Perubahan Administrasi Dalam Pengajuan ISBN
Cing Ato
Guru Blogger Madrasah
Semarak literasi di bumi Nusantara ini bak jamur yang sedang tumbuh subur terbukti banyaknya bermunculan perkumpulan menulis diberbagai daerah. Geliat literasi perlu kita berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para literat.
Kini sudah banyak dosen, guru, mahasiswa, siswa, berbagai instansi dan sampai masyarakat umum terlibat dalam gerakan literasi di Nusantara ini.Â
Penulis sendiri sejak tahun 2016 mulai tertarik dengan dunia literasi hingga kini. Penulis berawal dari tidak bisa menyusun kata, kalimat, paragraf, tanda baca, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan tulis-menulis.Â
Kini sedikit banyak mulai bisa menulis hingga tercipta beberapa karya walau menulis dalam kondisi serba keterbatasan sebagai penyintas GBS. Dengan bermodal smartphone penulis menulis hampir setiap hari berupa artikel sederhana. Sudah 11 buku solo ber- ISBN yang penulis hasilkan.
Ada tiga calon buku yang siap diajukan ISBN. Namun, kali ini persyaratan agak sedikit berbeda dengan yang lalu. Sehingga hingga kini belum diajukan. Pernah diajukan buku yang ke-11 prosesnya agak lama. Biasanya hanya dua pekan sudah keluar ISBN. Penulis sering mengecek di akun Perpusnas. Namun, hasilnya tidak ditemukan. Terpaksa penulis hubungi penerbit. Jawabannya hanya diperintahkan untuk bersabar, karena ada kebijakan baru. Baru satu pekan penulis menghubungi penerbit keluar pengajuan ditolak dan harus direvisi terutama pada penomoran halaman pada daftar isi buku. Setelah direvisi dan diajukan kembali akhirnya pekan depan sudah keluar ISBN-nya.
Selanjutnya penulis kirim pengajuan buku yang ke-12 dengan judul "Menulis di Kala Sakit" buku ini tentunya sebagai branding penulis, karena sepuluh karya yang berhasil penulis terbitkan ditulisnya dalam kondisi sakit dan juga sebagai judul ketika memberikan materi di komunitas belajar menulis sebagai seorang motivator.
Namun, pada pengajuan kali ini ditolak, kebetulan ada tiga orang yang mengajukan. Ada peraturan baru yang harus dipenuhi oleh penerbit maupun penulis. Sehingga sampai kini belum mengajukan lagi. Padahal ada tiga calon buku.