Kultwit #VisitBengkulu2020Â
1. Maroba ite ngobrol tentang Ta'ei Kejei jakunai Jang (red; bahasa Suku Rejang Bengkulu)#EsaiPIRNXV
2. Artinya mari kita diskusi soal Tari Kejei dari Suku Rejang, Bengkulu
3. tapi dalam kaitannya dengan budaya proteksi dan refleksi pergaulan remaja masa kini gaes
4. _Opening_ Tari Kejei adalah salah satu tariang paling sakral bagi Suku Rejang di Bengkulu
5. Paling sakral karena banyak ditemukan cerita-cerita misteri sepanjang pementasan tarian ini
6. Tari Kejei terbilang tari yang cukup sederhana karena tidak menggunakan gerakan yang terlalu rumit
7. Tari ini dimainkan dengan jumlah penari ganjil, bisa 3, 5, 7 atau 9 pasang
8. Tarian ini diiringi oleh alat musik tradisonal seperti Gong, Kulintang, dan Redap
9. Musik pengiring tarinya adalah musik yang sudah disepakati oleh BMA Rejang Lebong
10. Boleh menggunakan satu atau gabungan dari 7 lagu yang masuk dalam musik pengiring tersebut
11. Musik pengiring tersebut adalah 1) Ombak laut 2) Tupai melompat 3) Siamang balik bukit ...
12. ....4) Percang naik tebing 5) Kumbang mengharap bunga 6) Burung klating 7) Diwo menimbang anak
13. Tari Kejei menjadi tarian yang populer dan dapat ditemukan di acara-acara besar kedaerahan
14. Yang menarik dari tarian ini, selain memang muatan tariannya yang sakral, adalah pemilihan penarinya
15. Jadi tidak sembarangan orang bisa menarikan tarian ini
16. Tarian ini hanya boleh ditarikan oleh anak muda yang masih perjaka dan gadis
17. Harus benar-benar perjaka bagi laki-laki dan masih gadis serta dalam keadaan suci bagi perempuannya
18. Tarian yang di tarikan oleh penari perempuannya juga tidak terlalu gemulai, lebih sederhana dan santun
19. Bagi laki-laki, tariannya lebih menonjolkan kegagahan dan tidak menggunakan gerakan yang rumit
20. Seperti di sampaikan di atas, tarian ini memang cukup sederhana
21. Dalam perspektif saya, keunikan tarian ini salah satunya karena syarat penari yang boleh menarikan Tari Kejei
22. Seolah menggambarkan bahwa setiap pemuda harus dapat menjaga dirinya, menjaga kesuciannya
23. Karena tarian ini sakral, hanya yang bersih saja yang berhak menarikannya
24. Kita menyadari bahwa sejak asal mula, leluhur kita telah menekankan betapa pentingnya menjaga diri
25. Bagi perempuan untuk tidak terlalu gemulai sebagai lambang kesantunan dan etika sebagai wanita
26. Bagi laki-laki harus menjadi pemuda yang gagah berani, tidak boleh terlalu gemulai juga tentunya
27. Mengantarkan kita pada fitrah bahwa menjaga diri sebaik mungkin adalah dasar dari menempuh proses hidup
28. Menengok relita yang ada saat ini, dimana kehidupan pergaulan semakin bebas, tarian ini masih kekeuh
29. Di semua zaman, tidak peduli lampau atau masa depan, ada etika pergaulann yang mengikat kehidupan kita
30. Ada batasan antara hubungan pergaulan laki-laki dengan perempuan
31. Batasan ini yang terjaga sesuai prosesi dalam Tarian Kejei, mengingatkan kembali pesan leluhur kita
32. Kita harus menjaga kesucian diri untuk membuat hidup berarti,
33. sehingga kelak, kita akan mengakhiri proses kita dengan perembahan terbaik
34. Sebagaimana ditampikan sebagai bagian penutup pada Tari Kejei
35. Duduk perlahan, sembah berhadapan, sembah menghadap depan, berdiri anggun, dan mundur beriring kulintang
36. Kita menikmati proses hidup dengan elok, menghargai sesiap di depan, dan disamping
37. Memberi hormat pada yang tua dan dewasa
38. Lalu kembali dengan keindahan sebagai pemuda yang berhasil menyelsaikan prosesi Kejei
39. Pemuda yang tangguh menjaga diri dengan sebaik-baiknya
40. Semangat pemuda yang menjaga diri, berlaku santun tersebut, mungkin salah satu esensi paling pentingnya
41. Tari-tarian kita memiliki makna tidak sekedar penghibur dalam suka cita, tetapi pesan sakral
42. Ya, pesan yang terus terjaga sampai saat ini, yang terjaga dalam rapal dan mantra kejei
43. Dari Kejei kita belajar menjadi generasi muda berbudi
44. Mau tau seperti apa pertunjukan Tarian Kejei? Silahkan berkunjung ke Bengkulu ya gaes
45. Salam Visit Bengkulu 2020
LINK Chripstory : http://chirpstory.com/li/334690Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H