JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
OLEH SUHARNI
"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."
(Ki Hajar Dewantara)
Assalamu'alaikum warahmatullaohi wabarakatuh
Salam dan bahagia Bapak/Ibu guru hebat di seluruh tanah air Indonesia.
Saya Suharni Calon Guru Penggerak Angkatan 8 dari SMAN 1 Negerikaton Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Dalam kesempatan ini saya ingin menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi.
Dalam proses pembelajaran setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman murid baik dalam hal latar belakang keluarga, ekonomi, kemampuan atau kompetensi, karakter, dan berbagai hal yang banyak sekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu.
Sebagai salah satu contoh, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus bisa mengkondisikan kelas agar tetap berlangsung kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru.
Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid.
Pada pembuatan jurnal refleksi ini saya menggunakan metode 4F (Facts (peristiwa), Feelings (Perasaan), Findings (Pembelajaran), Future(Penerapan)).
FACTS (PERISTIWA)
- Pembelajaran modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi dimulai dengan kegiatan pre test yang dilaksanakan tanggal 21 juli 2023. Setelah pre test dilanjutkan dengan kegiatan mulai dari diri, dalam kegiatan tersebut saya diminta untuk menjelaskan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas serta tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
- Pada tanggal 21 Juli 2023 saya mengikuti lokakarya 2 yang bertempat di Institiut Bisnis dan Teknologi Diniyyah Lampung (INSTIDLA) yang berlokasi di Negeri Sakti , Pesawaran-Lampung.
- Kegiatan selanjutnya adalah eksplorasi konsep. Dalam eksplorasi konsep saya membuat diagram frayer yang berisi pemahaman saya mengenai pembelajaran berdiferensiasi.
- Setelah eksplorasi konsep, kegiatan berikutnya adalah ruang kolaborasi secara tatap maya yang diikuti oleh CGP dan didampingi  oleh Bapak Sugi Hartono dan Ibu Wahyuni sebagai PP. kegiatan ini di pandu oleh Ibu Ida Rita Sumanti selaku Fasilitator. CGP dikelompokkan berdasarkan jenjang sekolah, saya bersama anggota kelompok Bu Entang dan Bu Arni Nadhirah Putri, menganalisis kasus Bu Derana yang mengadakan pembelajaran daring menggunakan metode flip learning. Kami menyimpulkan meski pembelajaran dalam masa pandemi sehingga dilakukan secara daring, akan tetapi Bu Derana mampu melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
- Dalam demonstrasi kontekstual, saya sebagai guru kimia di tingkat SMA membuat RPP pembelajaran berdiferensiasi materi kelas XI IPA tentang kekhasan atom karbon pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon.
- Sesi Elaborasi pemahaman yang dipandu oleh Ibu Ena Herliah selaku instruktur nasional. Pada sesi elaborasi pemahaman ini diikuti oleh CGP Angkatan 8 dan didampingi ole para Pengajar Praktik. Ibu Ena Herliah menjelaskan dengan gamblang menjelaskan mengenai pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
- Kegiatan selanjutnya adalah koneksi antar materi. Dalam kegiatan ini, saya menemukan koneksi semua materi yang telah dipelajari dari modul 1.1, modul 1.2, modul 1.3, modul, modul 1.4, dengan modul 2.1. Dari semua modul tersebut mengacu pada pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.
- Aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi dilakukan di sekolah pada kelas XI IPA.
FEELINGS (PERASAAN)
Saya merasa sangat bersyukur dengan adanya materi-materi yang telah saya dapatkan pada program pendidikan guru penggerak ini karena telah membuka wawasan dan pemahaman saya mengenai pendidikan dan pembelajaran yang mengacu pada pemikiran Ki Hajar Dewantara. Terutama pada materi pembelajaran berdiferensiasi di mana sebagai seorang pendidik, guru harus mampu mengenali dan memahami karakter masing-masing murid dan dapat memberikan pembelajaran sesuai karakter mereka tersebut agar semua anak dengan keberagaman yang ada di kelas tetap mendapatkan akses pengetahuan melalui pemebelajaran berdiferensiasi.
Di modul ini saya mendapatkan banyak ilmu baru yang sangat membantu saya untuk mengembangkan diri dan memperbaiki proses pembelajaran yang saya lakukan. Forum diskusi selama sesi ruang kolaborasi dan elaborasi pemahaman membuat saya semakin memahami mengenai implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Saya berharap dengan mempelajari materi ini, saya akan semakin memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid, menyajikan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid sehingga mereka dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam yang ada pada diri mereka.
FINDINGS (PEMBELAJARAN)
- Pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
- Dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memiliki pertimbangan yang masuk akal seperti tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian yang berkelanjutan.
- Terdapat 3 aspek yang mengkategorikan kebutuhan murid, yakni : kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.
- Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan:
- menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
- menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,
- mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
- menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
Profil belajar murid mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Strategi diferensiasi ada tiga, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Diferensiasi konten merupakan materi atau informasi apa yang akan diajarkan kepada siswa. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, dan profil belajar siswa maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat atau m,ateri pebelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Diferensiasi proses menekankan pada bagaimana siswa dapat memahami atau memaknai apa yang telah dpelajari. Diferensiasi proses bisa dilakukan dengan cara menggunakan kegiatan berjenjang atau bertahap, menyediakan pertanyaan pemandu atau challenge yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat, membuat agenda individual untuk siswa (daftar tugas, limit waktu pengumpulan), mengembangkan kegiatan tang beragam dan tidak monoton.
Diferensiasi produk mengacu pada produk yang dihasilkan sebagai unjuk kerja sesuai dengan kemampuan murid.
FUTURE (PENERAPAN)
Setelah mempelajari modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi ini, saya akan melakukan diagnostic awal untuk memetakan kebutuhan belajar murid menggunakan kuisioner, membaca data nilai rapor semester sebelumnya, atau melakukan wawancara dengan guru yang mengampu mapel terkait sebelumnya atau wawancara dengan murid. Saya juga akan mengimplementasikan embelajaran berdiferensiasi. Saya juga akan sering berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
Demikian jurnal refleksi yang saya buat. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H