Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun best practise ini adalah :
1. Dengan mengamati gambar dan membaca teks bacaan, siswa dapat mengidentifikasi kalimat pada bacaan yang berkaitan dengan makanan yang baik untuk proses pertumbuhan tubuh manusia dengan tepat. (C2)
2. Melalui membaca teks bacaan, siswa dapat mengidentifikasi kalimat pada bacaan yang berkaitan dengan makanan yang baik untuk proses perkembangan tubuh manusia dengan tepat. (C2)
3. Setelah mengamati gambar dan peraga ayam goreng serta makanan ringan, siswa dapat menuliskan alasan mengapa suatu makanan perlu di makan setiap hari atau tidak setiap hari dengan tepat. (P3)
4. Setelah mengamati contoh dan peraga rumah susun penjumlahan, siswa dapat menentukan hasil penjumlahan teknik menyimpan dengan benar. (C3)
5. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari terkait penjumlahan teknik menyimpan dengan benar.
Analisis STAR
Situasi :
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah : Berdasarkan hasil observasi penulis diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah (di bawah KKM) dalam pembelajaran matematika terkait penjumlahan dengan teknik menyimpan. Hasil belajar siswa rendah disebabkan oleh:
- Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered)
- Siswa kurang aktif saat proses pembelajaran
- Guru tidak memakai media atau alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa
- Strategi pembelajaran baik model, metode, bahan ajar belum sesuai dengan karakteristik siswa
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan ? Praktik ini sangat penting untuk dibagikan sebab :
- Sebagian besar guru juga mengalami permasalahanini dalam pembelajarannya, sehingga jika dibagikan dipastikan bermanfaat bagi guru
- Solusi yang diambil adalah Model CTL (Contextual Teaching and Learning) berbantuan alat peraga rumah susun penjumlahan, memungkinkan bagi guru lain untuk mengadopsinya
- Solusi yang diambil adalah Model CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan alat peraga rumah susun penjumlahan memungkinkan terjadi HOTS dan terimplementasikannya TPACK dalam pembelajaran
Model CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang dianjurkan oleh pemerintah dalam dunia pendidikan revolusi industry 4.0 dan merupakan model yang pas karena menghadirkan/membawa benda konkret saat pembelajaran dan siswa juga bisa praktek secara langsung.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
- Melakukan kajian literatur dan wawancara, diskusi, dan refleksi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat terkait dengan permasalahan utama yakni rendahnya hasil belajar siswa yang terbukti dengan hasil ulangan harian mereka yang masih di bawah KKM untuk materi penjumlahan
- Setelah melakuan kajian literatur, mengimpelementasikan hasil kajian ke dalam bentuk perangkat pembelajaran seperti: RPP, Media, LKPD, dll)
- Membuat alat peraga “rumah susun penjumlahan”
- Melaksanakan pembelajaran sekaligus direkam sebagai bahan untuk merefleksi diri
- Hasil refleksi ini dipakai untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya sebagai tindak lanjut.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Adapun tantangan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:
- Siswa belum percaya diri atau masih malu jika diminta maju ke depan kelas untuk mencontohkan penyelesaian soal penjumlahan saat pembelajaran
- Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang direkam
- Sebagian besar peserta didik belum terbiasa menjawab soal berbasis HOTS
- Saat kegiatan diskusi kelompok, ada beberapa siswa yang masih belum paham terhadap instruksi/perintah dalam LKPD masih didominasi anak pintar dalam diskusi kelompok
Siapa saja yang terlibat?
Dalam menghadapi tantangan ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu :
1. Dosen pembimbing dan guru pamong PPG Dalam Jabatan Kategori III Tahun 2023 Universitas Negeri Jember
2. Kepala UPTD SPF SDN Karanganyar 1 Tegalampel
3. Rekan guru di UPTD SPF SDN Karanganyar 1 Tegalampel
4. Siswa kelas 3 di UPTD SPF SDN Karanganyar 1 Tegalampel
Aksi :
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi antara lain :
a) Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas.
b) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas.
c) Penentuan penyebab masalah.
d) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi.
