Kita juga perlu mengingatkan diri sendiri bahwa sekolah adalah ruang belajar untuk anak-anak, bukan ajang kompetisi terselubung bagi orang tua. Prakarya, PR, atau proyek apapun seharusnya menjadi alat untuk mengukur sejauh mana anak mampu berpikir kreatif, memahami pelajaran, dan memecahkan masalah---tanpa "bantuan profesional" dari rumah.
Pada akhirnya, mari kita bertanya lagi: siapa yang sebenarnya bersekolah? Jika jawabannya masih kabur, maka mungkin sudah saatnya kita mengevaluasi kembali apa yang terjadi di ruang kelas, di meja makan rumah, dan dalam sistem pendidikan kita secara keseluruhan. Karena anak-anak kita layak mendapatkan pendidikan yang memerdekakan, bukan yang justru mengandalkan orang tua sebagai roda penggeraknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H