1. Posisikan "Long" Â dengan ujung lebih tinggi dari pada pangkal, ini dikarenakan agar bahan bakar minyak tanah, atau air dan karbit tidak tumpah. Posisikan "Long" Â tidak goyang -goyang.
2. Ada dua alternatif dalam memainkan "Long"
Alternatif pertama:
Masukan minyak tanah kedalam lubang pangkal.
Sulut dengan api pada bagian lubang pangkal dengan alat lidi atau bambu yang dibuat seperti lidi, lalu dihembus untuk mengeluarkan asap. pada tahap awal sebelum minyak tanahnya panas, belum berbunyi. Ulangi menyulut api ke dalam minyak tanah.
Setiap menyulut api akan ada suara dentuman seperti meriam. Semakin panas minyak tanahnya, suaranya semakin keras.
Setelah "Long"nya berbunyi, melalui lubang di pangkalnya dihembus untuk mengeluarkan asap.
Setelah itu menyulut api lagi ke dalam minyak tanah, berbunyi dentuman lagi, ...dst sampai capek.
Alternatif kedua:
Masukkan air ke dalam lubang pangkal lalu masukkan karbit secukupnya, asal bisa masuk ke lubang pangkal. Tunggu sebentar kira kira 25 detik. Sulut dengan api pada bagian lubang pangkal dengan alat lidi atau bambu yang dibuat seperti lidi, langsung akan bunyi dentuman seberti meriam. bunyi dentuman ini lebih keras dari bunyi bila bahannya pakai minyak tanah sebagaimana tersebut di  alternatif pertama.
Gambar "Long" tersebut di bawah iniÂ
Seperti di malam pertama, pelaksanaan tarwih di malam kedua juga sama hanya bedanya puji pujiannya ada variasi supaya tidak bosan. inilah pujian sebagai variasi dimaksud:
Elengo Poro Konco