyata juga punya anak. Kemudian pria itu melanjutkan kehidupannya dengan wanita lain itu dan punya 3 anak.
Itulah kehidupan, dan yang ingin saya sampaikan, ketika Anda merasa hebat, janganlah akhirnya Anda teperosok dengan kehebatan Anda sendiri.
Ada karakter-karakter pada diri manusia yang tidak mudah diubah begitu saja, tapi bukan berarti tidak bisa diubah. Ketika Roy Marten dinyatakan sudah tobat dengan "madat", lalu diminta memberikan kesaksian dan menjadi pembicara agar menginspirasi para pecandu untuk tobat, ngenes justru Roy Marten tertangkap masih menggunakan obat. Itulah contoh susahnya mengubah kecanduan madat yang saya maksud. Dan kejadian semacam itu masih amat sangat banyak terjadi, berkubang di lembah nista madat.
Tidak adil kalau saya tidak kasih contoh yang benar-benar bisa tobat. Pentolan grup band Slank konon kabarnya bisa tobat dari madat. Tapi perlu saya tegaskan bahwa antara yang bisa tobat dan tetap kembali berkubang di masalah madat, persentasenya hanya nol koma nol sekian saja yang mampu tobat.
Masih ingat tentang mo-limo (5M)? Main - Minum - Madon - Maling - Madat, saat ini hal itu bukan dominasi pria lagi, wanita juga sudah seabrek menguasai bidang itu. "Madon" kalau diterapkan bagi wanita adalah wanita yang suka gonta-ganti pria, jadi agar tetap bisa dimaknai mo-limo harusnya diganti dengan istilah apa ya untuk wanita, bukankah madon itu konotasinya wanita? Karena madon identik wadon itu maknanya wanita. Piye jika diistilahkan "mlanang"? Jadi mo-limo nya menjadi: Main - Minum - Madon / Mlanang - Maling - Madat.
Bagi para jomblo, jika Anda tahu tentang kebiasaan teman Anda ada yang berkategori mo-limo, sebaiknya hindarilah berteman baik dengannya. "witing tresno jalaran soko kulino". Kalau Anda mempertaruhkan masa depan Anda hanya karena suka tantangan, sebaiknya juga bukan karena tantangan atas masa depan Anda yang juga melibatkan keluarga Anda. Karena kebahagiaan anak adalah juga kebahagiaan ortu. Derita anak justru berimplikasi ganda pada ortu. Ortu itu ngenes kalau menyaksikan anaknya menderita.
Ingatlah modal kecantikan saja tidak cukup untuk menghapus karakter seseorang dari yang terjangkit mo-limo menjadi karakter terpuji. Untuk menyembuhkan karakter mo-limo itu dibutuhkan effort lebih khusus lagi dari modal awal kecantikan. Untuk memasuki segala sesuatu (keadaan) memang wajah cantik tentulah mempunyai banyak kemudahan, tapi mengubah perangai seseorang itu dibutuhkan keahlian lain, dan saya rasa bahkan tidak semua lulusan sarjana psikologi sanggup melakukannya. Dibutuhkan waktu sangat lama untuk membuktikan seseorang sembuh dari penyakit mo-limo. Jadi, jangan buru-buru "klaim" bahwa Anda merasa dapat menyembuhkan.
Mungkin banyak yang lupa menyadari bahwa kecantikan, ketampanan, kemewahan, kekayaan, dan semacamnya itu hanyalah awal yang wah, tapi ketika Anda memilikinya itu selama 40 hari sangat mungkin Anda sudah menganggapnya sesuatu yang biasa, yang bukan sesuatu yang "wah" lagi. Dan itu juga terjadi pada hal-hal kebalikannya, jelek, miskin, dan semacamnya. Karena manusia memang sangat canggih dalam beradaptasi.
Bukankah sering kita dengar perselingkuhan terjadi pada pasangan yang beristri cantik atau bersuami tampan? Bill Gate tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang sangat kaya-raya, sangat mungkin karena sudah terbiasa dan tidak lagi peduli untuk mau menyadari bahwa dia orang kaya, seperti memanjangnya rambut yang tidak bisa kita rasakan. Begitu juga para orang miskin itu yang bisa menerima keadaannya walau terpaksa. Alah bisa karena biasa.
Punya istri cantik atau jelek, punya suami tampan atau jelek, setelah Anda bersama 40 hari, Anda tidak akan permasalahkan, terlebih kalau pacarannya sudah lama. Dan pada selanjutnya yang dinilai adalah karakter, kecocokan kalianlah yang menentukan. Saling menghargai, tenggang rasa, bisa dan harus mau menerima kekurangan pasangan adalah kunci utama langgengnya hidup bersama, dan itu pun masih ditambah saling percaya. Tapi harap diperjelas bahwa wajah cantik atau ganteng bukan sesuatu yang tidak penting. Ingatlah untuk memperbaiki keturunan atau setidaknya biar tidak ngisin-ngisini kalau diajak anjeng bukan? (Anjeng adalah "kondangan" dalam bahasa Jawa, red). Kalau mau diperjelas maksud yang ingin saya sampaikan, karakter (sifat) itu lebih lama berlakunya daripada wajah cantik/tampan.
Saya hampir tidak tahu lagi karena lupa mempermasalahkan mana teman saya yang benar-benar cantik atau benar-benar tampan, karena berteman lebih dari 3 bulan secara intens, kita kebanyakan sudah hampir lupa mempermasalahkan hal itu. Yang ada adalah kecocokan karakter atau tabiat kita masing-masing. Maka saran saya untuk mencari pasangan hidup bagi para jomblo, dalam banyak pertemanan, Anda harus langsung memberi penilaian seseorang atas wajahnya (fisik), "YES or NO", berilah kriteria itu untuk setiap teman Anda pada awal perjumpaan, dan lalu dingat-ingat label itu agar tidak terlupa, tapi jangan lupa menilai diri sendiri juga kalau Anda sangat jelek terus hanya mau punya pasangan yang sangat cantik/tampan, itu namanya tidak tahu diri, karena kalau Anda sangat jelek dan ingin punya istri cantik, perjuangannya bukan dari situ, tapi memulai dengan kesuksesan mencari duit terlebih dahulu.
Lalu setelah Anda beri kriteria YES or NO pada kriteria fisiknya, untuk teman-teman yang YES biarlah Anda memahami karakternya apa Anda dapat cocok atau tidak. Kalau cocok ya silahkan berusaha pedekate, kalau tidak ya jangan dipaksakan. Jika Anda tertarik pada teman Anda yang dari awal Anda beri label NO, Anda harus dapat yakin seyakin-yakinnya bahwa orang tersebut punya kelebihan khusus yang sangat menonjol, jangan malah sudah berani berkorban menerima keminusannya, masih mendapatkan pasangan yang "bongkreng", itu sangat tolol namanya. Itulah resep cari jodoh bagi kawula muda versi saya.
Kehancuran awal dari kelanggengan pasangan adalah "penghinaan" dan saling balas dendam. Contohnya, ketika Anda tidak puas dalam masalah seks dengan suami/istri Anda, seharusnya tidak dengan cara diutarakan dengan konfrontasi apalagi dengan menghinanya. Penghinaan itu menerbitkan balas dendam. Ketika Anda menghina pasangan Anda, pelampiasan pasangan Anda adalah ingin mencobanya kepada orang lain untuk membuktikan apakah penghinaan yang Anda lakukan itu benar atau tidak. Maka rentetan selanjutnya adalah perselingkuhan bukan?
Ketika Anda mengharap menemukan pasangan yang sempurna, percayalah itu hanya ada pada dongeng atau wawancara pada orang-orang terkenal untuk ditulis biografinya agar semakin menarik dan terlihat semakin hebat keterkenalannya. Tidak ada hal semacam itu dalam kehidupan nyata. Jangan tertipu dengan polesan atau ketidakterbukaan. Percayalah bahwa hubungan antarmanusia itu memang sangat komplek dan membutuhkan tekad besar untuk saling menjaga agar awet kebersamaannya.
Rumusannya memang harus saling tenggang rasa, dan itu tidak semudah yang Anda kira, terlebih merasa benar tapi disuruh mengalah, itu penderitaan double, seperti harus menghabiskan makanan super jumbo sementara Anda sudah biasa diet bertahun-tahun. Padahal untuk menjaga agar Perang Baratayuda tidak terjadi pada kehidupan bersama Anda, resepnya adalah tidak boleh marah pada waktu bersamaan. Jadi bayangkan saja ketika Anda tidak salah tapi dipersalahkan? Maka berbahagialah kalian kalau punya pasangan yang berani diskusi dengan rasional dan janji tidak boleh emosional.
Tapi tidak banyak wanita sanggup berlaku begitu, karena memang wanita ditakdirkan untuk mengutamakan emosi rasa. Saya sengaja tidak menyatakan emosi hati karena sejatinya hati memang tidak punya emosi selain hanya dipakai dalam memberi istilah saja. Semuanya itu terkumpul dalam otak manusia, bukan hati.
Hubungan terpenting antarmanusia adalah tidak ada dusta di antaranya. Tapi itu baru syarat pembuka karena memang yang terpenting lainnya adalah perilaku atau karakter Anda sendiri. Bukankah menjengkelkan kalau pasangan Anda tidak dusta menceritakan bahwa dia sedang naksir orang lain? Bukankah Anda akan ngamuk kalau dia tidak dusta menceritakan selingkuhnya? Dan lain-lain yang menggambarkan bahwa "tidak dusta" memang hanyalah syarat awal komunikasi, tapi tidak memberi garansi apa-apa. Itulah sebab tadi diutarakan bagaimana memilih pasangan, yakni memilih pasangan yang tidak berkarakter mo-limo, karena memang mengubah karakter itu sangat sulit, bahkan ada istilah yang menyatakan watak beda ama watuk. Watuk banyak dokter bisa menyembuhkan, tapi watak harus ada kesadaran amat sangat kuat dalam diri sendiri untuk bisa mengubahnya.
Jadi kalau ada cewe cantik sok jagoan mencari tantangan untuk mengubah watak mo-limo orang yang dicintainya, saya pikir dia sedang mencari masalahnya sendiri. Dan itulah bukti kuat betapa cewe walau cantik banyak yang tidak rasional karena lupa mikir bahwa dengan kecantikannya dia bisa menemukan pasangan lain dengan mudah dan lebih mudah memilih yang tidak punya karakter mo-limo daripada harus mengubah karakter yang sudah terjangkit mo-limo bukan? Maaf kalau ternyata saya ngawur, setidaknya Anda tahu betapa saya juga bisa sangat konyol. Bagi yang sudah membaca, terima kasih, dan saya balas dengan doa, "semoga kita banyak mendapat kebahagiaan dalam hidup ini, GBU". (#SPMCSW, Selasa, 13 September 2016)
CATATAN:
Karakter = watak = tabiat = kebiasaan.
Mo-limo adalah kebiasaan manusia yang menjadi keranjingan (kecanduan)
Main = Judi.
Minum = Mabok oleh minuman keras.
Madon / Mlanang = Main perempuan / lelaki, kebiasaan ketempat pelacuran, punya selingkuhan, tante girang, om senang, dan semacam itu.
Maling = Mencuri, ngutil, ngerampok, korupsi, tidak jujur.
Madat = Kecanduan Narkoba
Opini & Amatan (#SPMC) Suhindro Wibisono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H