Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mengikuti Mega Investasi Baterai Listrik Eropa dalam Mewujudkan Elektromobilitas

28 Februari 2024   07:39 Diperbarui: 29 Februari 2024   02:15 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini diinspirasi sebuah pesan elektronik seorang kawan yang pernah tahu saya sering ngebut di jalan tol Jerman. Ya, karena ia pernah tahu saya pernah nyupir selalu dengan kecepatan di atas 200 km/jam di beberapa ruas jalan sepanjang Berlin-Frankfurt atau Berlin-Hamburg.

Sebagai negara produsen mobil, tentu hal lumrah, bahwa infrastruktur yang memanjakan para pengendara mobil harus baik. Orang-orang Jerman cukup bangga dengan pernyataan "Deutschland ist das einzige Land der Welt in dem auf Autobahnen kein generelles Tempolimit gilt (Jerman adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki ruas jalan tol yang tidak membatasi kecepatan)".

Jadi wajar, kalau saya nyupir 250 km/jam, tentu masih ada suatu saat yang membalap mobil kesayangan saya, E350 Combi.

Kembali ke kawan saya, ia mengirim pesan, yang sejatinya mewakili kegundahan para pelaku industri pasca salah satu debat pilpres yang lalu terkait industri baterai. Kawan baik saya yang juga sudah back for good ke tanah air ini bertanya simpel: sudah sejauh mana memang industri baterai Jerman saat ini?

Tentu, industri baterai Jerman sudah jauh melangkah. Minimal sudah jauh ketimbang apa yang baru didebatkan di tayangan TV. Ungkapan prihatin paling mudah ditulis adalah: kita baru berdebat, sementara orang lain sudah berbuat bahkan sudah jualan. Sebagai gambaran, National Electromobility Development Plan di Jerman sudah ada sejak 15 tahun lalu, atau telah melewati 3 pilpres di Indonesia.

Elektromobilitas telah muncul sebagai tonggak baru teknologi transportasi modern. Mengacu pada dokumen "Electromobility in Germany: Vision 2020 and Beyond", kita dapat melacak akarnya kembali ke inovasi seperti kendaraan listrik awal abad ke-19 oleh Ferdinand Porsche. Perjalanan dari konsep historis hingga kendaraan listrik (EV) masa kini menunjukkan evolusi elektromobilitas dan potensinya. Setelahnya, berbagai negara dunia sangat tertarik untuk mengambil pelajaran mendefinisikan ulang sistem transportasi mereka.

Dorongan elektromobilitas di seluruh dunia berasal dari tuntutan dunia untuk mengatasi masalah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan memenuhi permintaan yang meningkat akan opsi transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Saat dunia menghadapi tantangan terkait kenaikan harga minyak, semakin meningkatnya emisi CO2, dan kesadaran dan peraturan lingkungan semakin ketat, terdapat kebutuhan untuk mempercepat transisi menuju elektromobilitas. Tuntutan ini semakin ditekan oleh pergeseran tren masyarakat menuju mobilitas yang berkelanjutan dan urban life style, serta perubahan preferensi pengemudi modern yang lebih memperhatikan dampak lingkungan dari kendaraan mereka.

Selain itu, pengembangan model bisnis baru dan peluang pasar dalam sektor elektromobilitas mencerminkan perubahan lanskap industri otomotif.

bing AI
bing AI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun