Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jurus Jitu Menghadapi dan Menjalani Ujian dari Allah

29 Juli 2023   08:14 Diperbarui: 29 Juli 2023   08:20 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurus Jitu Menghadapi dan Menjalani Ujian dari Allah 

Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis

Suatu hari, ketika penulis baru saja menginjakkan kaki lagi di madrasah--setelah tiga semester cuti--untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik. Ada seorang sahabat ibu Hj. Nurkamilah guru mata pelajaran IPA. Beliau sempat melontarkan sebuah perkataan "Cing Ato kamu sabar sekali dalam menghadapi ujian sakit ini" penulis sempat berpikir"benarkah aku sabar". Hal senada pun dilontarkan oleh orang yang sangat dekat denganku dan beliaulah yang merawat disetiap saat dengan penuh kasih sayang, yaitu istriku sendiri.
Sehingga penulis  bertanya kepada istri" Yang benar umi, aku sabar." Istri menjawab "Benar, Ayah tidak pernah mengeluh, tenang, dan bahkan asyik menulis melebihi orang sehat."

Aku pun bertanya kembali kepada diriku " Benarkah aku sabar." Sepertinya aku tidak yakin dari statement istri dan sahabatku. Tapi, beliau berdua ada benarnya, bersebab melihat apa yang terjadi pada diriku. Yang jelas penulis tak pernah mengeluh, pasrah terhadap apa yang Allah berikan, menikmati apa yang terjadi, tetap tertawa ketika ngobrol bersama teman dan tetangga, tetap goyonan dengan teman, mengisi waktu untuk menulis dan berkarya, berbagi ilmu kepada teman-teman.

Bahkan, pada suatu hari adik ipar penulis dari Bogor datang ke rumah untuk melihat kondisi penulis. Beliau datang bersama istri. Ketika istrinya mengajak bercanda, penulis tertawa. Melihat penulis tertawa beliau kaget dan sampai merinding. Beliau tidak menyangka dalam kondisi penulis seperti itu, sempat-sempatnya bisa tertawa. Beliau pun berucap alhamdulillah.

Tentunya semua kembali kepada diri penulis bagaimana menyikapi apa yang terjadi pada diri penulis. Ada beberapa alasan, kenapa penulis bersikap seperti itu. Di antaranya, yaitu:

Pertama, penulis berpandangan bahwa apa yang terjadi dengan penulis adalah buah kasih sayang Allah Swt.

Kasih sayang Allah kepada hambanya tentunya berbagai macam bentuk. Ada yang Allah berikan kekayaan sepanjang hayatnya, Ada yang Allah berikan kemiskinan sepanjang hayatnya. Ada yang Allah berikan kesehatan sepanjang hayatnya, ada yang Allah berikan berupa penyakit yang berkepanjangan, dan tentunya masih banyak cara Allah memberikan kasih sayangnya.

Firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 53.

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Kedua, penulis berpandangan berlandaskan hadits Rasulullah, bahwa sakit yang penulis derita sebagai penggugur dosa-dosa masa lalu. Siapa yang tidak senang kalau dosa-dosa atas kesalahannya Allah hapus sebelum tibanya hari perhitungan Allah.

Rasulullah bersabda:

"Tidak ada sesuatu pun yang menimpa seorang muslim baik berupa kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, gangguan, kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah Ta'ala akan mengampuni dosa-dosanya dengannya." (HR Al-Bukhari, Muslim)

Ketiga, penulis berpandangan bahwa Allah Swt, tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 286.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."

Keempat, setiap peristiwa yang terjadi, pasti ada hikmahnya. Sakit yang penulis alami menjadi perantara penulis untuk bisa menulis dan berkarya.  Dalam menjalani sakit penulis mampu menulis berbagai macam tulisan dan berhasil mengikatnya menjadi sebuah buku. 14 buku berhasil penulis buat, sekarang sedang menyelesaikan dua buku yang insyaallah, tidak berapa lama lagi akan terbit.

Firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 44.

"Sejatinya, tidak ada suatu kejadian pun yang menimpa manusia selain mengandung nilai-nilai kebaikan. Sebab, Allah SWT Maha baik dan hanya memberikan yang terbaik kepada hamba-Nya. Allah SWT tidak pernah zalim kepada hamba-Nya, akan tetapi manusialah yang zalim terhadap dirinya sendiri (QS Yunus [10]: 44).

Demikian bagaimana sikap kita dalam menghadapi dan menjalani ujian yang datangnya dari Allah.

Semoga bermanfaat

Cakung, 29 Juli 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun