Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurus Jitu Membangun Pribadi Teguh Pendirian

22 Mei 2023   21:37 Diperbarui: 22 Mei 2023   21:45 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, percaya diri. Percaya diri merupakan modal pertama dan utama dalam memotivasi diri menjadi insan yang kuat dalam menghadapi ganasnya kehidupan di dunia yang fana ini. Kepercayaan yang tinggi mampu menghalau rintangan yang menghadang ketika kita melakukan sesuatu yang kita tuju. Kepercayaan yang tinggi laksana batu karang di lautan, kokoh, kuat menghadapi gempuran-gempuran hempasan ombak yang terus menerus menerjang. Kepercayaan yang tinggi tidak membuat kita surut ke belakang, maju terus walau panas terik matahari membakar dan walau hujan mengguyur. Tentunya kepercayaan diri sudah terbekali pengetahuan yang mumpuni dan latihan yang maksimal.

Kedua, abaikan perkataan orang lain. Dalam melakukan aktifitas sehari-hari kita butuh ketegaran atau keteguhan hati, karena di dalam perjalanan banyak duri-duri kehidupan yang siap menusuk kita. Penulis teringat perkataan seorang narasumber ketika mengikuti pelatihan menulis, beliau mengatakan"Apa yang kita lakukan belum tentu semua orang menyukai, benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain." Benar saja apa yang diungkapkan  narasumber kepada penulis. Ketika penulis memposting apa yang penulis lakukan tidak semua sahabat penulis memberikan apresiasi terhadap apa yang penulis lakukan, ada sebagian kecil yang tidak senang bahkan mencibir sebagai bentuk ketidaksukaannya terhadap apa yang penulis peroleh dan lakukan. Penulis biarkan saja sebagaimana ungkapan peribahasa Indonesia "Anjing menggongong kafilah berlalu". Penulis terus berusaha tegar dan terus berkarya. Dan buku yang ada di hadapan Anda adalah karya ketiga penulis. Oleh karena itu jangan surut karena dihina dan dicibir, karena itu bumbu-bumbu penyedap dalam mencapai kesuksesan.

Ketiga, tetap pada pendirian. Ada sebuah cerita anekdok tentang segerombolan katak mengikuti perlombaan menaiki sebuah menara. Ketika perlombaan hendak dimulai banyak suara-suara sumbang yang sampai ke telinganya: cibiran, hinaan, ejekan, perkataan merendahkan, dan perkataan menjatuhkan bertubi-tubi menyerang katak tersebut. Di antara perkataannya "Mana mungkin kamu berhasil, kamu punya modal apa berani bertarung?" Ya, itu di antara sejuta cibiran. Tetapi semua cibiran dia tidak perhatikan bahkan dia tidak terpancing emosi oleh cibiran tersebut, dia terus mengikuti perlombaan, lompatan-demi lompatan dia lakukan, hingga akhirnya dia mencapai garis finish dan menjadi sang juara. Usut-punya usut  ternyata katak itu tuli hingga dia tidak mendengar apa yang orang katakan. Kita ambil pelajaran dari kisah katak tersebut. Jangan terpancing emosi atas hinaan dan cibiran yang dilontarkan orang yang tidak senang terhadap kita, selama apa yang kita lakukan adalah sebuah kebenaran.

Keempat, tetap tegar. Komitmen dan konsisten dalam bersikap kunci sebuah keteguhan diri walaupun hukuman datang bertubi-tubi. Banyak cerita orang-orang yang berpegang teguh dalam mempertahankan keyakinan, mereka tidak goyah sedikitpun walau hukuman dan siksaan menerpa dirinya. Mungkin kita pernah dengar kisah Siti Masitoh, tukang sisir putri raja Fir'aun yang direbus hidup-hidup bersama keempat anaknya dalam mempertahan sebuah keyakinan kepada Allah, Bilal bin Rabah seorang budak yang dijemur di padang pasir di bawah panasnya terik matahari dan dadanya ditindih batu besar dalam mempertahankan keyakinan kepada Allah, Imam Ibnu Hambal beliau disiksa oleh penguasa yang tidak sepaham dengannya, beliau dihukum dan disiksa dalam mempertahankan sebuah keyakinan terhadap kebenaran, Umar Mukhtar mujahid dari Libia beliau dihukum gantung oleh penjajah bangsa Italia karena mempertahankan sebuah keyakinan akan kebenaran, Dan masih banyak contoh tentang keteguhan diri lainya. Mereka tidak menjadi lemah, lesuh dan menyerah lantaran siksaan-siksaan datang bertubi-tubi. Tetapi, mereka menjadi kuat karena mereka mempunyai akses langsung dengan Allah dan mereka senantiasa tegar. Sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah SWT:

            "Tidak ada doa mereka selaian ucapan, Ya, tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat"(QS. Ali Imran: 147-148).

Kelima, sabar. Sabar adalah salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan segala hal, begitu juga dalam mempetahankan ketugahan diri, ketiadaannya sulit seseorang melakukan keteguhan diri. Dari empat jurus di atas kuncinya ada dijurus kelima ini. Tidak ada ketegaran, keteguhan, kekuatan tanpa kesabaran. Keteguhan diri bukan hal yang mudah, banyak orang berguguran, surut ke belakang, lelah, putus asa dalam menghadapi berbagai macam kendala yang dihadapinya. Dalam banyak kasus, awalnya kita mungkin begitu semangat, seminggu kemudian, semangat itu hilang entah ke mana. Mempertahankan teguh pendirian harus menpunyai super ekstra kesabaran. Orang-orang besar yang terlahir ke dunia ini, adalah mereka yang mempunyai kesabaran tingkat tinggi.

Allah SWT, berfirman:

            "Dan beberapa banyak nabi dalam berperang bersama-sama pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah menyukai orang-orang yang sabar."(QS. Ali Imran: 146).

            Demikianlah, jika ada kepercayaan diri, mengabaikan perkataan orang lain, jangan terbawa emosi, tidak goyah dan sabar dalam menjalankan hidup ini. Kita akan mampu menjadi insan yang teguh pendirian , laksana batu karang di lautan, dia kokoh, kuat walau ada hantaman ombak bertubi-tubi dari berbagai  arah, laksana ikan di lautan, dia tetap tawar walaupun di kelilingi air asin, laksana burung elang, dia terbang bebas mengepak sayapnya ke mana saja dia mau tanpa memperdulikan yang lain.  Dan ingat jangan jadikan hidup kita laksana air di daun talas, yang mudah terombang-ambing.

            Jalani hidup apa kata hati kita, tanpa peduli apa kata orang. Orang lain hanya pandai melihat dan bercakap, sementara kita lebih tahu dan merasakan apa yang terjadi pada diri kita. Teguh Pendirian itu harus ada pada setiap kita, jika kita tidak mau diombang-ambingkan dalam kehidupan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun