Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bercermin kepada Istri Nabi Ayub as, Bagaimana Ia Bersikap ketika Suami dalam Ketidakberdayaan

31 Juli 2023   10:15 Diperbarui: 31 Juli 2023   10:22 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bercermin kepada Istri Nabi Ayub as, Bagaimana Ia Bersikap ketika Suami dalam Ketidakberdayaan.

Cing Ato

#SarapanPagidenganMenulis

Sering kita mendengar ungkapan seperti ini "Di balik Kesuksesan Seorang Suami, Ada Seorang Wanita yang Hebat" penulis mencoba membuat ungkapan yang agak mirip "Di balik Kesehatan Suami, Ada Istri yang Hebat" lebih kurangnya seperti itu.

Ketika penulis sedang terbaring sakit di tempat tidur banyak para teman datang menjenguk. Ada saja cerita dari para teman tentang perlakuan seorang istri terhadap suami yang sedang sakit tak berdaya.

Ada seorang istri yang meninggalkan suami, karena penyakit suami yang tak kunjung sembuh. Seperti ada seorang tukang bakso yang tersiram air bakso bagian kakinya. Karena kurang perawatan, kesehatan tukang bakso semakin memburuk, sehingga tukang bakso tidak bisa beraktivitas sebagaimana biasanya. Karena tak kunjung sembuh sementara ekonomi tidak ada pemasukan, istrinya meninggalkan suami begitu saja.  

Suatu hari seorang teman berkunjung ke tukang bakso itu. Kebetulan teman itu masih ada hubungan famili. Sontak teman kaget melihat kondisi tukang baso itu, lalu beliau membawanya ke rumah sakit untuk berobat.

Ada lagi di kampung penulis, ada dua suami yang ditinggalkan istri disebabkan penyakit yang diderita. Satu orang yang diserahkan ke orang tuanya dan tak berapa lama meninggal. Sementara, satu lagi penulis saksikan dengan mata kepala sendiri. Beliau berkeliaran dan terkadang tidur di musala, karena tidak ada sanak famili. 

Penulis mengetahui beliau dari orang lain yang berkata kepada penulis. 

             "Itu dia ditinggal oleh istrinya" ucap teman sambil mengendarai mobil. 

             "Oh, begitu," timpalku.

Kebetulan penulis kenal dengan beliau. Waktu penulis sehat sering bertemu beliau di masjid.

Cerita-cerita semacam ini disetiap daerah pasti ada. Kesetiaan seorang istri luntur akibat dari tidak berfungsinya suami sebagai kepala keluarga. 

Memang untuk melihat seberapa besar kesetiaan seorang istri, bisa dilihat ketika seorang suami sedang terkena musibah/sakit. Apakah ia setia merawat suami atau meninggalkan suami di tengah ketidak berdayaan.

Biasanya suami ditinggalkan istri tidak jauh dari masalah ekonomi. Otomatis bagi suami yang tidak mempunyai penghasilan tetap, ketika suami sakit tidak ada pemasukan. Sementara, makan dan perobatan tidak bisa ditunda. 

Kebingungan seorang istri sering terjadi jika menghadapi permasalahan seperti ini. Sementara si istri tidak punya penghasilan dan selama ini semuanya tergantung kepada penghasilan suami. di tambah enggannya si istri untuk melakukan sesuatu yang sekiranya dapat menghasilkan sesuatu.

Sebenarnya pada kondisi semacam inilah saatnya istri menunjukkan totalitas kesetiaan kepada suami. 

Mungkin kita bisa belajar kepada istri Nabi Ayub as. Bagaimana sikap beliau ketika menghadapi ujian cukup berat yang dialami oleh suaminya. Suaminya sakit parah, mungkin belum ada tandingannya dalam sejarah. Sampai -sampai Nabi Ayub as di usir dan di Asingkan ke suatu tempat yang jauh dari pemukiman. Apakah istrinya membiarkannya? Beliau sangat setia, beliau yang mengurusi semua kebutuhan suaminya. Beliau yang mencari pekerjaan, sampai -sampai ia menjual rambutnya untuk membeli makanan untuk suaminya.

Kesetiaan beliau kepada suaminya mendapatkan apresiasi dari Allah. Allah berikan kesembuhan kepada Nabi Ayub as. Bukan saja kesembuhan tetapi, Allah ganti rupa Nabi Ayub dengan rupa wajah yang rupawan dan tubuh yang kekar. Sehingga ketika beliau hendak mengunjungi Nabi Ayub, beliau tidak mengenalinya. 

Begitu juga yang terjadi pada diri penulis.

Ketika penulis sakit ada seorang yang sangat setia dan selalu mendampingiku disetiap saat. Bukan saja beliau merawat penulis . Tetapi, beliau juga menghendel seluruh kebutuhan keluarga. 

Istri luar biasa itu yang pantas penulis ucapkan untuk istri tercinta. Bukan saja ucapan luar biasa dari penulis. Tapi, hampir setiap orang mengatakan seperti itu.

Tentunya ucapan itu keluar bukan tanpa sebab. Bagaimana pada saat itu penulis tidak bergerak seluruh tubuh dalam kurun waktu yang cukup lama. Dengan kesabaran beliau, penulis bisa bangkit kembali. Dari situlah mereka melihat kesabaran dan ketegaran dari seorang istri.

Bahkan seorang teman wanita penulis berujar "Andaikan aku yang mengalami, mungkin aku tak akan kuat merawatnya." Jelas sahabat.

Kebangkitanku dari penyakit tentunya tidak lepas dari peran besar seorang istri. 

Demikian apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri ketika, mendapatkan sang suami dalam ketidakberdayaan karena sakit. Tetap setia dan terus berusaha semaksimal mungkin. Pasti ketaatan kepada suami akan berbalas kebaikan. Sebagaimana yang terjadi pada istri 

Nabi Ayub as.

Cilincing, 31 Juli 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun