"Bukan, saya kena penyakit GBS atau kelumpuhan seluruh syaraf tubuh," jawab saya.
"Sudah, berapa tahun Bang?" Tanyanya lagi.
"Alhamdulillah, bulan Juli ini 6 tahun."
"Hah...6 tahun," ia sedikit kaget
"Iya, dahulu satu tahun tubuh saya tidak bergerak, makan lewat selang hampir 18 bulan, sementara leher dilubangi untuk memasang alat trakeastomi, dan tubuh ini hanya tinggal tulang berbalut kulit," jelas penulis.
Penulis melihat ada mendung di wajahya dan suaranya mulai parau.Â
"Ya, Allah Bang waktu saya jatuh stroke, sepertinya ujian ini berat banget, sampai saya tak mampu menatap langit, malu kalau melihat orang. Pokoknya berat banget yang saya hadapi. Namum, mendengar cerita bagaimana Abang menghadapi penyakit hingga kini, saya jadi terharu. Ternyata saya belum seberapa dibandingkan dengan Abang. Â Saya jadi terinspirasi dan termotivasi. Terus Bang, apa yang membuat Abang tegar dalam menghadapi penyakit ini?"Ia pun terus menangis saking terharunya.
"Saya menerima apa yang telah diputuskan oleh yang Maha Kuasa. Saya nikmati saja. Saya belajar dari Nabi Ayub as. Penyakit saya tidak seberapa dibandingkan Nabi Ayub as."
"Iya, Bang..."
"Jadi, nikmati saja tapi terus berusaha untuk kesembuhan. Terus berpikir positif, karena semua kesembuhan datangnya dari pikiran kita. Maka, afirmasi diri kita untuk sembuh. Dahulu saya afirmasi diri saya dengan kalimat "Suharto pasti sembuh dan tetap semangat"."
"Oh, jadi kembali kepada pikiran kita."