Belakangan ini, media sosial kita seperti penuh sesak dengan video-video yang mengangkat cerita kesulitan hidup seseorang. Mulai dari kakek tua yang jualan di pinggir jalan, pedagang kecil yang dagangannya tak laku, hingga orang dengan keterbatasan fisik atau mental seperti pada gambar yang ramai beredar. Salah satu konten terbaru adalah seorang TikTokers yang mengunjungi seorang penyandang sindrom Down, merekam momen haru tersebut, dan kemudian video itu viral---jutaan views, puluhan ribu komentar.
Banyak dari kita mungkin bertanya-tanya: "Ini niat bantu, atau cari perhatian?" Apakah kamera dan sorotan perlu selalu hadir ketika membantu sesama? Nah, inilah diskusi yang terus memancing pro dan kontra. Walaupun sisi negatifnya begitu jelas, ternyata ada juga sisi positif yang mungkin belum banyak kita sadari.
1. Menjadi Inspirasi bagi Banyak Orang
Video-video seperti ini seringkali mampu membuka mata banyak orang tentang realita di sekitar mereka. Tidak semua orang peka terhadap kesulitan orang lain, apalagi di era di mana hidup kita lebih sering terfokus pada scrolling media sosial tanpa arah. Saat melihat konten seperti ini, sebagian orang jadi lebih peduli, lebih ingin membantu, atau sekadar menjadi lebih bersyukur atas hidup yang dijalani.
Misalnya, setelah video seorang kakek penjual es teh viral, masyarakat berbondong-bondong membantu beliau. Terkadang satu video saja bisa menggerakkan hati ribuan bahkan jutaan orang untuk ikut menyumbang, membeli dagangan, atau mengulurkan tangan.
2. Menggalang Solidaritas Sosial
Dalam dunia yang kerap terasa individualis, video bantuan semacam ini mampu membangun solidaritas sosial. Ketika seseorang melihat ada orang yang hidupnya penuh keterbatasan tetapi masih berjuang, ada dorongan untuk ikut bergerak membantu. Bahkan, ini bisa memicu aksi kolektif: "Kalau dia bisa membantu, kenapa kita tidak?"
Bayangkan jika video itu tak pernah diunggah---mungkin bantuan itu hanya datang dari satu orang saja. Namun ketika viral, ada ratusan bahkan ribuan tangan lain yang ikut turun tangan. Berkat kekuatan digital, sekecil apa pun bantuan bisa berarti besar.
3. Menyoroti Isu-isu yang Sering Terabaikan
Salah satu hal positif dari konten seperti ini adalah munculnya perhatian pada isu-isu yang selama ini "tersembunyi." Kisah-kisah penyandang disabilitas, lansia yang hidup sebatang kara, atau keluarga miskin yang tak tersentuh bantuan pemerintah akhirnya mendapat sorotan.