Strategi apa yang digunakan :
a) Guru menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
b) Guru memanfaatkan media pembelajaran berupa alat peraga “Rumah susun penjumlahan” dan media konkret (ayam goreng dan snack) serta gambar makanan 4 sehat 5 sempurna
c) Membuat bahan ajar
d) Membuat LKPD inovatif
Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat?
a) Media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar siswa lebih memahami materi.
b) Siswa terlibat aktif berdiskusi
c) Dalam mengerjakan evaluasi siswa juga sangat antusias dengan baik dan tepat waktu.
d) Perangkat yang digunakan laptop, LCD, Proyektor dan infrared pointer.
Sumber daya yang saya perlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah :
a) Pengetahuan mengenai model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
b) Pemilihan alat peraga yang tepat dan menarik minat siswa
c) Pemilihan media pembelajaran konkret yang sesuai dengan materi pembelajaran
d) Penyusunan bahan ajar dan LKPD yang menarik
e) Penyusunan soal evaluasi yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
f) Menyiapkan peralatan seperti : laptop, LCD proyektor dan infrared pointer.
Refleksi Hasil dan Dampak :
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?
- Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan bersusun dengan teknik menyimpan.
- Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik
- Siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran
- Kolaborasi siswa muncul dalam kegiatan diskusi
- Siswa terlatih dalam menjawab soal HOTS yang diberikan oleh guru.
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Hasil dari rencana aksi yang sudah dilakukan hasilnya efektif. Hal ini diketahui dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung banyak siswa sudah menunjukkan sikap disiplin, percaya diri dan toleransi. Ketiga sikap tersebut sudah membudaya dengan mayoritas siswa menunjukkan sikap yang baik. Hasil analisis asesmen formatif melalui pemberian soal evaluasi. Siswa yang mencapai KKM sejumlah 15 siswa dengan presentase 79 % dan 4 oang siswa masih di bawah KKM dengan presentase 21%. Hal ini menunjukan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ada perbaikan dalam pembelajaran dilihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM. KKM muatan pelajaran matematika adalah 68. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 76.
Dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membantu pendidik memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan mencari solusi.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
- Mulai nampak ada antusiasme teman guru yang menanyakan tentang
- strategi yang saya gunakan dalam pembelajaran. Mereka tertarik untuk mempraktekkannya juga dan merubah cara mengajar yang monoton dengan ceramah menjadi pembelajaran yang lebih menarik dan variative.
2. Keseriusan guru untuk mengubah pembelajaran menjadi lebih berkualitas dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan media yang menarik
- Kepala sekolah memberikan respon positif dengan memberikan saran yang membangun serta semangat untuk terus mengembangkan hal ini
3. Rekan sejawat memberikan respon yang positif terhadap aksi yang saya lakukan dan berkeinginan untuk mengadopsi Model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada kelas dan materi lainnya
4. Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat.
- Mulai nampak ada antusiasme teman guru yang menanyakan tentang
- strategi yang saya gunakan dalam pembelajaran. Mereka tertarik untuk mempraktekkannya juga dan merubah cara mengajar yang monoton dengan ceramah menjadi pembelajaran yang lebih menarik dan variative.
2. Keseriusan guru untuk mengubah pembelajaran menjadi lebih berkualitas
dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan media yang menarik
- Kepala sekolah memberikan respon positif dengan memberikan saran yang membangun serta semangat untuk terus mengembangkan hal ini
3. Rekan sejawat memberikan respon yang positif terhadap aksi yang saya lakukan dan berkeinginan untuk mengadopsi Model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada kelas dan materi lainnya
4. Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat.
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut ? Pembelajaran yang dapat diperoleh dari proses praktik aksi yang telah dilakukan oleh guru adalah
- untuk mendapatkan solusi yang tepat harus didasarkan hasil analisis masalah/diagnosa masalah pembelajaran yang tepat;
2) yakinlah tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan
3) jika masalah diselesaikan sendiri akan menjadi sangat sulit namun ketika dikerjakan dengan dukungan kepala sekolah dan teman sejawat bisa terselesaikan dengan baik
4) model CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
5) media pembelajaran dan alat peraga sangat membantu membangkitkan
semangat/motivasi siswa;
6) Dengan pembelajaran yang berbasis HOTS sangat mendorong siswa berpikir secara kritis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H