Dalam kasus seorang penyandang Down syndrome seperti di gambar, publik jadi lebih memahami kondisi tersebut. Ada edukasi tersirat bahwa mereka juga berhak mendapat kehidupan yang layak, perlakuan yang setara, serta kasih sayang dari lingkungan sekitar.
4. Memberi Motivasi bagi Orang Lain
Meskipun sering diwarnai air mata, konten-konten seperti ini kadang punya sisi ceria yang memberi semangat. Cerita tentang perjuangan seseorang yang tak kenal lelah sering kali membakar semangat penonton. Seseorang yang sedang merasa putus asa bisa saja mendapatkan motivasi hidup dari cerita yang ia tonton. Misalnya, seorang penyandang keterbatasan mental yang masih bisa bekerja dan produktif akan memicu refleksi: "Saya yang sehat saja masih malas, kok bisa ya?"
Tantangan di Balik Niat Baik
Meski memiliki banyak sisi positif, kita tidak bisa menutup mata terhadap sisi gelap dari konten semacam ini. Banyak orang merasa bahwa eksploitasi kesusahan orang lain demi konten adalah sesuatu yang salah secara etis. Apalagi jika niat membantu justru menjadi sekadar "bahan jualan" untuk meraih popularitas.
Di sinilah letak tantangannya: niat baik harus dibarengi dengan cara yang tepat. Tanpa menafikan peran kamera, semestinya empati dan rasa kemanusiaan lebih menonjol dibanding sekadar mengejar angka views atau like.
Kembali ke Hati Nurani
Sebagai penonton, tugas kita adalah memandang video-video ini dengan bijak. Jangan hanya berfokus pada kontroversi, tapi ambil sisi positifnya. Apakah itu inspirasi, solidaritas, atau sekadar dorongan untuk menjadi pribadi yang lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Bagi kreator konten, perlu ada kesadaran lebih dalam bahwa bantuan yang tulus tidak selalu butuh kamera. Jika pun kamera harus hadir, pastikan bahwa inti ceritanya bukan sekadar "jualan empati," melainkan benar-benar membawa perubahan nyata bagi yang dibantu.
Seperti kata pepatah, "Memberi itu tidak selalu terlihat, tapi dampaknya akan selalu terasa." Semoga konten yang viral tidak sekadar "menjual kesusahan," melainkan menjadi jembatan kebaikan bagi lebih banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H