Menteri Agama Sempat Terperanjat...
Cing Ato
#GuruInspiratifMadrasah
#GuruBloggerMadrasah
#GuruMTsN5Jakarta
Sabtu, 18 Januari 2025. IKALUIN Jakarta mengadakan acara Reuni Akbar dan Musyawarah Nasional ke-6 bertempat di gedung Alumni Center IKALUIN Pusat.
Hampir seluruh angkatan hadir baik dari UIN masih bernama AIDA dan IAIN. Mereka pun berkumpul sesama angkatan melepas kangen dan rindu. Tentunya penampilan mereka sudah berbeda jauh dibandingkan ketika masi aktif menjadi mahasiswa. Tubuh mereka semakin bertambah maju dan melebar ke samping.
Tamu undangan khusus pun semuanya para alumni UIN Jakarta. Seperti, Menteri Agama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Kehutanan, ketua KPU, Duta Besar untuk Negara Kuwait, Duta Besar untuk Negara Saudi Arabia, dan  juga para profesor dari berbagai perguruan tinggi.
Saya pun hadir di samping sebagai alumni IAIN Jakarta tahun 1995 juga diundang khusus untuk menghadiri launching buku yang ada cerita saya di dalamnya. Kebetulan buku itu berisi tentang  rekam jejak para alumni yang mendapatkan Penganugerahan IKALUIN Award 2022 dan 2024.
Ada 18 sosok penerima IKALUIN Award dengan berbagai latar belakang. Rekam jejak mereka diikat dalam sebuah buku yang berjudul"Dari Ciputat untuk Indonesia" Hampir semua yang mendapatkan Penganugerahan berumur rata-rata 50 tahun ke atas, kecuali Habib Husein Ja'far Alhaidar dari kalangan anak muda yang berpengaruh.
Perhelatan digelar dengan sederhana hanya menggunakan tenda dan menempati tanah kosong yang bersebelahan dengan Gedung Center IKALUIN Pusat. Tentunya agar para alumni mengetahui rumah singgahnya di saat mereka datang ke kampus tercinta.
Dalam kesempatan itu pak menteri Agama memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara Reuni dan Musyawarah Nasional ke-6 IKALUIN Jakarta. Di sela-sela sambutan ada yang menarik dari paparan pak menteri Agama. Beliau menceritakan bagaimana perjuangannya yang sangat luar biasa dalam merubah status IAIN menjadi UIN pada saat beliau menjadi pejabat di lingkungan IAIN pada saat itu.
Beliau mengatakan bahwa pengajuannya sempat ditolak oleh Gus Dur (Presiden pada saat itu), namun kelihaiannya berdiplomasi akhirnya gusdur menandatangani proposal dengan lampiran setebal 3000 halaman. Tidak berhenti disitu saja beliau sempat mengejar pejabat hingga ke bandara dengan mengendarai motor bersama tukang ojek. Kini jerih payah beliau bisa disaksikan. UIN Jakarta menjadi Kampus yang megah dan indah dipandang mata.