Jangan Mengeluh Perbanyaklah Bersyukur
Cing Ato
#kisahinspiratif
Al-kisah, diceritakan ada seorang pangeran dengan seorang pengawal. Kebetulan beliau berdua adalah berteman sejak kecil. Sejak kecil beliau selalu main berdua hingga beliau berdua dewasa. Pengawal sekaligus temannya itu selalu mengurusi keperluan sang pangeran.
Suatu hari beliau berdua berburu hewan liar di hutan belantara. Berangkatlah beliau berdua hingga masuk ke tengah hutan. Ketika pengawal itu mempersiapkan senjata untuk sang pangeran. Tiba-tiba tak disengaja jarinya menyentuh pelatuk senjata, melesatlah sebutir peluru dari senjata lalu mengenai jari sang pangeran hingga dua jarinya putus.
Sang pangeran mengerang kesakitan sambil memegang jarinya yang berlumuran darah. Pengawal menghampiri tetapi dihardik. Sang pangeran murka dan tidak memaafkan atas kelalaian pengawalnya, selanjutnya pengawal dipenjara di dalam penjara istana.
Seiring bergulirnya waktu, berubahnya musim, seiring itu pula kedua jari sang pangeran sembuh, namun menjadi cacat/hilang separuh. Sang pangeran melanjutkan kebiasaan berburunya lagi. Kali ini beliau pergi berburu tanpa didampingi oleh siapapun. Berangkatlah beliau dengan persiapan atau bekal yang cukup. Sampailah beliau ke tengah hutan lebat. Ketika beliau hendak memburu binatang yang sedang asyik merumput, tiba-tiba beliau terkepung oleh sekelompok manusia penghuni hutan. Beliau ditangkap lalu diikat dan dibawah ke komunitas penghuni hutan. Sang Pangeran pun ditaruh di dalam kerangkeng.Â
Suatu hari ketua kelompok ingin mengadakan persembahan untuk dewa kepercayaan mereka. Biasanya mereka mengadakan persembahan seorang manusia. Maka, ketua kelompok penghuni hutan memerintahkan bawahannya untuk mempersiapkan acara persembahan. Sebelum persembahan dilakukan korbannya itu diperiksa terlebih dahulu. Diperiksalah sang pengeran, mulai ujung rambut hingga ujung jari kaki. Ketika mereka memeriksa tangan pangeran, terlihatlah dua jari tangan pangeran tidak sempurna. Karena tumbal untuk persembahan harus sempurna fisiknya sementara sang pangeran cacat, maka terbebaslah pangeran dari kematian. Sang pangeran akhirnya dilepaskan.
Sambil lari menjauh dari kelompok manusia penghuni hutan. Sang pangeran berucap"Alhamdulillah, bagus jariku putus, kalau tidak, aku sudah dijadikan tumbal sesembahan." Barulah sang pangeran tersadar, bahwa apa yang selama ini beliau keluhkan ternyata menyelamatkan nyawanya.
Sesampainya di istana sang pangeran langsung menuju penjara di mana si pengawal meringkuk di dalamnya. Beliau langsung membuka pintu dan menemui pengawal.
     "Aku pinta maaf karena aku memenjarakanmu dan aku berterimakasih atas apa yang kamu perbuat dengan jariku ini," ucap sang pangeran.
Pengawal agak sedikit bingung dengan apa yang sedang terjadi dihadapannya, karena tiba-tiba sang pangeran minta maaf dan berterima kasih. Karena penasaran pengawal balik bertanya:Â
    "Kenapa pangeran minta maaf dan berterima kasih kepada saya?"Â
    "Aku pinta maaf karena memanjarakanmu dan aku berterimakasih karena bersebab kamu  jariku putus, sehingga ketika aku tertangkap oleh kelompok penghuni hutan, karena jariku putus aku  terbebas dari korban tumbal."
     "Akupun berterima kasih kepada  pangeran karena memenjarakan aku di sini."
     "Kenapa kamu berterima kasih?"
     "Karena kalau aku tidak dipenjara tentunya aku pasti ikut mendampingimu berburu, otomatis yang akan dikorbankan pasti aku pangeran, karena jariku sempurna."
 Akhirnya beliau berdua berpelukan dan menyukuri apa yang telah terjadi atas dirinya.
Dari kisah ini tentang jangan mengeluh dengan apa yang telah terjadi pada setiap diri, bisa kita jadikan pelajaran dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
Betapa banyak dari kita yang selalu mengeluh dan berburuk sangka terhadap apa yang Allah berikan. Terkadang kita sering menyalahkan keadaan dan bahkan Allah menjadi sasaran amarah. Padahal kita tidak tahu bahwa  dibalik apa yang terjadi, Allah mempunyai maksud baik kepada kita. Sebagai mana yang terjadi pada contoh kisah di atas.
Bukankah Allah telah berfirman dalam kitab sucinya.
    "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," (QS Al-Baqarah: 216).
Demikian hidup ini harus banyak bersyukur terhadap apa yang Allah berikan. Ketika kita pandai bersyukur pasti hidup kita akan tenang, damai, dan bahagia.Â
Semoga bermanfaat
Cakung, 5 Oktober 2023
........
Sumber: Arum Pink kisah inspirasiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H