Mohon tunggu...
Suharyanto
Suharyanto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan Bermanfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar dan Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Covid-19 Memancing Saya Mengenang Ibadah Tarawih dan Lebaran Tempo Dulu (Bagian 2)

24 April 2020   21:50 Diperbarui: 24 April 2020   21:54 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Posisikan "Long"  dengan ujung lebih tinggi dari pada pangkal, ini dikarenakan agar bahan bakar minyak tanah, atau air dan karbit tidak tumpah. Posisikan "Long"  tidak goyang -goyang.
2. Ada dua alternatif dalam memainkan "Long"

Alternatif pertama:
Masukan minyak tanah kedalam lubang pangkal.

Sulut dengan api pada bagian lubang pangkal dengan alat lidi atau bambu yang dibuat seperti lidi, lalu dihembus untuk mengeluarkan asap. pada tahap awal sebelum minyak tanahnya panas, belum berbunyi. Ulangi menyulut api ke dalam minyak tanah.

Setiap menyulut api akan ada suara dentuman seperti meriam. Semakin panas minyak tanahnya, suaranya semakin keras.
Setelah "Long"nya berbunyi, melalui lubang di pangkalnya dihembus untuk mengeluarkan asap.

Setelah itu menyulut api lagi ke dalam minyak tanah, berbunyi dentuman lagi, ...dst sampai capek.

Alternatif kedua:

Masukkan air ke dalam lubang pangkal lalu masukkan karbit secukupnya, asal bisa masuk ke lubang pangkal. Tunggu sebentar kira kira 25 detik. Sulut dengan api pada bagian lubang pangkal dengan alat lidi atau bambu yang dibuat seperti lidi, langsung akan bunyi dentuman seberti meriam. bunyi dentuman ini lebih keras dari bunyi bila bahannya pakai minyak tanah sebagaimana tersebut di  alternatif pertama.

Gambar "Long" tersebut di bawah ini 

jogja.tribunnews.com
jogja.tribunnews.com
Hari pertama buka puasa, menunya tak beda jauh dengan makan malam di hari-hari biasa. bila orang kota suka bilang, puasa malah pengeluaran untuk makan lebih banyak dari pada hari hari biasa karena menu buka puasanya lebih mewah dari hari-hari biasa, itu tidak berlaku untuk kondisi buka puasa di kampung waktu itu. Hal tersebut karena terbatasnya kemampuan ekonomi.

Seperti di malam pertama, pelaksanaan tarwih di malam kedua juga sama hanya bedanya puji pujiannya ada variasi supaya tidak bosan. inilah pujian sebagai variasi dimaksud:

Elengo Poro Konco

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun