Ada contoh tulisan beliau:
Saat saya sedang tidur, Anak Mbarep ternyata sudah ada di dekat tempat saya tidur. Ia bernyanyi atau apalah dengan pelan. Jelas, tujuannya agar saya bangun. Saya meliriknya, lalu mata kembali terpejam. Tetapi dia tidak menyerah. Dia terus saja bernyanyi dengan pelan. Saya tanya apa maunya. Ternyata ia mengajak ke Trenggalek kota. Ya sudah, saya suruh dia mandi dan bersiap-siap. "Shalat ashar sekalian ya", kata saya.
 Jam 15.30 kami meluncur. Suasana jalanan sudah terlihat meningkat volumenya. Maklum, ini sudah semakin dekat dengan lebaran. Salah satu agenda kami adalah mengunjungi Green Park; taman kota yang sedang berbenah.Â
 Pertama-tama kami menuju sebuah rumah makan untuk membeli lauk mentah. Digoreng sendiri lebih lezat. Sekalian buat sahur Anak Mbarep. Usai cari lauk menuju sebuah counter game. Stick game rusak plus ngisi program baru.
 Cukup lama di tempat ini karena memilih mainan baru ternyata tidak selalu mudah. Waktu sudah hampir jam 17.00 saat kami mulai meninggalkan counter game yang ada di Gedung NU Trenggalek tersebut. Sebentar lagi magrib menjelang.
Â
Tidak banyak yang bisa kami lakukan selain bersegera pulang. Pergi ke Green Park kami batalkan. Insyaallah lain waktu. Kami kemudian meluncur ke arah alun-alun. Luar biasa, suasana begitu ramai.
Dari arah selatan, di bawah tulisan 'Trenggalek', puluhan anak muda siap dengan aksi selfi. Kami berhenti sebentar, ambil gambar mereka dari kejauhan. Setelah itu kami memutari alun-alun.Â
 Hiruk-pikuk orang ngabuburit sungguh terasa. Di depan Pendopo, arus kendaraan tersendat. Ada dua tenda yang menggelar pertunjukan. Kalau tidak salah dari SMAN 1 Trenggalek dari dari sebuah perusahaan rokok. Sebenarnya ingin mengambil gambar, tetapi kondisi tidak memungkinkan.Â
 Begitulah, kami pun terseret arus keluar dari jebakan acara. Kami pun meluncur pulang. Magrib sudah menjelang.Â
 Ini catatan soreku. Mana catatanmu?Â