Mohon tunggu...
Aksara Suhendi
Aksara Suhendi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pembelajar Sejati

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerpen 1500 Kata

14 Agustus 2024   16:17 Diperbarui: 15 Agustus 2024   11:24 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen, atau cerita pendek, adalah salah satu bentuk karya sastra yang menyajikan kisah atau cerita yang singkat dan padat. Umumnya, cerpen berfokus pada satu peristiwa utama atau konflik, dengan alur yang sederhana dan jumlah tokoh yang terbatas. Cerita dalam cerpen biasanya berpusat pada satu tema dan disampaikan secara langsung tanpa banyak pengembangan latar atau karakter, sehingga dapat diselesaikan dalam sekali baca.

Dalam cerpen, penulis cenderung mengarahkan pembaca pada satu pengalaman emosional atau ide yang kuat, sering kali dengan akhir yang mengejutkan atau memberikan kesan mendalam. Karena sifatnya yang singkat, cerpen lebih menekankan pada kekuatan narasi dan kejelasan pesan dibandingkan dengan pengembangan cerita yang kompleks.

Cerpen sering digunakan sebagai medium untuk menyampaikan ide, kritik sosial, atau refleksi terhadap kehidupan sehari-hari. Meskipun singkat,

Contoh Cerpen Fiksi

Judul: "Di Balik Senja Kota Tua"

Pengenalan

Kota tua itu selalu dipenuhi oleh senja yang merah jingga, seolah-olah menutupi setiap sudutnya dengan selimut nostalgia. Di antara bangunan tua yang mulai retak, berdirilah sebuah kafe kecil bernama "Kopi Kenangan." Di sinilah setiap senja, Aksara, seorang penulis muda, selalu duduk di sudut yang sama, mengamati dunia dari balik jendela besar yang menghadap ke jalan.

Konflik

Aksara bukanlah penulis terkenal, namun di kotanya, ia sudah memiliki beberapa penggemar setia yang menantikan ceritanya. Setiap hari, ia mencari inspirasi dari kehidupan yang berlalu di depan matanya---orang-orang dengan cerita yang tak pernah terungkap, kecuali dalam imajinasinya.

Suatu hari, ketika hujan mulai turun bersamaan dengan datangnya senja, seorang gadis masuk ke kafe dengan tergesa-gesa. Ia mengenakan mantel hujan yang basah kuyup dan menghempaskan tubuhnya ke kursi di sudut lain kafe, tak jauh dari tempat Aksara duduk. Mata mereka bertemu sebentar, namun cukup untuk membuat Aksara merasa ada sesuatu yang berbeda dengan gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun