Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ide Trump Beli Greenland: Ambisi Geopolitik Apa?

26 Januari 2025   19:19 Diperbarui: 26 Januari 2025   20:14 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greenland dan Denmark (Foto google dicapture pribadi)

Ide Trump Beli Greenland: Ambisi Geopolitik Apa?

Dr.-Ing. Suhendra (Pemerhati Sosial-Budaya dan Teknologi Eropa)

Bila kita ucapkan kata tentang Denmark, apa bayangan kita semua? Mayoritas dari kita terasosiasi dengan Viktor Axelsen, IKEA dan negara makmur dengan kota-kota bersih. Meski Bahasa Nasionalnya adalah Danks (Bahasa Denmark), tetapi bahasa Inggris umum dipakai sehari-sehari. Anak-anak taman kanak-kanak sudah terbiasa bercakap dengan guru dalam Bahasa Inggris. Beberapa kali Saya ke Kopenhagen, entah karena bisnis atau mengunjungi kawan. Dari Jerman saya pernah naik mobil beberapa kali melalui Flensburg ke Aabenraa dan Snderborg atau dari Hamburh naik Kereta ke Kopenhagen.

Orang-orangnya tenang dan sopan. Di Denmark Selatan mereka antusias menerima pertanyaan orang asing sekedar bertanya arah perjalanan. Orang-orang Denmark dikenal dengan sikap psikologis mereka yang tenang, rasional, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial, tetap saja harus bersikap tegas terhadap statement Donald Trump yang menyatakan ingin membeli Greenland pada tahun 2019. Pun saat ini, ide tersebut kembali muncul.

Denmark melihat pernyataan Trump bukan hanya sebagai sesuatu yang tidak realistis, tetapi juga sebagai tindakan yang meremehkan kedaulatan mereka serta hubungan historis dengan Greenland sebagai wilayah otonom. Respons dari pemerintah Denmark dan masyarakatnya sebagian besar didasarkan pada prinsip rasionalitas dan diplomasi, menunjukkan bahwa mereka tidak mudah terpancing oleh retorika sensasional, tetapi tetap teguh dalam mempertahankan hak dan integritas teritorial mereka tanpa perlu bereaksi secara emosional atau berlebihan.

Trump dan Keinginannya atas Greenland

Dalam dinamika politik internasional, tidak ada yang terlalu mengejutkan dari Donald Trump. Namun, ketika nama Trump kembali mengemuka dengan ide membeli Greenland, dunia sejenak terdiam. Trump telah berulang kali mengungkapkan ketertarikannya pada Greenland, pulau terbesar di dunia yang saat ini merupakan wilayah otonom Denmark. Dengan populasi sekitar 56.000 jiwa, Greenland memiliki posisi strategis di Arktik dan kaya akan sumber daya alam seperti mineral langka dan energi terbarukan. Ambisi Trump didukung oleh keinginan untuk memperkuat pengaruh AS di kawasan yang kini menjadi medan persaingan global, terutama melawan Rusia dan China.

Pada 2019, ide Trump untuk membeli Greenland sempat ditolak mentah-mentah oleh Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, yang menyebut gagasan itu "absurd". Namun, Trump tampaknya tidak menyerah. Baru-baru ini, ia kembali mengangkat isu ini dengan alasan "melindungi Greenland dari kolonialisme Denmark" dan menjanjikan kesejahteraan bagi penduduknya. Taktik ini memperlihatkan upaya Trump untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin besar yang mampu memperluas wilayah AS, mirip dengan pembelian Alaska pada abad ke-19.

Reaksi Denmark dan Greenland

Denmark, yang memberikan subsidi tahunan sekitar 550 juta kepada Greenland, jelas tidak berniat melepas wilayah strategis ini. Selain nilai ekonominya, Greenland juga memiliki signifikansi geopolitik yang besar. Pemerintah Denmark telah memperkuat kehadiran militernya di Greenland dan menegaskan pentingnya pulau tersebut sebagai bagian dari kerajaan mereka. Bahkan, Raja Frederik memasukkan simbol Greenland ke dalam desain baru lambang negara sebagai pesan simbolis bahwa Greenland adalah bagian tak terpisahkan dari Denmark.

Namun, di sisi lain, isu ini juga memperkuat perdebatan internal di Greenland tentang kemerdekaan dari Denmark. Dalam pidato tahun barunya, Perdana Menteri Greenland, Mte B. Egede, menyerukan langkah konkret menuju kemerdekaan. Sentimen ini didorong oleh sejarah panjang penjajahan dan eksploitasi yang masih membekas di ingatan kolektif rakyat Greenland.

Banyak pihak menilai ambisi Trump lebih dari sekadar kepentingan geopolitik. Profesor Thomas Jger dari Universitas Kln menyebut bahwa Trump kemungkinan ingin mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai presiden yang memperluas wilayah AS secara signifikan. Hal ini menjadi bagian dari upayanya membangun citra sebagai pemimpin visioner dan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun