Kenapa Remaja Milenial Harus Berasrama?
Banyak remaja milenial yang tidak bisa mengendalikan diri ketika berhadapan dengan tawaran dan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang justru merusak kehidupan mereka sendiri.
ROKOK misalnya. Remaja milenial menganggap bahwa merokok merupakan gaya hidup (life style). Itu  benar. Namun, dampak dari merokok sangat berbahaya. Remaja yang kecanduan merokok bisa jatuh pada kasus narkoba.
Menurut dokter spesialis anak subspesialis respilogi, Darmawan Budi Setyanto, merokok sejak muda bisa memicu kecanduan narkoba.
"Berbagai data dan penelitian telah membuktikan hubungan merokok dan narkoba. Artinya, sangat rentan anak-anak sejak dini yang mencoba merokok untuk jatuh ke narkoba" kata Darmawan (gaya.tempo.co, Jumat 19 Juni 2020). [2]
Selain merokok, ada sekelumit masalah lain yang seringkali dilakukan remaja milenial. Misalnya tawuran, seks bebas, pelecehan seksual, balap motor, perampokan, perjudian, dan lain sebagainya.
Persoalan-persoalan tersebut dapat diantisipasi jika remaja (SMP dan SMA) didorong untuk hidup dan tinggal di asrama. Asrama dengan segala peraturannya, memungkinkan mereka manjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif dan berkualitas.
Akhirnya, penulis mengajak para orang tua agar mendorong remaja untuk hidup di asrama, bukan di kosan. Kosan adalah ruang tumbuhnya kejahatan-kejahatan kemanusiaan. Sedang, asrama adalah tempat tumbuhnya nilai-nilai moral dan bakat-bakat yang tentunya berguna bagi remaja itu sendiri. Sekian dan terima kasih.
Salam hangat dari mantan anak asrama
Sumber :
[1] kbbi.web.id/asrama, diakses pada Minggu, 7 Juli 2020.