Kami punya integritas dan harga diri tinggi. Kami punya Falsafah yang dijadikan sebagai acuan hidup "Siri' Na Pacce". Siri' adalah Harga diri / Rasa malu sedangkan Pacce itu pedas istilah lainnya keras , kokoh pendiriannya, Pacce juga semacam kecerdasan emosional untuk turut merasakan kesusahan orang lain (kpk.go.id, 2017).
Kami punya Harga diri dan watak yang keras, karena kami tidak ingin direndahkan.
Watak Keras orang Makassar hanyalah cover yang menutupi kesantunan dan kelembutan hati orang-orangnya. Jangan terlalu fokus pada cover kami, tapi fokuslah pada isinya.
Coba anda survey disekitar anda, apakah ada orang Makassar? Setahu saya orang Bugis Makassar secara kultural melakukan perantauan untuk mencari jati diri dan rezeki untuk keluarganya. Apakah orang Makassar yang anda kenal itu sosok jahat, kasar, arogan? saya rasa tidak. Saya bisa menjamin mayoritas mereka adalah pekerja keras dan terpelajar.
Baca juga : Roti Buaya Betawi Terbang ke Makassar, Ngapain?
Kedatangan kami di tanah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara , Ambon dan Papua adalah perjalanan rantau untuk jati diri
Kami datang ke tanah anda bukan untuk jadi kriminal apalagi bahan fitnah yang selalu dijadikan sudut pandang dalam menilai orang Makassar secara keseluruhan.
Coba cek referensi tontonan dan bacaan anda, barangkali letak kesalahannya ada disana. Karena citra yang ditransfer dari media kepada pembaca/penonton sejauh ini memang  memberi kesan bahwa orang Makassar pasti Kasar. Opini media tertentu telah menciptakan persepsi di kepala anda.
Padahal tidak semua orang Makassar seperti itu. Kami adalah orang-orang mandiri yang punya rasa malu. Sedangkan ketika ada oknum orang Makassar yang  muncul sebagai pemberitaan negatif, tolong jangan di generalisir bahwa semua orang Makassar seperti itu. Mereka hanyalah segelintir orang bejat yang kebetulan orang Makassar. Kami juga cinta damai dan penyayang. Kami juga punya agama dan tata Krama.
Saya sangat kecewa dengan persepsi anda yang menjatuhkan suku dan daerah kami seolah-olah kami tidak layak disandingkan dengan suku dan daerah anda.
Kami memang secara pembangunan tak secepat pembangunan di Daerah Barat Indonesia, tapi ketika cara anda memperlakukan kami seperti itu sepertinya anda (Oknum yang menilai kami sebelah mata) mengalami kemajuan secara Pembangunan Daerah namun mengalami kemunduran dalam berfikir.
Saya kecewa dengan anda yang memandang orang Makassar sebagai sosok yang harus dihindari dan ditolak untuk jadi bagian dari suatu kaum. Padahal kami tidak pernah menolak kedatangan kaum-kaum dari luar tanah kami untuk masuk dan melakukan berbagai aktifitas Bisnis ataupun pernikahan.Â
Kami tidak pernah menolak kedatangan perantau di daerah kami. Meskipun kami belum sehebat bagian Barat Indonesia tapi kami punya toleransi yang kuat.