Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesuksesan yang Sebenarnya

24 Agustus 2022   18:52 Diperbarui: 24 Agustus 2022   19:04 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dalam hidup ini, orang tua terlalu bangga dengan karier-karier keduniawian, sementara pendidikan agama sebatas pelengkap. Memandang agama sebatas salat dan bisa baca Al-Quran, sementara pemahaman dan pengaplikasian terhadap nilai-nilai keagamaan masih sangat kurang. 

Jangan salahkan anak, jika terjadi seperti kisah di atas. Berhasil dalam dalam bidang keilmuan, tapi gagal dalam bidang sosial, apalagi bidang keagamaan. Hanya ingin mengejar dunia mereka enggan melihat dan menemui orang tuannya dari sakitnya sampai meninggalnya. 

Memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak sebuah keharusan, namun jangan pendidikan agama hanya sekedar pelengkap.

Suatu hari seorang ulama di daerah Jawa mempunyai seorang anak yang sedang kuliah kedokteran di Jakarta. Anaknya dipanggil untuk memperdalam keagamaan. Maka jadilah anak tersebut ahli agama dan meneruskan perjuangannya. Ketika ulama itu meninggal, anak-anaknyalah yang menggotong ulama sampai ke pemakaman.

Islam tidak membatasi umatnya hanya konsen dalam bidang keagamaan saja. Tapi semua bidang keilmuan harus dikuasai.

 Dalam mempelajari ilmu ada dua hukum: hukum Fardu ain (bersifat individual) artinya ilmu pengetahuan yang harus dipelajari, seperti ilmu Ushuluddin ( ilmu tentang dasar-dasar keislaman) di antaranya masalah Akidah, Syariah, dan Akhlak. Fardu kifayah (Orang tertentu) ilmu pengetahuan yang hanya orang-orang tertentu mempelajarinya. Seperti ilmu kedokteran, kemaritiman, antariksa, dan lain-lainnya.

Demikian kesuksesan itu bukan seberapa tinggi kita memberikan pendidikan atau seberapa besar anak-anak mendapatkan jabatan penting. Tetapi kesuksesan itu adalah seberapa besar kita mendapatkan kebahagiaan dari apa yang pernah kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun