Aku Larut dalam Mihrab Cintanya Habiburrahman El ShirazyÂ
Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis
Selasa, 12 September 2023 sebagai mana biasa aku datang ke madrasah bersama pagi. Selesai absen Pusaka dan finger print aku langsung meluncur ke tempat spesial ruang UKS. Sejak habis masa cutiku aku masuk kembali ke madrasah untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang pendidik. Oleh madrasah aku ditempatkan di ruang UKS agar jika aku lelah bisa istirahat rebahan. Maklum sejak subuh aku selalu bermesraan dengan kursi roda.
Hari ini aku masuk setelah istirahat pertama, waktu luang ini sering aku gunakan untuk membaca, menulis, dan membuat administrasi. Kali ini sebelum sarapan aku mencoba membaca bagian ke dua novel dari Habiburrahman El shirazy dengan judul Dalam Mihrab Cinta. Hari ini aku baca tuntas dalam satu waktu. Kebetulan hanya 39 halaman. Memang kalau membaca buku cerita paling asik sampai tuntas membaca dalam satu waktu.
Sepertinya kisah ini sudah di filmkan dan kebetulan aku pernah menontonnya di stasiun televisi swasta. Dalam novel ini mengisahkan tentang bagaimana dahsyatnya sebuah fitnah yang berujung sangat merugikan orang yang difitnah. Maka itu, Rasulullah bersabda tentang bagaimana dahsyatnya efek dari fitnah."Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan." Fitnah ada di mana -mana. Bahkan, di sebuah pesantren pun tak lepas dari fitnah.Â
Habiburrahman menggambarkan sebuah pesantren yang di dalamnya ada fitnah. Sementara ia menggambarkan bagaimana orang di sekelilingnya tertipu oleh fitnah. Bukan saja di lingkungan pesantren bahkan keluarga orang yang difitnah pun termakan pula.
Terus bagaimana dengan kondisi psikis orang yang difitnah. Tentunya serba kemungkinan, mungkin tetap baik lagi tegar dan mungkin hancur. Itulah kehidupan penuh misteri dan lika-liku. Namun, jika kuat menghadapinya. Kebenaran lambat-laun akan terungkap sesuai dengan skenario Sang Maha kuasa.
Begitulah yang dialami Syamsul di pondok pesantren. Ia difitnah oleh Burhan teman santrinya. Burhan menjebak Syamsul untuk mengambilkan uang di lemarinya. Kebetulan sudah beberapa hari uang para santri banyak yang hilang dan malingnya belum bisa tertangkap. Sebenarnya semua itu ulah Burhan dalam rangka menghilangkan jejak perbuatannya.
Dibuatlah skanario yang membuat orang percaya akan skanario Burhan. Syamsul akhirnya dihukum dengan cara digunduli kepalanya dan diberhentikan dengan tidak hormat. Semua menyalahkan Syamsul termasuk keluarganya.Â
Tak satupun keluarga iba apa yang terjadi dengan Syamsul. Bahkan, pembelaan terhadap tuduhan itu tak ditanggapi oleh keluarganya. Akhirnya ia nekat meninggalkan rumah dan mengambil uang adiknya untuk bekal di jalan. Ia berkelana dari masjid yang satu ke masjid yang lainnya. Pekerjaan tak kunjung didapati, sementara bekal sudah habis. Dengan terpaksa ia nekat mencopet yang pada akhirnya ia masuk bui. Dari bui inilah ia mendapatkan pelajaran teknik mencopet dari gerombolan copet yang bersamanya di dalam bui.
Lepas dari bui karena ia nyogok aparat bui. Nyogok ini pun didapatkan dari para pencopet di dalam bui. Ia meminjam uang adiknya untuk menyogok sipir buian. Secara kebetulan adiknya Nadia menjenguk beliau. Nadia hanya ingin memastikan apakah benar kakaknya dipenjara. Awalnya Nadia kecewa. Namun, setelah diberi pengertian Ia memahaminya.
Syamsul berkelana lagi dan mencopet lagi karena terpaksa. Namun, pada akhirnya dikembalikan lagi setelah ia mempunyai uang. Ada satu dompet yang menjadi perhatiannya, karena dibalik dompet terdapat foto seorang yang telah menzaliminya. Dompet itu milik seorang wanita cantik dan tazir.Â
Akhirnya Syamsul membuat skanario bagaimana caranya agar Burhan tidak berhubungan dengan wanita cantik nan tazir itu. Sebenarnya Syamsul balas dendam namun, juga ingin menyelamatkan wanita cantik itu dari kezaliman dan kelicikan Burhan.
Berdasarkan pengetahuan dari pencopet. Syamsul menjalani misinya. Beliau tidak langsung mendatangi rumah cantik itu. Tetapi, ia mendatangi rumah tetangga wanita cantik itu.
Kebetulan rumah no 17 sedang mencari seorang guru ngaji. Sementara gadis cantik yang bernama Selvie itu no 19. Di pintu gerbang perumahan dijaga ketat seorang security. Agar Samsul bisa masuk Syamsul membuka helem dan kepala memakai kopiah haji. Security menganggap Syamsul seorang guru ngaji yang sedang dicari oleh rumah no 17. Syamsul datang tepat waktu dan akhirnya diterima menjadi guru privat. Beliau akrab dengan bapaknya si putri itu hingga sering salat berjamaah di masjid perumahan itu. Syamsul pun didaulat untuk menjadi seorang imam.
Singkat cerita Syamsul berkenalan dengan orang tua dari gadis cantik nan tazir itu. Tidak mau membuang waktu beliau membongkar calon yang akan dijadikan menantu. Akhirnya terbongkar rahasia si Burhan. Begitu juga Burhan dikeluarkan dari pondok karena mencuri. Fitnah yang pernah dialamatkan ke Syamsul akhirnya terkuak. Pengurus pondok pun menyesali perbuatannya mengusir Syamsul dari pondok. Orang tuanya marah akibat kesalahan pondok. Pondok dan keluarganya hendak ke mana mencari Syamsul untuk meminta maaf.
Sementara Syamsul mendapatkan tawaran untuk memberikan tausiyah pagi di sebuah televisi swasta. Syamsul memberikan kabar melalui adiknya agar keluarganya untuk melihat tayangan televisi swasta pada acara tausiyah pagi pada bulan Ramadan.
Begitu juga Syamsul dengan nama belakang memberikan kabar kepada pondoknya agar semua pengurus dan santri untuk melihat televisi swasta, karena ada salah satu alumninya tampil di acara tausiyah pagi Ramadan.
Selesai sudah episode perjalanan Syamsul membuktikan sesuatu saat yang benar adalah benar adanya walau harus melalui kerikil-kerikil tajam.
Habiburrahman El Shirazy sangat afik dalam membuat alur cerita sehingga aku sendiri ikut hanyut merasakan bagaimana perasaan Syamsul ketika di fitnah oleh Burhan.
Bagaimana selanjutnya perjalanan Syamsul, apakah ia akan mempersunting wanita cantik dan tazir itu? Ikutilah episode berikutnya kata Habiburrahman El Shirazy.
Demikian novel dalam mihrab cinta, bisa kita jadikan sebuah pembelajaran dalam mengarungi samudera kehidupan
 ini.Â
Cilincing, 12 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H