Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah AHY dan Sandiaga Jadi Menteri Baru?

21 Agustus 2020   20:41 Diperbarui: 21 Agustus 2020   20:30 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Isu terkait perombakan Kabinet Indonesia Maju ala Jokowi-Mar'uf Amin makin kencang terdengar. Setidaknya berdasarkan informasi yang berkembang di media dan masyarakat bahwa Jokowi akan me-resuffle sekitar 11-18 menteri.

Bersamaan dengan itu, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uno diisukan menjadi calon kuat untuk menjadi menteri baru Jokowi.

Memang belum jelas, posisi menteri apa saja yang akan ditempati oleh AHY dan Sandiaga. Namun, yang jelas mereka berdua diisukan menjadi menteri baru jika Jokowi  melakukan perombakan kabinet.

Berkaitan dengan hal itu, saya memberikan 2 jawaban atas pertanyaan yang sekaligus sebagai judul artikel ini.

Pertama, sangat mungkin. Salah satu hal yang sangat kelihatan dari periode kepemimpinan Jokowi di periode kedua ini adalah politik merangkul lawan.

Faktanya, Jokowi menempatkan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). 

Padahal, kita semua tahu bahwa Prabowo adalah lawan politiknya dalam Pilpres 2019 yang lalu.

Salah satu alasan mengapa Jokowi merangkul lawan politiknya, yakni untuk meredam suara-suara yang begitu tajam dari lawan politiknya dalam mengambilan setiap kebijakan. Terutama kebijakan yang seringkali kontraproduktif.

Misalnya, kebijakan terkait revisi Undang-Undang KPK yang mendapat perlawanan---bukan hanya dari partai oposisi---tetapi juga dari mahasiswa. Dan kebijakan-kebijakan lain yang seringkali tidak menguntungkan masyarakat.

Kita tahu bahwa partai Gerindra dan PKS begitu getol dalam menyerang dan mengkritik pemerintahan Jokowi-JK di periode pertama. Menjadi sangat kencang pada masa-masa kampanye menjelang Pilpres pada 17 April 2019.

Dua tokoh yang sangat vokal dalam mengkritik pemerintahan Jokowi-JK di periode pertama adalah Fadli Zon dan Fahri Hamzah, yang beberapa hari lalu mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Kedua, untuk AHY mungkin sulit. PDIP dan Demokrat rasa-rasanya agak sulit untuk bersatu.

Benar bahwa tidak ada musuh abadi dalam politik. Akan tetapi, ada pengecualian bagi AHY. Kenapa demikian? Ya karena Megawati dan SBY jarang akur.

Lagipula, menempatkan AHY di Kabinet Indonesia Maju, seperti memelihara anak macan dalam kandang.

Artinya, pengangkatan AHY dalam posisi menteri sama seperti membiarkan AHY menjadi calon presiden yang kuat dalam Pilres 2024 mendatang.

Hal itu, hemat saya, akan sulit bagi Jokowi. Jokowi pasti berdiskusi dengan Megawati dalam penunjukkan menteri-menteri baru nantinya. Dan Megawati tak akan membiarkan hal itu terjadi. AHY tak mungkin menjadi menteri. Sekian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun