Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Stop Ekspor Nikel, Jalankan Hilirisasi dan Lihat Bagaimana Teknologi Dunia Tanpa Nikel Indonesia

3 Februari 2025   01:26 Diperbarui: 3 Februari 2025   01:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia tergantung nikel dari Indonesia. (Sumber: Foto pribadi) 

Keuntungan untuk Indonesia

Bila suatu saat keputusan Indonesia untuk menghentikan ekspor bijih mentah dan beralih ke produk olahan, maka harapanya akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dengan mengolah nikel menjadi produk bernilai tambah seperti baterai kendaraan listrik dan baja tahan karat, pendapatan negara dapat meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan hanya mengekspor bijih mentah. Strategi ini tidak hanya meningkatkan devisa negara, tetapi juga memperkuat industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat alih teknologi. Dengan adanya hilirisasi, Indonesia tidak lagi hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik dan baja tahan karat.

Indonesia telah menjadi magnet investasi bagi perusahaan global dalam industri baterai dan kendaraan listrik berkat cadangan nikel yang melimpah dan strategis. Perusahaan besar seperti CATL, LG Chem, dan Tesla sebelumnya telah menunjukkan minat yang kuat untuk berinvestasi di sektor pengolahan nikel dan produksi baterai di Indonesia, dengan komitmen investasi bernilai miliaran dolar. Pemerintah Indonesia, melalui kebijakan hilirisasi dan larangan ekspor bijih nikel, berhasil menarik perhatian perusahaan asing yang ingin memastikan pasokan bahan baku untuk industri kendaraan listrik. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok baterai global, tetapi juga berpotensi meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pengembangan teknologi dan infrastruktur energi hijau di dalam negeri.

Apakah Dunia Siap Tanpa Nikel Indonesia?

Tanpa nikel Indonesia, dunia akan menghadapi dampak besar pada berbagai sektor. Transisi ke energi bersih akan melambat, harga produk teknologi akan melonjak, dan proyek infrastruktur global akan terhambat. Namun, bagi Indonesia, ini adalah kesempatan untuk mendefinisikan ulang posisinya di panggung ekonomi global.

Dalam skenario ini, dunia akan belajar bahwa logam kecil seperti nikel memiliki dampak yang sangat besar. Dan ketika Indonesia mengambil keputusan strategis, dunia hanya bisa menunggu dan beradaptasi. Siapa sangka, masa depan teknologi global bergantung pada keputusan satu negara?

Dr.-Ing. Suhendra. Dosen Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Pengurus Bidang Kebumian dan Energi, Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Pengalaman lebih dari 10 tahun sebagai konsultan di Jerman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun