Mohon tunggu...
Achmad Suhawi
Achmad Suhawi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Politisi Pengusaha

MENGUTIP ARTIKEL, Harap Cantumkan Sumbernya....! "It is better to listen to a wise enemy than to seek counsel from a foolish friend." (LEBIH BAIK MENDENGARKAN MUSUH YANG BIJAK DARIPADA MEMINTA NASEHAT DARI TEMAN YANG BODOH)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Relawan Bergerak Menangkan Pemilu Presiden

4 Juni 2024   22:31 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:02 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tetapi ingat, ada perubahan peta partai Koalisi antara Joko Widodo tahun 2014 dengan 2019. Golkar, PPP dan PBB yang sebelumnya menjadi pendukung Prabowo Subianto atau Koalisi Merah Putuh berubah menjadi partai pengusung Joko Widodo -- Ma'ruf Amin dalam pemilu 2019. Dan perolehan suara dari ketiganya adalah 24,652,784 suara sah. Perolehan suara dari ketiga partai mengalami penurun bila dibandingkan dengan raihan pada pemilu tahun 2014 yang berhasil mereka kumpulkan. pada pemilu 2014 ketiga partai berhasil mengumpulkan suara sebanyak 28,415,550 suara. Artinya, total penurunan suara yang dialami oleh ketiga parpol mencapai 3,762,766 suara, dimana secara kolektif sama-sama mengalami penurunan suara.

Jikalau hendak mendiagnosa penurunan perolehan suara dari ketiga partai yang berpindah koalisi di pemilu tahun 2019 yakni: Golkar, PBB dan PPP. Maka perlu melihat situasi yang turut mewarnai dinamika masing-masing partai menjelang pemilu 2019. Golkar baru saja menghadapi konflik internal menjelang Pemilu. Golkar bahkan mengalami pergantian Ketua Umum beberapa kali sepanjang tahun 2015 -- 2019 akibat mengalami perpecahan antara kubu Denpasar pimpinan Aburizal Bakrie dengan kubu Ancol pimpinan HR Agung Laksono. Kedua kubu melakukan rekonsiliasi dengan menggelar Munas (musyawarah nasional) di Denpasar Bali sehingga terpilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum, akan tetapi ia kemudian harus berhadapan dengan masalah hukum sehingga ditetapkan Airlangga Hartarto sebagai Plt Ketua Umum untuk melakukan Munaslub. Dan Munaslub (musyawarah nasional luar biasa) kembali mengukuhkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum secara definitif. Namun prahara kembali menimpa  partai Golkar, Idrus Marham sebagai Sekretaris Jenderal dari tiga ketua Umum Golkar dimana ia sedang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Golkar pimpinan Airlangga Hartarto harus berhadapan dengan masalah hukum. Kondisi ini turut menentukan tidak maksimalnya kinerja Golkar pada pemilu 2019. Bandingkan dengan Hanura sebagai parpol yang telah bergabung KIH pada pemilu 2014, begitu mengalami  konflik internal ia pun terdepak dari parlemen.

Demikian pula dengan PPP, M. Romahurmuziy (Romi) sebagai Ketua Umum dan beberapa elit DPP PPP terkena kasus hukum menjelang pemilu 2019. Romi dikemudian digantikan oleh Suharso Monoarfa sebagai Plt Ketua Umum. Jauh hari sebelumnya telah ada perpecahan antara PPP kubu Djan Faridz sebagai Ketua Umum versi Muktamar Jakarta -- karena Surya Dharma Ali tersandung masalah humkum pada tahun 2014 -- dengan Romahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP versi kubu Muktamar Surabaya. Sedangkan PBB dinahkodai oleh Yusril Ihsa Mahendra menggantikan MS Kaban pada tahun 2015, setelah pemilu 2014.

Peningkatan perolehan suara partai pengusung Capres terpilih tahun 2019 dari Koalisi Indonesia Maju, Jokowi - Ma'ruf, diakumulasi oleh parpol baru. Ada dua parpol baru yang bergabung dalam koalisi menjadi kontestan pemilu, yaitu PSI dan Perindo. Kedua parpol tersebut mampu meraih suara sebanyak 6,388,681. Suara Perindo mencapai 3,738,320 suara sah dan PSI meraih suara sebesar 2,650,361 suara di Pemilu 2019. Walaupun partai pengusung dari Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno ada partai Garuda sebagai kontestan baru, tetapi perolehan suaranya hanya 702,536 suara.

Adapun rincian dari masing-masing partai pengusung Joko Widodo -- Ma'ruf Amin sebagai Pasangan Calon Presiden --Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju pada pemilu 2019 adalah sebagai berikut : PDIP memperoleh 128 kursi DPR RI dengan jumlah suara sebanyak 27,503,961 (19.33 persen); Golkar mengalami penurunan perolehan suara menjadi 85 kursi DPR RI dengan total jumlah suara sah sebesar  17,229,789 (12.31 persen); Berbeda dengan Nasdem yang mampu meningkatkan perolehan suara menjadi 59 kursi dengan total suara sah mencapai 12,661,792 (9,05 persen); PKB mengalami peningkatan menjadi 58 kursi dengan jumlah total suara sah sebesar 13,570,970 (9,69 persen); Sebaliknya, PPP hanya mampu meraih 19 kursi DPR RI dengan jumlah suara sejumlah 6,323,147 (4,52 persen). Selebihnya adalah partai -- partai non parlemen atau tidak memiliki wakil di DPR RI karena tidak lolos Ambang Batas Parlemen (parliamentary threshold). Partai -- partai politik pendukung Joko Widodo -- Ma'ruf Amin yang tidak lolos Parlemen pada pemilu tahun 2019 adalah Hanura, Perindo, PBB, PSI, dan PKPI.

Relawan Bergerak

Pemilu tahun 2024 memberikan gambaran yang lebih utuh atas berbagai inovasi politik pemenangan pilpres melalui Relawan Pemenangan. Jikalau dua pemilu sebelumnya masih berbayang hipotesa bahwa relawan sebagai inovasi politik pemenangan Pilpres memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pemenangan Joko Widodo selama dua periode atau dua kali pemilu. Maka kemenangan Prabowo Subianto -- Gibran Rakabuming Raka di Pilpres tahun 2024 bisa memberikan peta konfigurasi mesin politik sebagai buah kerja dari Partai Pengusung Calon Prensiden dan organisasi relawan pemenangan yang loyal terhadap figur yang diusung. Sebab, ada tiga kontestan pasangan Calon Presiden yang bertanding sehingga dimungkinkan untuk melakukan diferensiasi pilihan tetapi mampu dimenangkan dalam satu kali putaran. Dan tidak ada calon patahana walaupun masing - masing calon sama-sama berkiprah dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo, baik di eksekutif maupun legislatif. Dengan begitu maka relatif mudah untuk melihat kinerja mesin politik pemenangan pemilu tahun 2024.

Hasil Pemilu tahun 2024 ditetapkan dalam Keputusan KPU tentang Penetapan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Tahun 2024. Hasil pemilu terdiri dari perolehan suara di 38 provinsi dan 128 PPLN dengan total surat suara sah sebesar 151.796.631 suara. KPU RI mengumumkan hasil Pilpres pada 20 Maret 2024, walaupun sempat ada sengketa hasil suara di Mahkamah Konstitusi, tetapi berbagai narasi kecurangan yang dihembusan oleh para pendukung Anies Baswedan -- Muhaimin Iskandar (nomor urut 1) dan Ganjar Pranowo -- Mahfud MD (nomor urut 3) terhadap pasangan calon (paslon) nomor urut 2 sebagai pemenang Pilpres yaitu Prabowo Subianto -- Gibran Rakabuming Raka. Akan tetapi, semua tudahan dan narasi yang dihembuskan tidak bisa dibuktikan dengan data yang dapat disajikan oleh tim hukum Pasangan Calon nomor urut 1 dan 3 di sidang Mahkamah Konstitusi. Artinya, tim dari paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 tidak dapat membuktikan tuduhan adanya kecurangan, apalagi bersifat TSM (terstruktur, sistematis, dan massif).  Gugatan terhadap hasil Pilpres yang ditetapkan berdasarkan berita acara KPU Nomor 218/PL.01.08-BA/05/2024 tersebut kandas. Dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dinyatakan sebagai pemenang Pilpres tahun 2024 dengan perolehan suara sebanyak 96,214,691 dari total keseluruhan suara sah yaitu 164,227,475 suara atau memperoleh suara sekitar 58.6% dari total suara sah nasional. Bukan hanya itu, Prabowo - Gibran unggul di 36 Provinsi sehingga bisa  ditetapkan sebagai pemenang pemilu dalam satu kali putaran.

Syarat Pilpres satu putaran tercantum dalam Pasal 416 Ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dikatakan menang Pilpres satu putaran ketika ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara Pemilu dengan 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.

Selain Pilpres, KPU menyampaikan hasil rekapitulasi nasional perolehan suara Pileg 2024. Suara sah Pileg secara nasional tercatat sebanyak 151.796.631 suara yang berasal dari 84 daerah pemilihan (dapil) di 38 provinsi dan 128 PPLN. Ada 8 partai politik yang meraih suara lebih dari 4%, yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PKB, Partai Demokrat, PKS, dan NasDem. Dan perbandingan  perolehan suara dari masing-masing partai antara Pemilu 2019 dengan 2024 adalah sebagai berikut : PDI Perjuangan meraih 25,387,279 suara (16.7%) walaupun masih meraih suara terbanyak tetapi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan capaian pada pemilu 2019 yang meraih 27,053,961 suara (19.33%); Partai Golkar mengalami peningkatan suara dan kursi setelah memperoleh 23,208,654 suara (15.2%)  jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya yang  mendapatkan 17,229,789 suara (12,31%); Partai Gerindra sebagai parpol yang dinahkodai oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengalami peningkatan suara dengan perolehan suara mencapai 20,071,708 suara (13,2%) jika dibandingkan dengan pemilu tahun 2019 yang memperoleh suara 17,594,839 suara (12.57%); Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meraih 16,115,655 suara (10,6%) artinya memperoleh peningkatan suara dari 13,570,097 suara (9.69%) pada pemilu tahun 2019; Partai NasDem mendapat berkah dengan meraih 14,660,516 suara (9.6%) dari pemilu sebelumnya yang telah mengumpulkan 12,661,792 suara (9.05%); Partai Keadilan Sejahtera (PKS) konsisten mengalami peningkatan suara menjadi 12,781,353 suara (8.4%) dari 11,493,663 suara (8.21%); Partai Demokrat jumlah perolehan suara mengalami peningkatan menjadi 11,283,160 suara (7.4%), namun mengalami penurunan prosentasenya, yaitu 10,876,507 suara dari (7.77%) pada pemilu 2019; Partai Amanat Nasional (PAN) mengalami peningkatan suara menjadi 10,984,003 suara (7.2%) dari 9,572,623 suara (6.84%) dalam pemilu sebelumnya.

Selain 8 partai yang dinyatakan lolos Ambang Batas 4% pada pemilu 2024. Ada kontestan pemilu 2024 yang gagal mendapatkan kursi DPR RI yaitu : Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami nasib mengenaskan karena suaranya menjadi 5,878,777 suara (3.8%) dari 6,323,147 suara (4.52%). Penurunan perolehan suara tersebut membuat partai ini terdepak dari Parlemen; Partai Solidaritas Indonesia (PSI) walaupun mengalami peningkatan suara menjadi 4,260,169 suara (2.8%) jika dibandingkan waktu pertama kali ikut pemilu pada tahun 2019, akan tetapi dengan perolehan suara 2,650,361 (1.89%) tetap tidak bisa masuk parlemen; Partai Perindo mengalami penurunan perolehan suara menjadi 1,955,154 suara (1.2%) dari sebelumnya yang mampu meraih 3,738,320 suara (2.67%); Partai Gelora bahkan hanya memperoleh 1,281,991 (0.8%); Partai Hanura terus mengalami penurunan perolehan suara sampai tersisa 1,094,588 suara (0.7%) dari 2,161,507 suara (1.54%) pada pemilu 2019, sehingga tetap terlempar dari Parlemen; Partai Buruh mendapatkan 972,910 suara (0,6%) dan tidak memberikan pernyataan secara lugas untuk mendukung salah satu Capres; Partai Ummat mencapai 642,545 suara (0.4%) serta tidak secara spesifik memberikan dukungan kepada salah satu Calon Presiden; Partai Bulan Bintang (PBB) kinerjanya terus mengalami penurun sehingga hanya sisa 484,486 suara (0.3%) dari suara sebelumnya, yaitu 1,099,848 suara (0.79%); Partai Garuda mengalami penurunan perolehan suara menjadi 406,883 suara (0.2%) dari pemilu sebelumnya yang bisa memperoleh 702,536 suara (0.50%); Dan, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) cuma mengantongi 326,800 suara (0.2%), PKN juga tidak memberikan dukungan secara tegas kepada salah satu Capres. Untuk mempelajari secara menyeluruh mengenai perolehan parpol sejak 2014 lihat Tabel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun