Menulis itu repleksi terdalam dari diri sendiri. Artinya kita tidak perlu melihat keluar, cukup mulai mengangkat apa yang ada dalam diri kita terlebih dahulu. Karena banyak ide-ide  brilian yang perlu diangkat dalam sebuah tulisan. Misal, novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna, merupakan sebuah repleksi diri.
2. Menulis bisa tembus kalangan. Ternyata buku karya beliau tembus ke berbagai kalangan, baik akademisi, praktisi, dan kalangan lain. Mereka bisa mengapresiasikan lucu-lucu. Contohnya di Binus: menggubah lagu dari novel anak rantau.
3. Intelektual property ( IP). Buku yang kita tulis itu menjadi sebuah property. Misal, ketika kita punya sebuah rumah, maka rumah itu bisa kita sewakan. Ketika, yang menyewa selesai, tetap rumah itu milik kita. Dan rumah itu juga bisa dijual.
Begitu juga buku yang kita tulis merupakan intelektual property yang bisa kita sewakan. Contoh, ketika buku Negeri 5 Menara disewa oleh sebuah perusahaan film. Setelah selesai pembuatan film, buku itu bisa kita tarik kembali. Buku tetap milik kita selanjutnya bisa kita sewakan lagi kepada instansi lainnya.
B. Mencari Ide Menulis
Kenapa harus pusing -pusing mencari ide menulis. Carilah ide yang terdekat, yang kita kenal, peduli, familiar, dan tahu.
Beliau memberikan 10 contoh mencari ide menulis. Beliau mengatakan ini hanya sekedar kunci pembuka selanjutnya bisa ditambah sesuai kebutuhan.
1. Buat silsilah atau pohon keluarga. Bisa keluarga kita sendiri atau keluarga karakter yang akan kita angkat dalam tulisan. Biasanya ada tambahan ide dari silsilah.
2. Buat denah sederhana rumah atau tempat penting dalam hidup. Ketika kita Menulis pengalaman pribadi ada tempat yang terpenting dalam hidup kita. Terkadang akan timbul-timbul ide baru.
3. Gambarkan sebuah kenangan masa kecil di sebuah tempat spesifik di rumah atau sekolah.
4. Tulis kenangan terlucu. Pasti ada peristiwa dalam hidup ini yang membuat lucu dan hal itu bisa dijadikan sumber ide.