Masalah itu diperparah lagi dengan cara perawatan luka yang salah. Ia hanya mengoles luka dengan minyak kelapa, tapi tidak membersihkan area luka yang memungkinkan jaringan di sekitarnya mengalami penyatuan.
Pendek kata, Bapak Andreas belum bisa menjalankan tugas kesehatan keluarga dengan baik. Karena itu, sebagai calon perawat, saya berusaha menerapkan sedikit ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah saya pelajari selama di kampus.
Setelah beberapa hari berinteraksi, saya makin akrab dengan Bapak Andreas. Ia sosok Bapak yang ramah dan penuh canda. Meski sesekali ia mengeluh nyeri pada kakinya, ia tetap banyak bercerita pengalaman yang memancing tawa.
Saya pun memanfaatkan kedekatan hubungan kami itu dengan memberikan sedikit informasi mengenai luka, khususnya perihal perawatan luka. Saya menekankan bahwa luka itu bisa sembuh sendiri, asal kita jaga kondisinya bersih dan harus didukung juga dengan asupan nutrisi yang baik.
Saya kemudian mengajukan diri untuk membersihkan luka tersebut dan ia setuju. Setelah itu, saya berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Saya diberi kesempatan meminjam set peralatan luka di laboratorium kampus dan membeli beberapa bahan yang diperlukan seperti cairan NaCl, kasa, plester, dan sebagainya.
Saat pembersihan luka hari pertama, saya mengeluarkan cukup banyak jaringan mati yang sudah menghitam di sekitar area luka. Selain itu, saya juga menekan-nekan di sekitar area luka agar pus atau nanahnya bisa keluar.
Setelah dibersihkan, saya juga mengingatkan Bapak Andreas agar area luka tidak terkenal oleh material yang kotor supaya tidak terinfeksi. Saya juga mengajak Bapak Andreas untuk banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung protein.
Singkat cerita, selama menjalani masa praktik keperawatan keluarga selama 2 minggu, saya rutin melakukan pembersihan luka. Semakin hari, kondisi lukanya makin membaik; sebelumnya terlihat agak kehitaman berubah menjadi kemerahan. Luka yang merah ini menunjukkan adanya pertumbuhan jaringan baru, ini menjadi tanda baik menuju kesembuhan.
Selain itu, selama membersihkan luka, saya sekalian mengajarkan Bapak Andreas teknik perawatan luka sederhana yang bisa ia kerjakan sendiri. Saya senang ketika menjelang selesai masa praktik, ia telah mampu melakukannya secara mandiri.
Saya kemudian merenung, apa yang saya lakukan tidak hanya merawat luka, tapi juga merawat laku. Saya berkesempatan memengaruhi laku atau perilaku Bapak Andreas sehingga makin peduli pada perawatan luka.
Hingga masa praktik berakhir, kondisi luka Bapak memang belum sempurna. Tapi, warna area luka sudah terlihat memerah. Kondisi seperti itu menunjukkan adanya pertumbuhan jaringan baru; itu tanda baik menuju kesembuhan.