Aksara tersenyum dan menerima sketsa itu. Itu adalah gambar mereka berdua, duduk di kafe "Kopi Kenangan," di bawah senja yang selalu menemani mereka. Sketsa itu begitu sederhana namun memiliki makna yang begitu dalam bagi keduanya.
"Kamu tahu," kata Aksara sambil menatap sketsa itu, "aku juga menemukan sesuatu yang hilang dalam diriku."
Mereka berdua tertawa pelan, merasa seakan-akan semua kesedihan dan keraguan yang pernah ada telah sirna. Senja di kota tua itu menjadi saksi bisu dari dua jiwa yang saling menemukan, saling menginspirasi, dan akhirnya, saling melengkapi.
Contoh Cerpen Nonfiksi
Berikut adalah contoh cerpen nonfiksi yang sekitar 1500 kata, berdasarkan kisah yang bisa terjadi dalam kehidupan nyata:
Judul: Sebuah Langkah Menuju Harapan
Sinar matahari pagi menerobos jendela kamar sempit itu, menghangatkan wajah Rina yang sedang terbaring lemas di tempat tidur. Di usianya yang ke-38, tubuhnya terasa lebih tua dari usianya. Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, ia bangun dengan perasaan berat di dadanya. Hidupnya berubah total setelah kecelakaan tragis dua tahun lalu yang merenggut suami dan anaknya.
Rina adalah seorang wanita karier yang sukses. Sebagai manajer pemasaran di perusahaan besar, ia dikenal sebagai pribadi yang tegas dan penuh percaya diri. Namun, kecelakaan itu menghancurkan segalanya. Sejak kehilangan suami dan anaknya, ia merasa hidupnya tidak lagi memiliki tujuan. Ia meninggalkan pekerjaannya, menarik diri dari dunia luar, dan menjalani hari-harinya dengan perasaan hampa.
Setiap pagi, ia berjuang untuk menemukan alasan untuk bangun dari tempat tidur. Rasa sakit karena kehilangan selalu menghantui, dan dunia luar terasa terlalu keras untuk dihadapi. Hingga suatu pagi, ketika Rina sedang melamun memandang langit-langit kamarnya, ponselnya berbunyi. Itu adalah pesan dari Sari, sahabatnya yang tak pernah lelah mendukungnya sejak tragedi itu terjadi.
"Rina, aku tahu ini berat, tapi aku ada ide. Bagaimana kalau kamu ikut acara relawan minggu depan? Kita akan mengunjungi panti asuhan di pinggiran kota. Aku pikir ini bisa sedikit mengalihkan pikiranmu," bunyi pesan Sari.
Rina menatap layar ponselnya, ragu. Ia bukanlah tipe orang yang suka kegiatan sosial, apalagi setelah apa yang terjadi. Namun, di sisi lain, ia juga merasa bosan dan lelah dengan kesendirian dan kesedihan yang terus menghantuinya. Setelah beberapa menit merenung, akhirnya ia membalas, "Baiklah, aku akan ikut."